Steem Filantropi Sebagai Solusi Pengelolaan Dana CSR Indonesia

Jika kini dana CSR habis dibelanjakan.maka dengan dukungan blockchain Steem, dana CSR sebesar 12 triliun per tahun tetap utuh namun warga tetap bisa dibantu. Gimana caranya?

Sofyan Wananti, pengusaha yang kini menjadi menjabat Ketua Tim Ahli Wakil Presiden pernah mengatakan bahwa di Indonesia banyak orang kaya dermawan yang bersedia menyisihkan 5 - 10 persen dari keuntungannya untuk mendukung kegiatan sosial.

Disebutkan oleh mantan Ketua Apindo itu, bantuan kegiatan sosial oleh orang kaya dermawan itu disalurkan melalui yayasan yang mereka dirikan sebagai bagian bagian dari Corporate social responsibility (CSR) atau tanggungjawab sosial.

Pernyataan tersebut sudah disampaikan sejak 2014 dan mendapat pewartaan luas media. Saat itu dikabarkan juga bahww Bill Gates pernah datang ke Indonesia untuk mengajak dermawan Indonesia menyumbang dana mereka untuk menopang kegiatan pemberantasan penyakit oleh Indonesia Health Fund. Dikabarkan, dari 8 pengusaha terkumpul uang sebesar US $ 40 juta.

Untuk diketahui potensi dana CSR di Indonesia bisa mencapai 12 triliun per tahun. Sayangnya, pengelolaan dana yang lumayan besar itu masih dililit banyak masalah, seperti soalan manajemen pengelolaan yang belum baik dan akhirnya penyaluran dana CSR jadi tidak tepat sasaran.

Setidaknya, pengakuan itu pernah disampaikan oleh dua menteri. Pada 2015, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise pernah mengaku bahwa dana CSR itu belum terkelola dengan baik. Sedangkan menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno banyak dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikeluarkan oleh perusahaan BUMN masih banyak salah sasaran.

Sebenarnya, masalah-masalah yang melilit CSR dapat dipecahkan dengan efektif dan efisien bila menggunakan teknologi blockchain, khususnya blockchain Steem. Jika 12 triliun per tahun itu diubah menjadi Steem Power maka uang yang ada tidak habis namun tetap bisa membantu berbagai kegiatan sosial yang bisa dilakukan secara terdesentralisasi. Apalagi jika pengumpulan dana CSR dilakukan sekali untuk lima tahun. Jadi ada 60 triliun yang bisa diubah menjadi Steem Power. Berapa Steem yang bisa didapat dengan uang 60 triliun?

Saya kira, cukup dengan menghadirkan satu website CSR Indonesia yang terintegrasi dengan blockchain Steem maka seluruh donasi atau bantuan untuk masyarakat dapat disalurkan melalui mekanisme upvote. Semua project-project yang membutuhkan dukungan dari CSR dapat disampaikan melalui website yang ada. Keuntungannya, publik akan saling melakukan pengawasan terhadap ide, proposal, dan implementasi project.

Jangan seperti sekarang ini dimana banyak perusahaan yang wajib CSR mengaku sudah menyalurkan bantuan namun tidak berdampak baik bagi warga, dan terkadang ada yang mengaku project untuk warga namun kenyataannya milik perusahaan. Hanya saja karena uang CSR tetap utuh dan tidak lagi habis disalurkan seperti saat ini maka sangat penting untuk memperluas kelompok sasaran, termasuk untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan insan seni.

Free Photo Unsplash

Misalnya, komunitas seniman Indonesia memiliki project yang berdampak positif bagi perkembangan ekonomi kreatif Indonesia maka CSR Indonesia akan mendukung karya-karya orisinil dari komunitas seniman Indonesia. Atau, pihak CSR Indonesia bisa juga dengan mendelegasi SP kepada akun komunitas atau kurator seniman untuk mendukung semua karya seni dari insan seniman.

Jadi, jika selama ini dana CSR yang terkumpul habis dibelanjakan untuk membantu masyarakat maka dengan memakai teknologi blockchain Steem maka dana CSR tetap abadi dan bahkan bisa bertambah dan pada saat yang sama bisa terus membantu berbagai lapisan masyarakat. []