Fragmen Koki Desa

in #photography5 years ago

image

Di Aceh, hampir saban hajatan masyarakat di desa-desa (gampong) berkerja sama untuk menyukseskan kenduri. Baik itu untuk acara kepergian (tahlil) ataupun pesta pernikahan. Dua hajatan tersebut lazim disebut dengan istilah keurija udeep ngon keurija mate.

Setiap kenduri di Aceh menghidangkan makanan. Di acara kematian, bagi siapa saja yang berkunjung dipersilahkan makan di rumah duka. Atau, setelah tahlilan secara serempak makan bersama. Pun sama halnya, di pesta pernikahan.

Secara umum begitu. Dalam perjalanannya memang sudah ada yang berubah, di beberapa tempat, khusus untuk rumah duka hanya sehari, dan disambut dengan air mineral kemasan gelas. Tentu tak ada salah, mungkin, keyakinan ini bertujuan merindukan beban rumah duka. Begitu lazim saya dengar. Keluarga anda bagian mana? Silahkan. Keduanya sama-sama baik.

Hari ini di rumah saya yang masih berduka, memasuki hari ke lima. Jadwal sehabis Jumat, kaum perempuan kampung kami datang bertakziah lengkap dengan tahlil. Maka sedari pagi selesai berbelanja, dapur sudah berasap guna mempersiapkan ini dan itu.

Beberapa laki-laki kertak.. kertuk.. telaten melakukan tugasnya. Ada yang mencuci beras dalam takaran meu-are-are dalam eumpang, ada yang mempersiapkan tungku dengan segala kayu bakar. Asap pun mengepul dengan nyala api yang besar. Mereka lah para koki gampong kami.

image

Ketuanya bernama Bg Lon -sapaan akrabnya-, ia menjadi langganan menjadi orang tersibuk dan terpenting di setiap kenduri di kampung kami, istimewa Dusun Keulayu. Kebetulan, rumahnya bertetangga dengan rumah kami. Selain asap dapur mengepul, asap dari mulutnya juga tak berhenti berhembus.

Baginya, menjadi koki kampung dalam hajatan kenduri besar bukanlah pekerjaan utama. Melainkan sampingan. Bagi siapa saja yang membutuhkan biasanya ia menyempatkan waktu. Bg Lon, memasak di kenduri adalah bagian lain dari pada kontribusi kemasyarakatan.

Gerak-geriknya sudah yang cepat lagi tangkas sudah cukup menggambarkan j terbang yang tinggi. Jemarinya menggantung setengah diudara, menakar dalam komat-kamit, bila tamu sekian maka beras yang harus dimasak adalah bla bla bla.

Tak ada rumus rahasia. Segalanya hanya tentang kebiasaan dan keyakinan serta sugesti, akunya. Saya berbincang ini dan itu. Katanya, ia menjadi koki kampung sudah agak lama. Sekitar tahun 2000, saat itu ia sering diajak temannya yang bernama Bang Man. Dari situlah segalanya bermula.

Bang Man, teman sekaligus gurunya dalam berkoki desa sehari-hari memiliki usaha rumah makan. Sekalipun pada akhirnya tidak lagi. Seiring berjalannya waktu, sakit yang Bang Man derita menjadi asbab ia berpulang kepangkuan-Nya. Selepas Bang Man tiada, barulah Bang Lon menjalani solo karir sebagai koki desa. Bahkan kini, ialah kepalanya.

image

Bagi saya, koki desa merupakan kekayaan kebudayaan Aceh dalam interaksi sosial. Ada post penting yang diisi dan dikonstruksikan atas nama hajat orang banyak; kenduri. Koki sebagai ujung tombak dari setiap acara-acara kemasyarakatan. Semoga saja, mereka langgeng dan tak tergerus zaman.

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70797.92
ETH 3553.00
USDT 1.00
SBD 4.76