Yang Lawas di PKA

in #steempress6 years ago (edited)


Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7 menjadi ajang mengenal aneka barang lawas, peninggalan para leluhur dulunya. Benda itu dipamerkan pada stand-stand di arena PKA yang digelar sejak 5 Agustus sampai 15 Agustus mendatang, di Banda Aceh.

Lokasi dihelatnya PKA menyebar di beberapa tempat, seperti di Blang Padang, Taman Ratu Safiatuddin, Museum Aceh dan Taman Sari. Bukan hanya pameran benda, ada juga kuliner dan ragam atraksi budaya Aceh lainnya.


Manuskrip Kuno | Foto-foto: Pusat Informasi Sekretariat PKA-7

Benda sejarah dipamerkan di Museum Aceh, di lantai tiga gedung tersebut misalnya dapat ditemukan manuskripo kuno dan lukiaan ‘Istana Darud Donya’ masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Ada juga batu-batu nisan masa silam, aneka keramik dan manuskrip kuno dengan ragam bahasan, dari ilmu pemerintahan, tentang obat-obatan sampai kitab ramalan perjodohan dan bencana. Juga ada Alquran yang ditulis tangan dan berusia ratusan tahun.

Selain di Museum Aceh, benda-benda lawas dipamerkan pada berbagai anjungan di komplek Taman Ratu Safiatuddin. Di anjungan Aceh Timur misalnya, ada sejumlah benda peninggalan Kerajaan Peureulak, sisa kolonial Belanda sampai pedang samurai saat Jepang menguasai nusantara.


Salah satunya adalah keris milik Kerajaan Peurelak yang masih awet. Senjata itu konon adalah hadiah dari salah satu raja di Pulau Jawa pada abad ke 15. Juga ada samurai Jepang yang dipamerkan, pemberiaan pasukan negara itu saat masuk Peureulak dulunya.

Ada juga sebuah miniatur Meriam milik Portugis bertarikh 1651 Masehi dan meriam hadiah Sultan Turki kepada Kerajaan Peureulak di anjungan Aceh Timur. Kisah-kisah benda itu mampu dijelaskan oleh pemandu di sana dengan baik.

Yang unik lainnya ada di anjungan Kota Langsa. Sebuah alat tukar rupiah setelah warga tak lagi memakai mata uang Belanda, usai kemerdekaan republik. Alat tukar itu bernama bon kontan, bukan seperti uang kertas saat ini.


Bon itu diikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia sebelum mencetak uang kertas, nilainya beragam dari Rp 100 sampai Rp 250. Bayangkan, kalau misalnya masih dipakai sekarang, maka semua orang bisa memalsukannya dengan mudah. Tanda bayar di anjungan Langsa tertulis dicetak pada Januari 1949. Percetakannya dilakukan di Balee Juang Langsa, yang kini menjadi museum di sana.

Masih ada waktu lima hari lagi bagi sesiapa yang ingin mengunjungi PKA ke-7, atau harus menunggu lima tahun lagi pada PKA selanjutnya. []

@abuarkan
U5dtm2CteQb7AYt7ykQ2FNBenDjo13w_1680x8400.png

 


Posted from my blog with SteemPress : http://adiwarsidi.com/yang-lawas-di-pka/

Sort:  

Nilai-nilai sejarah memang sudah sepatutnya dan harus direvitalisasi oleh generasi sekarang, agar kelak juga bisa dinikmati oleh genarasi selanjutnya secara berketerusan.

@resteemator is a new bot casting votes for its followers. Follow @resteemator and vote this comment to increase your chance to be voted in the future!

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by abuarkan from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66499.54
ETH 3203.31
USDT 1.00
SBD 4.14