Bunga Jagalah Dirimu Jangan Pernah Terlena Dengan Hadirnya Kumbang

Gadis kecil itu ku umpamakan bunga, bunga yang sedang mekar, yang harum semerbak, membangunkan isi bumi, banyak yang menikmati wanginya hingga banyak kumbang ingin menghampirinya. Gadis itu pandai memainkan suara, hingga banyak yang tergoda, lemah gemulai ayu rautnya, banyak jantan terpesona. Memuji oh manis nya rayuan, si bunga rancak banyak yang memuji dan tersenyum bahagia.

Sumber
Senyum merekah seolah sedang bercerita aku sangat bahagia di kelilingi banyak kumbang. Tak ubah bagai bunga yang sedang merekah di padang, kadang diterpa angin tak jarang dihisap kumbang. Sayang! Kumbang bagaikan si pengelana yang singgah hanya untuk mencari madu, ia akan pergi kemana angin membawanya.

Sumber
Oh si bunga terlena penuh harapan, berharap ia akan menjadi tempat singgahan terakhir sang kumbang, pasrah akan kehormatan, hilang wibawa diri, lupa akan pesan dari mereka yang mengasihi, yang ada di ingatan hanya janji manis sang kumbang, yang merayu siang dan malam, angin pun berhembus bersama janji itu, hilang pengharapan dibawa badai nestapa dan kini bunga mulai layu ditinggal kumbang yang tak setia.

Sumber
Mulailah cerita hati yang menyayat luka, terlena membawa nestapa, bungapun meredup layu terkulai, sadarpun datang, menyesal mengapa harus terjadi? Ingin kembali kemasa suci, sungguh ia telah jauh pergi meninggalkan masa kelam yang tak berarti.

Wahai bunga...
Jagalah kesucianmu, jangan terlena dengan hadirnya sikumbang yang hanya berkelana sesaat, bila nanti ada masa, adalah jodoh, bersabarlah untuk masa itu dan yakinlah gadis yang baik untuk dia si lelaki yang baik juwa.