Tulisan Dan Tanggung Jawab Penulis : Bukan Artikel Ilmiah 😱😰😨

in #steemit6 years ago (edited)

Steemit Dan Gelagat Interaksi Para "Penulis"


Aha! Menulis! Adalah salah satu hal utama yang membawa orang-orang ke Steemit. Apa yang mendorong orang-orang menulis pada situs-situs blogging? Orang-orang menulis karena ingin melepaskan beban pikiran, ide, pendapat, uneg-uneg, dan sebagainya dalam bentuk tulisan, karena alasan-alasan yang menurut saya sebagai berikut: 1) tidak semua jago berbicara secara verbal; 2) tidak menemukan orang yang tepat untuk diajak berbicara mengenai suatu hal secara langsung; 3) lain-lain; dan memilih melakukannya di situs-situs blogging karena situs-situs blogging bisa membawa tulisannya terbang ke tempat-tempat yang jauh, dan jika dilengkapi dengan fitur media sosial maka akan menawarkan kesempatan untuk menjaring lebih banyak ide, pendapat, pikiran, dan berbagai jenis tanggapan, secara di sana diskusi-diskusi tidak lagi dibatasi sekatan-sekatan geografis.

Kegiatan menulis di Steemit tidak bisa lepas dari kegiatan membaca, itulah salah satu bentuk dari interaksi. Baik yang dibaca itu artikel dari pengguna lain ataupun tanggapan-tanggapan pada artikelnya sendiri atau pun di bawah artikel pengguna lain. Dan di Steemit, yang disebut menulis pun tidak hanya yang berupa artikel, mengomentari sebuah artikel atau membalas sebuah komentar juga dihargai sebagai sebentuk tulisan (blog).

STEEM telah membawa perubahan luar biasa pada kegiatan memblog, dengan menawarkan interaktifitas yang lebih luwes daripada yang ditawarkan situs-situs blogging yang selama ini saya kenal. Selain itu, proses menghasilkan duit juga jauh lebih mudah di sini. Dan, Steemit masih berada dalam versi beta! Lalalaa!!

Saya bisa bicara sedikit banyak tentang daya tarik duit (money magnetism) yang membawa orang-orang ke Steemit, tapi mungkin lain waktu saja, kali ini saya hanya akan menulis pandangan saya tentang kegiatan menulis, yang menurut saya hampir bisa disebut sebagai kegiatan dominan untuk memancing uang di samudera ini (tapi saya juga amat sangat mungkin salah tentang hal ini), dan tulisann ini lebih tepat disebut catatan saya atas apa yang saya cermati selama ini dan meninggalkan suatu kesan tertentu pada diri saya.

Beberapa waktu lalu, saya pernah menggunggah tulisan berjudul Panduan Pemula 5 : Tulislah Yang Kamu Mengerti yang merupakan catatan saya setelah menemukan ada banyak tulisan yang sepertinya tidak masuk akal, karena ditulis oleh orang yang bukan ahlinya, misalnya tulisan teknik mesin dari seorang guru matematika atau tulisan tentang khasiat buah-buah tertentu yang ditulis oleh seorang mahasiswa teknik sipil, dan sebagainya, tanpa melampirkan sumber-sumber. Menurut saya itu hal yang lucu, dan kalau saya temukan artikel seperti itu saat ini, saya lebih menganggapnya sebagai lelucon saja dan tidak akan menghabiskan waktu membacanya. Ceritanya akan lain kalau misalnya untuk artikel-artikel sejenis itu mereka juga melampirkan sumber-sumber.

@priasamaran Dan Diskusi Yang Bikin Ngiler


Beberapa malam lalu ada hal menarik yang terjadi yang membuat saya berpikir dan menarik beberapa kesimpulan baru tentang samudera STEEM dan ikan-ikan yang berenang di dalamnya. Tersebutlah @priasamaran (bukan nama sebenarnya), yang telah saya anggap sebagai teman karena telah beberapa kali kami berhubungan di Discord baik di server-server teertentu maupun via Direct Message (DM), mengunggah sebuah artikel yang isinya membandingkan antara Produk A dan Produk B (kedua produk saya samarkan namanya). Lalu, selaku seorang yang suka berdiskusi, saya meninggalkan komentar di sana, kira-kira, "Apa benar demikian?"

Tidak lama, @priasamaran menanggapi komentar saya, dan saya agak terpana, terpelongo, dan tanpa sadar liur mengalir dari sudut mulut saya yang menganga saat saya membacanya. Beliau marah! 😱 Seakan saya telah menjatuhkan kewibawaan beliau dengan mempertanyakan isi tulisannya itu. Omegod! 😨 Dadaku berdetak kencang seperti ketika pertama kali melihat beha seorang tante tetangga di tali jemuran saat saya masih bocah dulu. Dug. Dug. Derr! Tetapi saya tetap membalas diskusi tadi dengan @priasamaran meskipun dengan jari jemari gemetaran saat mengetik, untuk membela diri dari kemurkaannya. Dan seiring sahut-sahutan komentar, saya semakin paham, bahwa beliau merasa menulis sebagai lelucon dan merasa memiliki hak untuk menulis apapun.

Ha! Di sana baru saya pahami bahwa saya telah berenang di sisi samudera yang "pas". Meskipun itu menggetarkan nurani, minimal saya akhirnya mengenali @priasamaran dengan lebih baik. Saya hanya tidak habis piikir kenapa orang meraasa boleh dan berhak menulis apapun yang dia suka dan tidak mau menerima pertanyaan. "Saya menulisnya sebagai lelucon." Apa iya lelucon bisa jadi alasan kita untuk mengabarkan berita atau pendapat atau pikiran yang tidak memiliki landasan fakta yang betul dan justru bisa diragukan? "Kalau Anda punya pikiran berbeda ya silahkan, itu hak Anda, saya juga punya hak." Apa iya orang memiliki hak menulis artikel yang mengandung pendapat / pernyataan / sikap terhadap sesuatu yang hanya didasarkan pada praduga dan suka-suka dia saja?

Menurut saya pribadi, kebenaran isi artikel, terutama sekali ketika itu menyangkut pihak-pihak lain, bukanlah masalah selera, tetapi etika sekaligus tanggung jawab, dan derajat kebenaran itu selalu lebih tinggi daripada lelucon. Hal ini berlaku pada artikel-artikel non fiktif, bisa ilmiah, berita, infotainment, opini, dan sebagainya, bahkan juga pada tulisan-tulisan fiktif ketika tulisan-tulisan tersebut mengadopsi fitur-fitur ilmiah dan faktual lainnya. Dan hal tersebut juga tidak terlepas dari hak pembaca untuk membaca berita-berita yang benar (jika artikel tersebut mengandung berita) dan mempertanyakannya ketika menemukan kejanggalan di dalamnya, sebagaimana juga saya dengar bahwa salah satu kebijakan Steemit adalah anti berita bohong. Dan pihak yang namanya dicatut di dalam sebuah tulisan juga punya hak meminta klarifikasi dan itu bisa saja berakhir di jalur hukum.

Saya sadar, di kehidupan ini tidak semua orang tahu bagaimana menerima sanjungan dan juga saya telah temui tidak sedikit orang yang bermasalah dalam menghadapi kritikan atau pertanyaan. Saya sendiri juga sebenarnya telah sering bingung bagaimana seharusnya menghadapi pujian dan kritikan.

"Hey! Kenapa serius kali? Rileks dikit!" Saya rasa saya cukup kalem, yang terlalu serius justru Anda dalam mempertahankan mode tak terbantahkan. Anda dan artikelmu yang tak ada cacatnya lagi itu, bagai buku suci yang datang dari langit. Hehe.

Kebijaksanaan Picisan : 50 Sen


Tidak! Saya di sini tidak bermaksud untuk mengajari orang bagaimana seharusnya membuat tulisan, karena saya juga tidak sejago itu. Tulisan ini hanyalah sebuah catatan pribadi saja agar saya harus selalu siap bahwa samudera Steem begitu bergelora dan ikan-ikan di sini juga beragam macam perangainya, dan tidak semuanya sepeerti saya yang suka bercanda dan menganggap tulisan-tulisan sebagai sebuah kesempatan untuk berdiskusi. Ada juga orang-orang yang datang ke samudera ini untuk menulis apa yang mereka suka dan mengharapkan bayaran untuk itu, dan mereka kebal kritikan. Hehe. Dan orang-orang memang harus berenang di sisi samudera yang "tepat" untuk dirinya.

Terimakasih


Sekian. Terimakasih telah singgah. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya, dan semoga mampu menyelamatkan puasanya.

Tulisan ini belum "mati", jadi, jangan sungkan mengomentari (membantah, mengkritik, menambah info, mempertanyakan, dan sebagainya). Dan saya TIDAK ANTI KOMENTAR PANJANG, ukuran bagi saya bukan hal utama, namun isinya lah yang penting. Tetapi jika itu layak dijadikan artikel, saran saya buat saja itu sebagai artikel Anda dan lekatkan tautannya di bilah komentar dan / atau mention saya di artikel tersebut (perhatikan untuk menulis nick dengan benar), ini tentu membawa manfaat lain kepada Anda pada gilirannya. Segala masukan akan menjadi pelajaran berharga bagi saya dan saya harap mampu menambah isi kepada cangkir saya.

The City of @neoxian
Slot Kosong.

situs web | Server Discord

From Indonesia With L💜VE


@aneukpineung78 | Telegram Saya

Sort:  

Apakah benar demikan Bung @aneukpineung78? Jangan2, tulisan ini juga lelucon? 😂
Btw, saya sepakat bahwa penulis harus bertanggungjawab atas tulisannya. Perkara lelucon itu bumbu asal tidak mengaburkan rasa aslinya (fakta).
Walau begitu, ada benarnya juga menulis suka2. Itu bagian dari ekspresi. Saya kira kasus itu hanya salah tangkap belaka. 😂

@ranggaputra yang baik;

Apakah benar demikan Bung @aneukpineung78?

Saya menulis banyak di atas, yang ditanyakan apa yang benar demikian? Lebih spesifik, donk. Hehe.

Jangan2, tulisan ini juga lelucon? 😂

Jangan-jangan iya pulak. 😰😰

Btw, saya sepakat bahwa penulis harus bertanggungjawab atas tulisannya. Perkara lelucon itu bumbu asal tidak mengaburkan rasa aslinya (fakta).

Asiknya tahu ada yang setuju. Hehe.

Walau begitu, ada benarnya juga menulis suka2. Itu bagian dari ekspresi.

Itu tidak masalah selama di sana tidak ada pengaburan fakta dan melibatkan orang atau pihak lain di dalamnya yang bisa menderita kerugian karena tulisan itu, ini sekaligus bisa menghindarkan penulis dari kemungknan menghadapi masalah-masalah dengan hukum. Ini pendapat saya.

Saya kira kasus itu hanya salah tangkap belaka.

Jujur, saya juga sering merasa tidak bisa mempercayai pikiranku, karena itu saya selalu mencoba terbuka untuk setiap perbedaan pandangan.

Terimakasih @ranggaputra sudah mampir dan mengomentari. Saya sangat menghargainya. Ngomong-ngomong, sudah jadi cerpennya?? 😊😊

Selalu saja menemukan sesuatu yang menarik dalam postingan rakan @aneukpineung78.
Saya pribadi kurang berselara untuk menanggapi, tapi ujung jari rasanya gatal juga untuk sekedar meninggalkan bekas.

Entah ini keresahan rakan @aneukpineung atau luapan kekecewaannya, saya pribadi juga menemukan sangat banyak fenomena seperti yang rakan ceritakan.

Seorang ahli kimia menulis artikel tentang cara melaut yang baik dan benar, dan berbagai post lainnya yang kalau kita lihat sangat tidak nyambung dengan skil asli dia.
Mungkin si empunya artikel menganggap bahwa ini adalah tempat menulis yang bebas untuk mengekspresikan berbagai hal, jadi segala etika (yang sebenarnya tidak tertulis) terabaikan.
Saya juga tidak berani berkomentar; "mengapa tidak menulis sesuai bidang masing-masing, sehingga menghasilkan artikel yang memang sangat bermutu".
Sekali lagi, mungkin anggapan bahwa steemit membebaskan kita menulis apapun yang menyebankan hal tersebut menjamur.

Jujur saja, hal ini mengingatkan diri saya pribadi. Saya dengan pongah berani memposting sejarah para filsuf, walaupun baru beberapa tulisan. Padahal saya hanya seorang tamatan SMA yang pengetahuan sejarahnya tentu sangat terbatas.
Walaupun saya akui kalau saya sangat menyukai puisi dan prosa berbentuk filsafat. Saya juga sangat mengagumi para filsuf Islam, walaupun mungkin itu juga karena kecintaan saya pada puisi filsafat Islam, bukan karena kealiman saya.

Maaf sudah sedikit mengoceh @aneukpineung78

@lamkote yang baik, saya harap tidak tersinggung dengan tulisan saya ini, saya sendiri juga menulis banyak artikel di luar bidang kepakaran saya tetapi saya selalu mncoba bertanggung jawab dengan menyertakan sumber-sumber, sehingga pembaca bisa berkesempatan mengecek keabsahan artikel saya.

Untuk mengerti pandangan saya yang lebih menyeluruh terhadap orang yang menulis di luar bidangnya, silahkan baca tulisan saya ini.

Tetapi fokus artikel ini sebenarnya bukan itu, ya tidak? Tapi itu bukan berarti saya menutup pintu untuk mendiskusikan hal itu.

Terimakasih, @lamkote, saya sangat menghargai tanggapannya.

Sama sekali tidak tersinggung. Saya sendiri lebih suka melihat sesuatu berjalan pada jalurnya.
Post rakan @aneukpineung78 bisa menjadi cermin, kalau sebenarnya kita bisa lebih baik bila mengutarakan sesuatu yang memang kita kuasai.
Dulu postingan saya bersifat acak, tapi seiring waktu saya usahakan memposting sesuati yang saya sukai, yaitu puisi filsafat, walaupun saya bukan ahlinya. Diselingi dengan post para filsuf seperti request rakan.
Saya menikmati benerapa postingan yang saya buat terakhir kali. Seperti menemukan jalan yang pernah saya abaikan sekian lama.
Saya suka membaca postingan rakan karena kritis, bukan karena embel-embel pujian.

Dulu postingan saya bersifat acak, tapi seiring waktu saya usahakan memposting sesuati yang saya sukai, yaitu puisi filsafat, walaupun saya bukan ahlinya. Diselingi dengan post para filsuf seperti request rakan.

Lama kelamaan juga nanti bisa jadi ahlinya. Kita belajar berdiri dengan berkali-kali terjatuh.

Saya menikmati benerapa postingan yang saya buat terakhir kali. Seperti menemukan jalan yang pernah saya abaikan sekian lama.

Saya pribadi menganggap menulis sebagai upaya membebaskan diri, dan karenanya, sebisa mungkin saya harus melakukannya dengan sungguh-sungguh dan harus selalu siap untuk mempertanggungjawabkannya. Saya senang jika @lamkote juga mulai mencintai apa yang dikerjakan, itu sebuah kemajuan.

Saya suka membaca postingan rakan karena kritis, bukan karena embel-embel pujian.

Ah. Ini juga pujian. Tapi agak nyamar. 😁😀

hahahahahahha.
Dulu saya punya buku antologi puisi sebanyak 5 buku, karangan sendiri. Kira-kira total 600 halaman lebih, sayang buku itu tertinggal waktu saya merantau.
Saya berencana membuat antologi puisi baru, semoga bisa tercapai, mengingat umur yang hampi kepala empat

Itu buku-buku yang total 600 hglaman itu formatnya apa? Tulis tangan atau cetak? Kasian sekali itu hilang. Banyak sekali pasti puisis di dalamnya. Itu bicara apa saja? Romans? Reliji? Cerita dooonk. Hehe.

Jangan ingat-ingat umur kalau mau berkarya. Hehe. Terus berkarya saja. Persoalan umur, serahkan YDA1.

1YDA, Yang Di Atas.

Semuanya tulis tangan dan saya tulis dengan huruf sambung gaya jaman dulu. Isinya romance, religi (sufismu naqshabandi) dan beberapa prosa satire.

Ketika ku ketuk pintu itu, aku bertanya kepada hatiku; kemana Dia yang kucinta.
Kalbu ku diam tak menjawab sampai kutanya berulang kali. Lantas dia bergumam; Adakah Aku dalam diri-Ku sehingga engkau begitu risau dengan keangungan-Ku

Ini sepenggal dari puisi religi yang berjudul Diantara Bromocorah dan Kekasih, saya buat tahun 1996. Masih saya hafal dan rencananya akan saya posting juga.

Wah. Pasti ada sejarah yang sangat berharga yang menjadi asbabun nuzul kelahiran puisi ini. Sampai teringat setelah 20 tahun kemudian. Hehe. Cerita dikitt lah tentang sejarah yang melatarbelakangi lahirnya puisi ini.

Saran, kalau bisa di postingan jga ceritaka latar belakang puisi yanh diunggah. Saya pikir itu akan menarik juga.

Di kontes komentar punya @razack-pulo kemarin saya bilang kalau motivasi saya di steemit adalah menulis, maksudnya ya ini. Kalau untuk penghasilan, Alhamdulillah saya punya penghasilan tetap sebagai PNS dan punya job sampingan.
Membuat puisi memang hobi saya sejak remaja.
Maaf sudah curhat @anuekpineung78

Saya tidak peernah mengeerti puisi. Mungkin memang tidak punya jiwa pujangga. Hehe. Tidak masalah kalau curhat, lagian itu sepwrtinya bukan curhat. Haha.

Masbro, setiap komentar kan dianggap sebagai postingan, jadi kalau komentar panjang kayak postingannya nggak apa-apa dong🤣 cmiiw. Apalagi bisa upvote comment juga, he he.

Saya setuju dengan sang @priasamaran, alasan orang menulis bisa macam2, Kadang-2 malah yang dianggap lelucon oleh penulisnya malah viral, padahal bisa jadi dia sudah memperingatkan di awal, tengah atau akhir. Tetapi tidak semua pembaca cukup teliti. Saya bekerja jadi jurnalis sejak awal usia 20-an,tapi tidak terlalu suka menulis lagi setelah berhenti dan terjun ke bisnis pertambangan, tapi tetap membaca dong😁. Saya juga setuju dengan pernyataan bahwa penulis harus bertanggung jawab atas tulisannya, jangankan di dunia, di akhirat pun setiap kata yang kita keluarkan atau simpan dalam hati dipertanggungjawabkan.

Itu salah satu sebab, saya mendukung @cicisaja menulis di steemit dan Kadang-2 menulis dgn akun saya, karena saya yakin dia tahu bahwa mampu bertanggung jawab terhadap apa yang dibaca dan ditulisnya juga. Menulis adalah salah satu bentuk Freedom of speech yang paling mudah dimintai pertanggungjawaban sosialnya. Terima kasih atas artikel yg sedap dibaca ini🤝
Semoga sukses dan bahagia ☕

terimakasih Mas @dipoabasch, itu tambahan yang menarik, terutama karena datangnya dari orang yang pernah menjalani kehidupan yang berkaitan dengan topik.

Yang kasihannya ketika orang salah memaknai freedom dalam freedom of speech yang ujung-ujungnya bisa menempatkannya di dalam masalah. Tambah lagi, tulisan di Steemit ini bisa terus dilacak, dan aetelah 7 hari malah sudah tidak bisa diedit atau dihapus lagi.

Betul, makanya tidak perlu screenshot kalau mau dijadikan bukti pelanggaran UU ITE, 😂😂😂😂 karena kebijakan satu minggu itu pula, maka banyak bot lucu yang postingannya hasil kloning yang telah lalu.
Kemarin saya baca di salah satu komen, ternyata jumlah user aktif di Steemit jadi sekitar 127rb saja, apa mungkin ada hubungannya dengan tulis menulis dan uang yaa 🤔

Padahal baru beberapa minggu lalu Steemit merayakan akun ke sejuta ya. Hehe.

Iya, 240ribu bertambah pada bulan januari, tapi di akhir April cuma 127ribu yg benar aktif. Belum ketemu sumber data aslinya siy.

Keren @aneukpineung78, dulu aku juga pernah mendapat pertanyaan yang sama darimu. tapi hal itu membuatku untuk lebih hati-hati dalan menulis dengan menyebutkan referensi pendukung agar suatu pernyataan bukan sekadar pernyataan tapi benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.

Ha. Kamu merespons dengan positif. Saya lihat kamu terus menampakkan trend peningkatan kualitas dalam mengkreAsikan tulisan baik tema, isi, maupun nilai estetika. Kamu punya potensi yang bisa twrus diasah.

Steem on. Hehe.

Terima kasih banyak @aneukpineung78 semua ini juga tidak luput dari motivasi dan dukungan yang engkau beri.
Thank a lot 😊

Congratulations @aneukpineung78! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments

Click on any badge to view your Board of Honor.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do you like SteemitBoard's project? Vote for its witness and get one more award!

Great post

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by aneukpineung78 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63901.15
ETH 3133.40
USDT 1.00
SBD 4.05