Steemit dan “Sekadar Lewat”

Tuan dan Puan Steemians…

Steemit sebagai platform media sosial berbasis blog dan tersentralisasi telah memberi ruang sebebasnya kepada para pengguna untuk menelurkan karya mereka dalam bentuk apa pun sesuai minat dan keahlian masing-masing. Dengan kata lain, Steemit tidak mengharuskan Steemian untuk hanya menulis, tapi juga menampung berbagai kreativitas lainnya.

Namun demikian, dibutuhkan “keseriusan” dalam menghadirkan karya di platform ini agar ia berguna bagi pengguna lain dan tidak sekadar “numpang lewat.” Pengertian serius di sini adalah kesungguhan, bukan serius dalam pengertian kaku, keras dan membatu. Kesungguhan ini penting guna menghasilkan karya yang maksimal, baik berupa tulisan, fotografi, video atau karya lainnya.

Seorang penulis misalnya, dia “harus” sungguh-sungguh dalam menulis. Pengertian sungguh-sungguh di sini tidak bermakna dia harus menghasilkan tulisan yang panjang lebar, tapi setidaknya memenuhi kriteria untuk disebut sebagai sebuah tulisan. Model tulisan ini pun beragam, bisa berupa berita, opini, cerpen atau pun puisi. Apa pun bentuk tulisannya, ia harus serius.

Demikian pula dengan karya fotografi pun harus dikerjakan sungguh-sungguh. Kesungguhan ini tidak hanya sekadar untuk menarik minat Steemians lain, tapi berguna pula bagi kepuasan si kreator itu sendiri. Artinya, kita tidak hanya sekadar mendapatkan reward, tapi juga memberi manfaat bagi orang lain dan kepuasan bagi diri kita sendiri.

Dalam hal ini, saya tidak sedang membahas tentang kualitas sebuah karya, sebab bagi saya kualitas itu lebih cenderung subjektif. Secara psikologis kita sendiri lebih tahu apakah karya kita layak disebut berkualitas atau tidak. Sebagai contoh, kita memposting sebuah foto batu yang kita anggap sebagai karya fotografi. Tapi foto itu kita sajikan begitu saja tanpa ada narasi apa pun. Batu yang kita foto pun batu biasa yang tidak memiliki keistimewaan tertentu. Pertanyaannya apakah kemudian kita layak mendapatkan reward dari kerja seperti ini? Kita tentu lebih tahu jawabannya.

Namun demikian, sebagai media terdesentralisasi, semua pilihan terpulang kepada kita masing-masing, apakah ingin sungguh-sungguh atau hanya sekadar “numpang lewat.”

Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali…