Standarnisasi Pendidikan Yang Tidak Lagi Standar

in #steempress5 years ago (edited)

Selamat malam, salam hangat sahabat inspiratif. Pada postingan terdahulu saya pernah membahas tentang mendobrak moralitas pendidikan, umumnya di Indonesia. Namun pada kesempatan kali ini saya akan membahasnya kembali dengan mengkhususkan pendidikan yang terjadi di Aceh saat ini dengan harapan dapat menjadi tolak ukur dalam bersikap


![image]() ***
[sumber](http://widiya.blogs.uny.ac.id/2015/11/09/standar-nasional-pendidikan/)
***

Kita harus membebaskan kecerdasan setiap orang yang unik dan bukan menindasnya atas nama standardisasi atau ‘budaya perusahaan’. Keadaan sudah tidak seperti dahulu lagi. Di setiap tingkatan, kita semua harus menjadi inovator yang cerdas secara emosional, intelligence, dan spiritual sehingga mata rantai sistem pendidikan yang tak bermoral dan ‘kuno’ sudah saatnya kita putuskan

Baiklah, sekarang mari kita menilik pendidikan dalam hubungannya dengan sejarah masa lalu; di Aceh

Dalam sejarah pendidikan di Aceh, jauh sebelum terciptanya deferensiasi dan pemisahan pendidikan sudah lahir lembaga-lembaga pendidikan yang berkaliber dan berstandar International sehingga menjadi kiblat keilmuan di Asia Tenggara, sebut saja Universitas Tjoet Kala di Bayeun, Perlak yang didirikan pada Tahun 922 Hijriah oleh Tengku Tjut Kala atau nama lain dari Sulthan Machdum Alaidin Malik Muhammad Amin Sjah Djohan

Disamping itu, dalam berbagai kedisiplinan ilmu, Aceh menjadi tonggak keilmuan di dunia, khususnya di Asia Tenggara, sehingga R.O. Winsted memberi nama Kerajaan Aceh Darussalam “The Agustan Period” atau Zaman Keemasan Kerajaan Islam Aceh Darussalam (R.O. Winsted, “A History of Malay Literature,1950).


![image]() ***
[sumber](https://pauddikmas.org/berita/4719.html)
***

Ini membuktikan bahwa Sistem Pendidikan yang dianut merujuk kepada sisi “Emotional, Intelligence, dan Spiritual” yang sesuai dengan akidah dan misi agung Rasulullah SAW dengan misi yang tersebut dalam Hadist beliau, “Sungguh aku diutuskan untuk merubah akhlak Manusia” (HR. Bukhari).

Dari kasus gagalnya pelaksanaan Ujian Nasional Provinsi Aceh, maka pemerintah seharusnya kembali melihat efektifitas dari ‘Frame work’ yang diterapkan di sekolah-sekolah, khususnya Indonesia. Karena, esensi dan eksistensi pendidikan bukan hanya melihat ‘kecerdasan akademik’ semata, tapi justru harus mengarah kepada pembentukan karakter, spiritual dan emosional.

Sungguh munafik penyelenggara pendidikan di Indonesia, mereka hanya menampilkan data statistik dalam melihat tolak ukur pendidikan dan keberhasilan, tanpa melihat fakta yang terjadi di lapangan dengan banyaknya gejala sosial, kriminalitas dan amoral yang memicu konflik sosial di berbagai daerah. Seharusnya pemerintah tidak menafikan apa yang terjadi merupakan konsekuensi dari gagalnya sistem pendidikan yang selama ini dijadikan sebagai satu acuan.


![image]() ***
[sumber](https://www.slideshare.net/coprallzsangalaz/makalah-standar-nasional-pendidikan)
***

Yang terjadi sekarang adalah pemaksaan dan tidak adanya pengistimewaan potensi/kecerdasan masing-masing indivdidu yang memang berbeda. Kita dibutakan oleh sistem yang menuntut hal-hal kesetaraan potensi. Dan yang terjadi di lapangan itu tidak sama, kualitas gedung, fasilitas dan guru berbeda-beda di setiap sekolah, tergantung wilayah. Lagi-lagi perbedaan itu tetap ada, meskipun kita mengagungkan Bhinneka Tunggal Ika,

Tapi yang terjadi, sesama Indonesia, bahkan sesama satu suku, apalagi yang berlainan suku, kita masih tidak bisa saling menghargai satu sama lain, satu agama berpecah belah, bahkan jadi musuh dalam lingkup politik, bisnis dan ego! Anak pantai dan anak gunung jelas berbeda, begitupun anak desa dan anak kota. Bahkan Bhinneka Tunggal Ika pun mungkn sudah tidak banyak yang tau apa artinya.

Bahkan tujuan pendidikan saja mungkin terlupakan.
Standardisasi memang perlu, itu benar, tapi seyogyanya dibarengi dengan penyamarataan kualitas sekolah dan guru di seluruh Indonesia, Jangan lupa, menikah muda memang baik, tapi belajarlah terlebih dahulu cara mendidik anak agar tau arah dan tidak salah jurusan serta mau belajar dan menjadi pribadi yang ikhlas.

Saat ini semua penuh kemunafikan, bayangkan saja, kebanyakan siswa yang ikut UN kemarin, coba tanyakan mereka, siapa yang berani bersumpah tidak melihat kunci jawaban?

Lalu apa tujuan pendidikan jika hanya mewariskan kebohongan bertahun-tahun demi standardisasi?Wallahu'aklam

terimakasih curator bijak indonesia

@levycore dan @aiqabrago

semoga selalu sukses dalam segala hal


![image]()

VOTE WITNESS @steempress

Join Us On Discord steempress

image

Thanks For Readiing STANDARNISASI yang tidak lagi STANDAR please share

keep your spirit

https://steemit.com/@arispranata5



Posted from my blog with SteemPress : http://arispranata.epizy.com/2018/11/06/standarnisasi-pendidikan-yang-tidak-lagi-standar/

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by aris from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64742.01
ETH 3172.49
USDT 1.00
SBD 4.10