Simalakama Anak Haram – Bagian 2

in #steempress6 years ago


Apakah Tuhan paham maksud hatiku, Ibu?

Kesalahanmu karena terlanjur bersentuhan nafsu dengan laki-laki itu, bahkan namanya enggan kusebut mengingat tingkah laku dia terhadapmu. Biar dalam ajaran keyakinan kita aku dianggap durhaka kepada orang tua, bagiku, Ibu satu-satunya orang tua yang kumiliki. Kuanggap saja Ibu sebagai Siti Maryam, Ibu Isa, tidak bersuami namun memiliki anak keturunan.

Ibu memang bukan Maryam, aku juga bukan Isa. Tetapi mereka sama saja dengan bani Israil yang mengucilkan kita, bahkan melempar kita dengan kebusukan hati mereka. Apa yang mereka pikirkan itulah jati diri mereka sebenarnya.

Begitu rendahnya kedudukanmu sampai dunia melupakan hadirmu, Ibu?

Tuhan mengetahui isi hatimu yang tersakiti. Ibu menjadi tumbal kemunafikan yang disebarkan laki-laki itu setelah nikmat tak lebih dari lima belas menit saja. Ibu merana sendiri selama sembilan bulan masa mengandungku di rahimmu. Ibu terdiam sendiri saat mata dan suara bentakan menghampirimu. Ibu melahirkan diriku seorang diri dengan rona luka dan lara hati.

Laki-laki itu? Jika pun aku bertemu dengannya, akan kupatahkan saja lehernya!

Ilustrasi

Dia tidak tahu-menahu derita kita, Bu!

Tidak akan kusebut dia ayah yang telah menanamkan air mani dalam rahim Ibuku. Dia hanya pengecut, dia hanya pengendali emosi, dia hanya pembuang nafsu birani, yang telah membuatku terlahir sebagai aneuk jadah di kampung ini!

Apa dia tahu aneuk jadah itu bagai kotoran dibuang ke sungai belakang rumah kita? Dia hanya mengambil kenikmatan dari dekapan kasih sayang wanita yang kini kusebut Ibu! Dia merampas masa depan wanita yang kini kerap kali mendekap pilu di atas sajadah di malam beranjak sunyi.

Aku aneuk jadah!

Dalam dalam keyakinan kita, kedudukanku antara langit dan bumi. Perwalianku entah berada antara ada dan tiada. Apa dia tidak memahami sakit hatiku saat ini? Umurku mungkin setingkat dengannya waktu dia mempertemukan kemaluannya dengan kemaluan Ibuku. Umurku sudah membutuhkan wali untuk membuatku menjadi suami bagi wanita yang akan kunikahi.

Dia tahu? Siapapun nama dia, di mana pun nyawanya sekarang menetas keturunan lagi, tidak pernah sadar bahwa aku tidak diterima di dunia dan di akhirat. Wanita lajang menerimaku karena tabiat dan fisikku, keluarga wanita itu, mereka mengusirku dengan parang tajam dan mata membulat karena aku aneuk jadah!

Kukira, dulu hidupku baik-baik saja. Aku hanya akan menerima celaan dari orang-orang kampung. Saat orang-orang itu sudah menganggapku biasa-biasa saja, kodratku sebagai laki-laki malah berada di ujung pertaruhan hidup dan mati norma agama dan budaya masyarakat bermoral negeri ini. Dia boleh mengira aku akan sama sepertinya, tetapi aku masih punya harga diri sebelum membuat anak keturunanku terombang-ambing di lautan dunia. Lebih baik aku tidak menikahi wanita yang kucintai karena tidak ada wali yang boleh menikahkahku. Lebih baik aku tidak memiliki keturunan di luar ikatan pernikahan karena Tuhan akan mengutuk keturunanku sampai kebenaran terungkap di hari akhir kelak.

Pada Ibu, aku meminta maaf karena telah melahirkanku. Hidup kita akan baik-baik saja, Tuhan tahu cara mendamaikan hati kita menuju kemauan-Nya!

***


Posted from my blog with SteemPress : http://ceritapria.xyz/2018/08/simalakama-anak-haram-bagian-2

Sort:  

Halo @bairuindra, postinganmu semakin bagus! Garuda telah memberi penghargaan dengan voting 100 %. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan Garuda menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!

Terima kasih ya.

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 61041.41
ETH 2947.17
USDT 1.00
SBD 3.85