Pagi, Aku Mencintaimu dari Sini
Aku melihatmu dalam wujud yang berbeda malam ini. Dalam rupa kerlap-kerlip cahaya yang memesona. Apakah rupa-rupa itu percikan cahaya matamu yang selalu menyimpan binar?
Andai kamu di sini, ingin kutunjukkan jutaan kunang kunang di sebelah utara. Itu wujud percikan gelora rindu yang tak pernah padam. Selalu menghadirkan gelenyar-gelenyar dari rasa paling rasa. Aku tahu, jarak adalah penjara paling nyata bagi kita. Tapi berada di ketinggian ratusan mdpl ini, aku justru merasa kamu sangat dekat denganku. Kau tahu kenapa? Karena kumpulan cahaya itu, Sayang. Aku merasa kamu ada di sampingku, menemaniku berimajinasi. Menemaniku menikmati malam dengan cara tak biasa, seperti cinta kita. Cinta yang selalu mengirimkan detak dan debar. Aku merasakan harum tubuhmu dari tempat ini. Kau tahu, angin di sini nyaris tak berdesir. Dedaunan bergeming. Menjadi saksi tanpa suara untuk lentera-lentera yang menggantung di ranting pohon. Cahayanya temaram. Indraku menangkap sejumput romantisme di sana. Pagi, sunyi yang hanya ditemani suara jangkrik ternyata momentum paling syahdu untuk menikmati rindu.[]
Posted from my blog with SteemPress : https://senaraicinta.com/2018/07/07/pagi-aku-mencintaimu-dari-sini/
Belum tidur?
Apa rindu senikmat dan semenderita itu bagimu?
Kapan terakhir kalinya kau tidur nyenyak? Jangan bohong padaku. Aku tak suka matamu yang kadang sembunyikan nelangsa.
Setiap malam tidur nyenyak, sebab ada janji Pagi yang selalu harus ditunaikan.
Sedap betul ya kata-katanya. Kapan ya bisa nulis seperti ini...
sekarang.....ayo ditulis heheheh
Hmmm... cinta yang mengirimkan detak dan debar, semoga sehat saja engkau wahai siapa ya? Hahaha..
Posted using Partiko Android
wahai anak adam yang memiliki jasad dan ruh...
Syahduu
Syahdan
Ketika Zenja hadir di Fajar...