Poetry - Cemas
Lidahku kelu
Setelah menyesap katakata
Tapi telingaku tak tuli
Dan aku belum sampai gagu
Kumuntahkan ribuan puisi
Di atas meja penuh kecemasan
Cemas akan banyaknya rindu
Cinta, luka dan tak acuh
Hai misteri
Kutiupkan ratusan katakata
Untuk memecah tekateki
Puisiku yang mati
Agar kelak
Sajakku terbangun dari mimpi
Dan puisi bersuara lantang
Tanpa dihantui kecemaan
Di setiap puisi yang bermantra sunyi
Aku takut tertelan sampai mati
Lalu aku mati sebagai puisi
Yang terpendam di hatimu
Apa bibirmu mampu berpuisi?
Setelah melihatku mati?
Sebelum kumati, kulumat saja bibirmu
Dan menggetarkan udara sebelum pagi