Tarian Suka Atau Duka Tak Ada Bedanya

in #steempress5 years ago (edited)

![image]()
***
image [ilustrasi]()
***

Sudah 20% lebih 'ketampanan' ini ku sumbangkan ke tempat-tempat 'perbaikan muka', namun tak jua ku jumpai kau disana... sudah 40% lebih 'senyum manis' ini ku dermakan ke 'tempat-tempat pongah', namun tak kunjung jua ku temui kau disana... sudah 60% lebih kesabaran ini ku 'donorkan' ke hati orang-orang yang sering 'dijambak' syaitan, namun tak sebatang hidungmu pun ku jumpai disana... sudah 80% lebih langkah kaki ini ku arahkan ke berbagai 'jurang perasaan', namun amatlah namun kau tetap tak ada... kau hilang dari persentaseku, tapi tak mengapa... ini cuma soal waktu, bukan soal rasa...

 

Pada pcuk-pucuk pinus, yang liuk meliuk gemulai indah, sekejap menyita pandang, semilir sang bayu telah mengajak pucuk-pucuk itu bergoyang, menari-nari, seakan tampak pinus-pinus yang tumbuh liar dibentangan landai bukit itu sedang gembira penuh bahagia. Tak ada yang tahu apakah pucuk-pucuk pinus itu menikmati tarian angin, adakah sukacita ia atas hembusan itu, atau liuk meliuk pucuk-pucuknya hanyalah tarian keterpaksaan atas kekuatan angin yang tak kuasa ditolaknya.

 

Hanya pucuk-pucuk pinus yang paling tahu, rasa apa yang sedang melandanya, sekali lagi hanya ia yang tahu, dan kita hanya bisa mencoba menerka-nerka. Itulah angin, bertiup kemana suka, menerpa siapa yang ia mau, angin dengan kuasanya, mampu membuat pucuk-pucuk pinus yang sedang menangis, sejenak menari, dan angin tiada pernah peduli dengan apapun, tugas angin adalah berhembus, dan sekali waktu iapun akan merobohkan batang bukan hanya membuat pucuk-pucuk itu menari.

 


![image]()
***
image [ilustrasi]()
***

Kekuasaan, adakalanya seperti angin, memberi kesejukan dan kemudahan bagi siapapun yang diinginkannya, kekuasaan mampu membuat orang yang sedang menangis, berjingkrak-jingkrak kegirangan, mampu membuat orang-orang yang sejalan dengan haluannya merasa nyaman, menguap lalu tertidur dan menarik selimut dan melupakan orang lain disekelilingnya.

 

Sungguh kekuasaan mungkin pernah berguru kepada angin, atau angin yang pernah berguru pada kekuasaan, entahlah, yang jelas keduanya sama-sama kuat dan gerakan nya begitu tak terlihat jelas.

 

Di lain hal kekuasaan pun laksana angin, mampu merubuhkan pepohonan yang menghalang jalannya, mampu membuat sejuta mata air dari bening mata wanita dan anak-anak, dengan gerak cepat tak terlihat. Dan saat ini pun, tanpa sadar aku sedang menari-nari, entah oleh hembusan angin, atau karena hembusan kekuasaan, aku tak perduli ihwal penyebabnya, karena aku tiada kuasa menolaknya.

 

Tarian suka, tarian duka, tak ada bedanya, selagi masih bisa menari, menarilah, bilapun suatu ketika kita harus menangis, setidaknya kita sudah pernah menari, walau kita bukan pemilik sebenar dari tarian itu

 

Menambang senja, matahari bertembaga harapan menggelora disela-sela gundah, terlalu banyak luka begitu dalam duka, darah kehilangan warna pucat jiwa, malam persembahkan bulan mengunyah cinta menyembur mantra-mantra ajak pulang ruh para aulia,para ibu bapa, adik kakak dan sanak keluarga, berikan senyum, berteduh pada kasih sayang

Thanks For All

terimakasih curator bijak indonesia

@levycore dan @aiqabrago

semoga selalu sukses dalam segala hal


![image]()

VOTE WITNESS @steempress

Join Us On Discord steempress

image

Thanks For Readiing TARIAN SUKA atau Duka Tak Ada BEDANYA please share

keep your spirit

https://steemit.com/@arispranata5



Posted from my blog with SteemPress : http://arispranata.epizy.com/2018/11/01/tarian-suka-atau-duka-tak-ada-bedanya/

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 63576.35
ETH 3066.39
USDT 1.00
SBD 3.80