Menelusuri Motif Seorang Caleg (bag :1)

in #steempress5 years ago (edited)

Belajar dari pengalaman pemilu 2009 yang lalu, di seluruh Indonesia terdata adanya 7.276 caleg gagal yang mengalami gangguan jiwa (Kompas, 23 Desember 2013). Beberapa kisah sedih caleg gagal hampir dapat kita baca setiap hari pasca pemilu, mulai yang bunuh diri , mencuri kotak suara, mencakar rekan satu partai, menangis secara histeris, depresi, marah-marah, caleg yang menutup jalan menuju komplek perumahan karena suara untuknya dari komplek tersebut sangat minim dan yang paling banyak adalah caleg yang meminta kembali barang-barangnya yang telah diberikan kepada masyarakat waktu kampanye


![image]() ***
image source [ilustrasi](https://www.nahimunkar.org/aneh-aneh-kelakuan-caleg-gagal-dan-petunjuk-menghadapi-godaan-dunia/)
***

Belajar dari tahun 2009 yang naas tersebut, akankan di pagelaran kali ini kasus itu akan berkurang? Atau malah sebaliknya, semakin bertambah dengan jumlah yang berlipat ganda. Mengingat yang mencalonkan diri buat nyaleg kali ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Untuk ukuran kecamatan yang saya diami saati ini saja contohnya, yang berjumlah 27 orang caleg. Padahal kecamatan muara batu saat ini mempunyai 24 desa, sementara kapasitas kursi yang diperebutkan hanya dua atau tiga

Jika kita mau jujur mengungkap apa saja motif dibalik keinginan kuat seseorang men-caleg-kan dirinya tentu sederet jawaban akan menggelitik untuk kita kaji. Sebagai contoh adalah apa yang dikemukakan oleh Abdur Rozak seorang peneliti Institute for Research and Emporwerment (IRE) yang mengemukakan adanya beberapa motif atau alasan seseorang tergerak ingin menjadi caleg antara lain yaitu

Masalah kekuasaan , hal ini khususnya pada kalangan yang secara ekonomi bisa dibilang telah mapan. Namun untuk melengkapi dan memantapkan posisinya di mata masyarakat, maka ia akan berupaya meraih kekuasaan lain yang dipresentasikan antara lain dengan menjadi seorang anggota legislatif. Apalagi anggota legislative memiliki 3 fungsi yang strategis yaitu fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan. Menggiurkan pastinya


![image]() ***
image source [ilustrasi](http://poskotanews.com/2014/04/22/bila-sumanto-makan-orang-caleg-makan-proyek/)
***

Alasan lainnya mencalonkan diri dikarnakan upaya mempertahankan bisnis, beberapa diantara caleg khususnya dari kalangan pengusaha berkeinginan mempertahankan bisnis nya melalui jalur dengan menjadi anggota legislatif. Seperti yang banyak kita lihat saat ini, banyak kalangan bisnis yang mengincar posisi tersebut demi memperlancar usaha dan bisnisnya dikemudian hari

Dan yang terakhir adalah, sangat masuk diakal yaitu, upaya memperbaiki nasib, untuk kalangan yang belum mapan secara ekonomi maka jalur menjadi anggota legislatif dianggap jalur untuk lebih menjadi kaya dengan mudah . Bahkan orang tua yang dengan bangga mengatakan putra/putrinya kini bekerja sebagai caleg. Dan golongan ini mencakup semua tingkatan dan taraf hidupnya, dari yang berekonomi menengah kebawah, ataupun keatas

Tiga alasan yang dikemukakan diatas terkesan sumbang, meskipun sebenarnya secara ideal kita akan menemukan sejumlah motif yang positif seperti alasan belajar berdemokrasi, menyuarakan kepentingan rakyat, partisipasi dalam pembangunan dan segudang motif yang cukup mencengangkan untuk disimak dan dipelajari


![image]()
***
image source [ilustrasi](https://www.kabarsumbawa.com/2014/04/09/selamat-datang-caleg-stres/)
***

Lalu mana yang lebih dominan antara dorongan positif atau negatif, tentu sangat menarik jika dilakukan survey secara serius. Karena apapun motifnya ternyata mewujudkan cita-cita menjadi anggota legislatif tidaklah mudah. Ongkos politik yang terbilang tinggi membuat para caleg mesti menyiapkan modal yang tidak sedikit .

Kalau kita membuat sebuah kalkulasi tentu orang seperti saya pastii akan berpikir 1700 kali untuk ikut menyaleg-kan diri. Hitung saja berapa biaya yang dihabiskan sejak mulai pendaftaran hingga pemilihan tentu jumlahnya sangat signifikan. Mulai dari pembuatan media promosi , biaya sosialisasi dan kampanye, itu belum lagi untuk partai jika ia menggunakan pendekatan klasik dengan uang atau iming-iming benda-benda seperti sembako, kain sarung dan sebagainya.

Hanya sebagian kecil bahkan sangat kecil caleg yang justru mampu melakukan social marketing secara cerdas bahkan mampu menggalang partisipasi masyarakat tak hanya suara melainkan dukungan pendanaan, hanya sebahagian kecil. Lalu apa jadinya kalau semua yang diharapkan tidak terwujud? Streskah ia?? Bersambung,,,,

To Be Continued

terimakasih curator bijak indonesia

@levycore dan @aiqabrago

semoga selalu sukses dalam segala hal


![image]()

VOTE WITNESS @steempress

Join Us On Discord steempress

image

Thanks For Readiing MENELUSURI motif seorang CALEG (bag:1) please share

keep your spirit

https://steemit.com/@arispranata5



Posted from my blog with SteemPress : http://arispranata.epizy.com/2018/11/03/menelusuri-motif-seorang-caleg-bag-1/

Sort:  

Mungkin saja tahun ini juga g.kalah dari tahun sebelumnya...😁😁😁😁😁

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70734.57
ETH 3561.52
USDT 1.00
SBD 4.75