The struggle of the boy in making a living (Bilingual)
Berjuang di kota Juang
Sejenak di cafe kota juang saya singgah untuk secangkir kopi nikmat dengan di temani oleh seorang sahabat yang sebelumnya sudah menunggu saya untuk bertemu, jam telah menunjukkan pada pukul 20:40 wib, pengunjung pun mulai berdatangan untuk menikmati segala menu yang nikmat, di tengah keramaian pengunjung dalam sebuah cafe yang kami tempati terlintas seorang bocah berjalan menelusuri dari meja ke meja dengan membawa beberapa makanan yang di tenteng dengan tangan kecilnya, pandangan sang bocah terasa hampa dengan melalui lorong dalam cafe tersebut, dia mengelilingi dari setiap tamu yang ada dalam cafe berharap untuk dagangannya terbeli oleh pengunjung, dagangan sang bocah adalah Kuaci, telor Puyuh, dan kacang, terenyuh perasaan saya melihat bocah sekecil itu menjajakan dagangan dalam sebuah cafe.
A moment later he walked towards us, my eyes always pay attention to his gestures, with a smile he offered his merchandise for us, from the look of his face that looks very tired and then he greeted us, "brother ,, want to buy my merchandise, there quail eggs and some others "and then the little boy put his wares on the table while he took a break, I greeted him with a question that surprised him," how old are you, do not you go to school, where do you use your merchandise money? The boy paused with my question, shortly afterwards he took a breath and replied may you later become a rich sword and able to make your parents happy.
"I am 10 years old, I am still in school and this is merchandise for my school fees and to help my parents". I want to shout as much as possible with that little boy's answer, hold my emotions for a moment after I hear the boy's reply, without question I take a pack of cake and I give him the money with a smile to him, in my little heart says, "Be strong, you must be strong to live this life, may you later become a rich sword and able to make your parents happy.
Sesaat kemudian dia berjalan menuju kearah kami, sorot mata saya selalu memperhatikan gerak geriknya, dengan tersenyum dia menawarkan dagangannya untuk kami, dari raut wajahnya yang kelihatan sangat lelah dan kemudian dia menyapa kami, "Abang,,??? mau beli dagangan saya, ada kacang telor puyuh dan beberapa yang lainnya" kemudian bocah kecil itu menaruh dagangannya di atas meja sambil dia istirahat sejenak, kusambut dia dengan pertanyaan yang mengejutkan dia, "berapa umurmu, apa kamu tidak sekolah lagi, kemana kamu pergunakan uang hasil daganganmu,??" bocah itu terdiam sejenak dengan pertanyaan ku, tak lama setelah itu dia menarik nafas dan menjawab "umur saya 10 tahun, saya masih sekolah dan ini adalah dagangan untuk biaya saya sekolah dan untuk membantu orang tua saya". Ingin saya berteriak sebesar-besarnya dengan jawaban bocah sekecil itu, kutahan emosiku sejenak setelah saya mendengar jawaban dari bocah itu, tanpa pertanyaan lagi saya ambil sebungkus kuaci dan kuberikan dia uang sambil tersenyum kepadanya, dalam hati kecilku berkata, "Kuatlah nak, kamu harus kuat menjalani kehidupan ini, semoga kamu kelak menjadi pedangang yang kaya raya dan sanggup membahagiakan kedua
orang tuamu.
May he be strong and grow up to be a wealthy merchant that will make his parents happy later, that's the prayer I'm praying for the big-hearted boy.
Semoga dia kuat dan tumbuh besar menjadi pedagan kaya raya yang akan membahagiakan kedua orang tuanya nanti, itulah do'a yang kupanjatkan untuk sang bocah yang berjiwa besar.
Betoy ....yang penting usaha
Usaha dan do'a, Insya Allah sukses.
Touch story with spirit live, l love this one @abieikram, awesome job
Thank you brother.., :)