Virtualisasi Controller Jaringan LAN Openflow (Based Ubuntu Server 14.04 LTS) [Part 4: Last edition]

in #science5 years ago

unsplash.com

Dear Steemian...

Masih dalam pembahasan yang sama pada postingan sebelumnya. Pada kali ini yang akan dibahas ialah hasil penelitian yang telah saya kerjakan pada beberapa waktu lalu. Untuk lebih lengkapnya langsung saja simak pembahasan berikut ini dan semoga dapat menjadi manfaat bagi kita semua.

Analisis Terhadap Jaringan Data

Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4, dapat dilihat bahwa nilai latency tertinggi terletak pada 2 sequence pertama. Grafik yang menunjukkan hasil pengukuran latency tersebut dapat dilihat pada Gambar 14, Gambar 15 dan Gambar 16.

Gambar 14. Grafik perhitungan latency pada percobaan 1

Gambar 15. Grafik perhitungan latency pada percobaan 2

Gambar 16. Grafik perhitungan latency pada percobaan 3

Berdasarkan grafik pada Gambar 14, Gambar 15, dan Gambar 16 dapat dilihat bahwa latency komunikasi pada jaringan data tidak berbeda jauh. Skenario satu digambarkan dengan warna biru, skenario dua warna merah, dan skenario tiga dengan warna hijau. Adapun latency tertinggi terjadi pada awal komunikasi.

Selain karena delay untuk packet-in dan packet-out yang dijelaskan pada sub bab pembahasan sebelumnya, paket baru yang terlihat pada Wireshark adalah Address Resoulution Protocol (ARP), dimana host 1 mengirimkan paket broadcast ARP untuk mencari host 6. Dapat dilihat pada Gambar 17, yang merupakan daftar paket ARP yang muncul dan ditangkap pada lxcbr0 sejak paket ICMP dijalankan.

Gambar 17. Paket ARP pada awal komunikasi jaringan data

Untuk nilai latency terhadap sequence ICMP setelah proses ARP, pada tiap skenario memiliki nilai dibawah 1 ms. Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada standarisasi kelayakan nilai latency pada jaringan LAN. Nilai latency terbaik yang diharapkan tentunya adalah 0 ms. Namun hal tersebut tidak memungkinkan dikarenakan ada faktor sumber datangnya latency, mulai dari delay propagasi sinyal, delay antarmuka jaringan untuk serialisasi, delay pemrosesan jaringan, delay di dalam perangkat dan delay antrian (Kay, 2016). Melihat faktor tersebut dan membandingkan latency pada skenario penelitian mendekati 0 ms, maka penulis melihat trafik cukup baik dan normal.

Grafik pengukuran throughput dapat dilihat pada Gambar 18. Percobaan pengukuran throughput dilakukan sebanyak 10 kali terhadap ketiga skenario penelitian.

Gambar 18. Grafik pengukuran throughput

Pada gambar tersebut dapat dilihat throughput yang diperoleh dari ketiga skenario bervariasi dengan percobaan ketiga skenario setelah dilakukan percobaan sebanyak sepuluh kali dari host 1 ke host 6. Ketika saya mengirimkan paket TCP untuk mengukur throughput melalui iperf dari host 1 ke host 6 , saya menemukan adanya delay berupa TCP retransmisson dan TCP out of order. Seperti pada Gambar 19 dalam skenario 1. TCP retransmission dan TCP out of order terlihat pada komunikasi antara switch dengan controller yang menjadi pusatnya.

Gambar 19. Delay terhadap TCP pada skenario 1

Pada skenario tiga, seluruh instansi controller juga menerima TCP retransmission dan TCP out of order lebih sedikit, dikarenakan fungsi controller telah dibagi sehingga tidak seperti skenario 1 dimana controller melakukan kontrol terhadap seluruh switch. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Delay terhadap TCP pada instansi 3 dalam skenario 3

Peringatan retransmission pada Wireshark muncul ketika Wireshark mendeteksi dua paket data dengan urutan/sequence yang sama. Pengirim akan mengirimkan kembali (retransmit) data tersebut ketika dia tidak menerima acknowledgement dari paket yang dikirimkan dalam jangka waktu yang ditentukan. Sementara peringatan out of order mengindikasikan bahwa Wireshark mendeteksi paket yang bergerak melalui jalur yang tidak tepat. Peringatan ini pada umumnya tidak menjadi masalah, kecuali batas waktu penerima untuk menerima paket out of order tersebut telah lewat (Chappel, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan, tidak ditemukan indikasi lain dari komunikasi data melalui ONOS dan switch, yang berpengaruh terhadap throughput. Throughput yang diterima pada ketiga skenario berada pada rentang 17.7 s/d 22.1 dimana rata-rata throughput dalam sepuluh kali percobaan untuk skenario 1, skenario 2 dan skenario 3 masing-masing adalah 194.5, 193.1 dan 194.5. Berdasarkan data tersebut, penulis melihat throughput tetap stabil dalam keadaan dilakukan virtualisasi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis yang dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Konsep virtualisasi dapat diterapkan dengan baik pada controller dalam jaringan LAN berbasis Openflow yang diemulasikan, dimana komunikasi switch dalam control network dapat dibagi sesuai dengan jumlah instansi yang dibentuk. Trafik data dari switch pada control network tetap berkomunikasi pada instansi controller yang menjadi pusatnya.
  2. Virtualisasi pada jaringan umumnya digunakan untuk optimasi/meningkatkan fungsi manajemen maupun keamanan. Dengan nilai latency dan throughput yang tidak berpengaruh terhadap penambahan jumlah instansi dalam jaringan LAN berbasis Openflow, maka berdasarkan hasil emulasi, konsep virtualisasi tepat untuk diterapkan pada implementasi jaringan tersebut.

DONE...!!!

Wondering How Steemit Works, Read Steemit FAQ?

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.039
BTC 69796.92
ETH 3521.66
USDT 1.00
SBD 4.70