Masa Remaja Kami "Unik"

Assalammualikum ya ahlil steem

Malam memang penuh dengan cerita, bercerita siang pada tengah malam. Manusia beraktifitas pada siang hari menjalani hidup di dunia, ada juga sebagian manusia yang beraktifitas pada malam hari. Pekat malam ini memori dalam otak berselayang pada belasan tahun yang lalu, tahun 2003.

Image Link

Aceh ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai Daerah Darurat Militer, atau lebih dikenal dengan DM. Konflik bersenjata pecah tak terhindar, walaupun Aceh telah mengalami beberapa kali konflik bersenjata. Pada tahun 2003 pada masa Megawati memangku jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia Aceh kembali berkonflik sampai harus dilaksanakan Darurat Militer.

image link

Pada saat itu, kami hanyalah anak sekolah pada umumnya, remaja baru besar yang senangnya bermain-main, gangguin cewek, ngumpul-ngumpul dengan teman dan sebagainya. Namun saat Darurat militer diterapkan Pemerintah Indonesia masa remaja kami semakin menambah "unik".

Kami akrab dengan suara letusan senjata api, bom, rombongan truk (Reo) tentara lewat. Kami juga akrab dengan kabar bahwa disuatu tempat ditemukan mayat tanpa kepala, sampai kamipun akrab pulang sekolah jam 9 pagi lantaran terjadi kontak senjata.

Kami juga remaja transisi, saat Sekolah Dasar kami sempat hafal teks pembukaan Undang-Undang Dasar '45, hafal nama-nama Mentri kabinet Soeharto, kami kenal Harmoko, Moerdiono, dan juga kami selalu diwajibkan menonton film Pengkhianatan G 30 S PKI. Tentu saja kami juga tau kejatuhan Soeharto, kami tau BJ Habibie, Gusdur, kami tau, sangat tau siapa itu si Megawati.

Image link

Sebagai Remaja transisi kami sempat merasakan berkirim surat dengan cewek, hebohnya pager, Wartel, disket yang hanya berkapasitas 1mb, hand phone segede gaban, hingga kartu perdana HP mahal minta ampun.

Ditengah kami bertransisi dari mental masa kanak-kanak ke mental remaja, pemerintah pun bertransisi dari Rezim Orde Baru ke Reformasi, telekomunikasi bertransisi, plus Darurat Militer menyinggahi kehidupan remaja kami.

Masa remaja kami "unik" dan tentu saja kehidupan malam kami juga unik. Saat makan malam bersama keluarga bisa saja kami dengan seketika menghentikan makan malam menjatuhkan diri terlungkup di lantai lantaran letusan senjata api silih berganti. Sampai suara letusan itu tak terdengar lagi di sekitaran rumah kami-pun kembali melanjutkan makan malam.

Suatu waktu kami pulang sangat awal dari sekolah, kami bertemu dengan gerombolan tentara dalam perjalanan, entah perkara apa mereka memanggil kami, di pos mereka yang tak jauh dari jalan, kami disuruh jalan jongkok, kami dibentak-bentak dengan terbodoh-bodoh karena tidak mengerti apa yang dibentaknya, sampai dirumah kami baru tau kalau pos yang kami lewati tadi baru saja diserang GLM oleh GAM. Orang tua kami sudah sangat cemas, sambil mengelus kepala kami yang benjol di ketok helm baja, ibu kami meneteskan air mata.

Image Link

Tak lama setelah kejadian itu pos mereka digantikan oleh satuan Brimob, masa remaja kami kian "unik", setiap pos Brimob itu diserang GAM, maka masyarakat sekitar pos tersebut kian sengsara entah apa pasal dan salah masyarakat, maka berendam di air selokan berbau busuk sudah jatah.

Brimob sangat garang kami sadar itu, saat kontak senjata terjadi mereka biasanya menembak membabi buta tak tentu arah, main tembak saja tanpa memperdulikan akan mengenai masyarakat. Setelah kontak senjata berakhir mereka "hobi" menyiksa masyarakat.

Tentara lain lagi, pagi hari masih bisa bercanda dengan masyarakat berbaur dan bercengkrama, namun saat terjadi kontak senjata mereka berubah 180 drajat. Walau tak sebrutal Brimob namun tetap saja masyarakat menjadi korban.

Image Link

Hingga pos itu digantikan oleh Kopassus, mereka tampak slow, tenang, ramah, dan bermasyarakat. Suatu malam selepas magrib terjadi kontak senjata, salah satu anggota Kopassus tewas tertembus peluru. Mereka tidak diam di pos, mereka mencari dan mengejar si penyerang hingga shubuh membawa tiga onggok mayat. Siang harinya mereka kembali bersikap normal bercanda dan bercengkrama. Masyarakat sangat takut jika Kopassus keluar pos, masyarakat tau persis suara motor RX King "milik" mereka, saat mereka pulang ke pos pasti ada saja onggokan mayat yang mereka bawa, minimal satu onggokan mayat. Masyarakat sangat was-was dan saling bertanya-tanya siapa lagi yang tewas, saat mereka pulang ke pos, pagi hari Mesjid seperti sudah jatahnya mengumumkan ada orang meninggal, tentu saja undangan Samadiah (tahlil) menyertai.

Memaafkan bukan berarti Melupakan. Tidak termaafkan bukan berarti membalas dendam, hanya berserah diri kepada Allah azza wajala yang kami bisa sampai pengadilan Allah mengadili, kami remaja transisi Darurat Militer.

Buruj ck

Satu tetes airmata 8/2/2019

Posted using Partiko Android