Siapkah Kau Menikah Denganku

Ketika telah siap, akan kuhantarkan orang tua berserta peutuha ke rumahmu. Rumah yang akan menjadi rumahku jua. Semua akan tiba, kamu tenang saja. Tidak akan ada yang sia-sia. Tapi, sebelum aku siap. Mohon siapkan dirimu untuk siap hidup bersamaku. Aku bukanlah yang sekarang lagi, semua harta ini adalah milik orang tuaku, aku punya apa? Minah, hidup tidak sebatas tau akan memasak, mencuci, atau menyucikan diri. Hidup denganku kau harus tahu lebih dari itu. Pernahkah engkau makan nasi menggunakan air yang dicampurkan garam beserta cabai, maka kau telah tahu kalau hidup bukanlah tentang kenikmatan dan juga bukan hanya tahu. Jika kau pernah mendengar cerita, kalau kau dulu pernah disuapkan nasi seperti yang ku ceritakan, bahkan itu belum cukup karena rasa itu tidak engkau dapati dari cerita tempoe dulu dari orang tuamu, Minah. Aminah, pernahkah engkau berjalan dalam terik matahari tanpa menggunakan payung? Terbakar kulit mulusmu, tanpa olesan lotion anti panas matahari. Memanas, memerah, bahkan terkelupas kulitmu.

Lalu kau berkata, bahwa hidup denganku adalah penyiksaan. Benar, aku katakan itu sangat benar Aminah. Karena jika pun engkau melihat kenikmatan itu sedang memelukku saat ini, dan yakinlah jika tuhan berkehendak itu bisa sirna dengan seketika, tanpa butuh sebab akibat yang begitu dahsyat. Minahh, di saat seperti itu, apa kau siap lahir batin menerimaku. Jika belum, maka siapkan dirimu terlebih dahulu baru kuajak engkau ke penghulu.

Berkata "iya" sangatlah mudah, dan jika kau tak percaya aku bisa berkata "iya" seratus bahkan seribu kali di hadapanmu saat ini juga. Tapi menjalaninya tidak semudah mengucapkannya. Pajoh cinta, pajoh doa, dalam sebuah lirik lagu Apache13 itu memang fakta, aku tidak ingin kau menanggung apa yang tidak pantas untuk ditanggung. Hidup bersama orang tuamu yang serba kecukupan akan membuatmu menyesal memilihku. Pikirkan lagi.

 

Lalu tak lama si Minah merenung dan mengangguk. "Tidak minah, tidak." tak usah mengangguk aku memberimu waktu satu hari satu malam untuk berpikir apa yang telah kuucapkan. Siapkah engkau ketika aku hanya berbaju butut dan tak memiliki apa-apa lagi, siapkah kau memakan nasi menggunakan garam dan cabai tanpa ikan, kembali lah besok dan kupastikan aku di sini menunggu jawaban itu.

Matahari menyuruhku untuk menunggunya di hamparan tanah lapang tempat para pemain seni menuntaskan aksi, lapangan Blang Padang namanya dimana karya seni abadi tersimpan dalam bentuk bangkai pesawat untuk mengingat jati diri bangsa. Ah, sudahlah aku sedang tidak ingin membahas bangkai pesawat itu. Ke sini Minah, duduk sini. Bagaimana telah kau pikir matang-matang akan ucapanku yang mengadu ilusi dalam kenyataan? Tapi, tunggu dulu, kenapa matamu memerah?

"Mataku memerah memikirkan nasib diri ketika itu terjadi dan aku tengah bersamamu dan juga anak-anak darimu, di gubuk lapuk tumpangan sementara aku di sana, hayalanku begitu jauh tadi malam ku coba memetikan lampu dalam hayalan mencoba menjawab tanyamu, hingga aku terbawa mimpi, sebelum kujawab wahai Abdullah, aku pun punya satu pertanyaan untukmu. Siapkah engkau hanya berbini satu ketika kejadian itu berbalik kontan? Engkau lelakiku yang sukses kelak, berharta melipah, dan sementara aku, hanya wanita malang yang tak dapat memberikan keturunan kepadamu, siapkah engkau hanya menanamkan aku wanita satu-satunya dan seutuh-utuhnya?,"

Minah, tanyamu sekarang lebih tajam kau dapatkan khayalanku, kau telah menjawabnya dan tak perlu ku jawab tanyamu.

Tidak, Dolah, Tidak. Aku ingin mendengarnya. Jika engkau telah tahu jawabanku, jangan buat aku menanggung beban dengan tanyaku. Jawablah wahai calon imamku.

Besok akan kujawab didepan orang tuamu dan didepan para saksi dan di depan penghulu,. Selain ijab kabul maka tambahan dariku adalah ucapan serta jawaban atas tanyamu akan kupaparkan di depan semua undangan akad nikah kita.

Bersiaplah calon istriku. Kau yang terbaik, insyaallah.

Foto: Dokument Pribadi. Hanya Ilustrasi.

Regards: @jubagarang

 

---

Posted from my blog with SteemPress : http://jubagarang.epizy.com/wp/2018/08/13/siapkah-kau-menikah-denganku/

---