Antara Kebutuhan Dan Keinginan

in #steempress5 years ago (edited)

image


Source

"Semakin kita bersyukur, Tuhan akan semakin menambah nikmat itu dalam kehidupan kita"

Hay semua ! Bagaimana kabar anda hari ini, saya berharap semua semua dalam keadaan sehat jiwa dan raga, agar senantisa kita bisa terus beraktivitas, dan saling berbagi. Berbagi cerita, ataupun informasi, dan juga motivasi. Nah berbicara mengenai kebutuhan dan keinginan, ternyata orang jaman sekarang, memang berpikirnya jajan ya ? Jadi, ketika ada uang, langsung mikir handphone baru, dan lain sebagainya.

Sebetulnya inilah dasar lebih besar jajan, daripada penghasilan. ini yang terjadi, kenapa bisa seperti itu ? Karena balik lagi, yang dicari adalah bahagiaan. Dan ada 3 hal yang dalam bahagia.

  • Yang pertama adalah kebahagiaan fisik.

  • Yang kedua emosi

  • Dan ketiga adalah memaknainya

Nah, kebanyakan milenial jaman sekarang berprinsip boros, atau mementingkan gaya hidup. Mencari kebahagiaan dengan mengejar fisik, akhirnya handphone harus baru, baju harus paling keren, motor nggak bisa motor biasa, harus yang ter update. Dan nggak cuma itu, nggak cukup fisik. Dan yang kedua adalah emosi, pengen dipuji. Handphone harus selfie. Ini yang dicari emosi, padahal ada kebahagiaan yang ketiga, yaitu memaknai.

Ketika kita bisa memberi, dan bermanfa'at bagi sesama. Lagi-lagi gaya hidup, lagi-lagi eksis, pengen dihargai, pengen eksis. Itu juga menjadi salah satu problem mungkin ya ?

Saya sebetulnya membagi pengeluaran itu menjadi 3 macam.

  • Yang pertama, ada wajib

  • Yang kedua, ada butuh

  • Dan ketiga, ada ingin

Jadi, wajib adalah pengeluaran yang harus kita bayar, kalau kita nggaj bayar akan ada konsekuensi berupa bunga atau denda, atau juga dosa, contohnya zakat. kemudian kalau kita nggak bayar, akan ada bunga atau denda, misalnya kalau kita punya hutang, kita nggak bayar, itu ada bunga atau dendanya. Kemudian butuh adalah, segala macam pengeluaran, dimana kita harus bayar, tapi kalau kita nggak bayar, nggak akan ada konsekuensi finansial, nggak akan ada bunga, nggak akan ada denda, paling-paling ada fungsi yang terhenti.

Contohnya kita punya handphone, kalau kita punya handphone, kita butuh beli pulsa. Kalau nggak beli pulsa, nggak akan apa-apa, nggak ada konsekuensi berupa denda, atau bunga. Paling-paling handphone nggak bisa dipakai telpon keluar. Terus kita punya motor, atau mobil, kita butuh beli bensin, nggak beli bensin nggak apa-apa. Paling, nggak bisa dipakek bawa keluar. Kemudian juga, misalkan kita butuh makan, nggak beli makanan, nggak apa-apa, paling-paling nanti almarhum, lewat gitu aja😂

Nah, satu lagi ada ingin. Jadi ingin adalah, segala macam pengeluaran, yang kita lihat di Mall-Mall misalnya, nah wajib dan butuh, itu ada batasnya, tapi ingin itu nggak ada batasnya. Jadi kuncinya adalah, kalau kita ingin bisa mengendalikan pengeluaran, kendalikan ingin kita. Karena siapa yang bisa mengendalikan keinginannya, dia bisa mengendalikan pengeluarannya.


image
Source

Nah, cara yang paling efektif untuk bisa meredakan keinginan belanja, pertama ketika misalnya, terutama perempuan, kalau melihat diskon itu, "waduh ! Susah tidur, susah makan". Akhirnya, kalau para istri itu langsung ngeluarin jurus, langsung memuji suaminya, "Abang ganteng bangetlah", kalau ada diskon itu ya ?

Hal yang harus kita lakukan adalah, kita tanya pada diri kita sendiri, ketika melihat diskon, "kalau nggak ada diskon, butuh nggak sih" ? Kita pas lihat diskon, pengen banget. Tapi tanya lagi, kalau ini nggak diskon, kita butuh nggak ? Nah, kalau ternyata nggak, berarti kita nggak perlu membelinya. Dan mungkin lebih mudahnya kita memahami, yang mana kebutuhan sama keinginan.

Oke ! Jadi, milenial ini, katakanlah mau belanja dengan inkam mungkin 5 atau 6 juta sebulan, pertanyaannnya sekarang adalah, bagaimana caranya kita membagi-bagikan penghasilan yang kita dapat keberbagai pengeluaran. Jadi biar gampang, saya membagi pengeluaran menjadi 4 kelompok pengeluaran. Jadi pertama adalah cicilan hutang, ini berasumsi punya hutang ya ? Kalau nggak punya hutang bagus, jadi kita kita bisa gunakan untuk yang lain. Jadi pertama untuk cicilan hutang dulu, kemudian yang kedua adalah tabungan, dan investasi, ketiga primer asuransi, tapi kalau primer asuransinya ada unsur tabungannya, masukkan dia ke tabungan dan investasi. Kemudian yang keempat adalah biaya hidup, saya ulang lagi ya, ada cicilan hutang, tabungan, dan investasi, primer asuransi, dan biaya hidup. Cicilan hutang maksimal 30% dari penghasilan, kurang boleh, lebih jangan.

Tapi kalau 30% itu ada yang kita gunakan untuk cicilan rumah, maka angka 30% itu boleh jadi 40%, nggak apa-apa. Karena itu juga standar ya, sebelum kita bisa mendapatkan pinjaman. Biasanya dari Bank standarnya juga dilihat ya 30% maksimum dari total inkam. Kemudian tabungan dan investasi, paling sedikit 10 %, lebih boleh, kurang jangan. Jadi, kalau kita mau cepat sejahtera, lebih cepat makmur, jangan 10%, tapi 30%, mau lebih cepat makmur lagi, naikkan ke level 50%. Tapi kalau kita bisa nabung sampai 70% dari inkam, itu mungkin ada dua kemungkinan, kalau anda nggak penghasilan besar sekali, mungkin anda tinggal sama mertua😂

Dan saya punya tips sedikit, jadi, kalau anda melihat di Mall, ada barang yang harganya katakanlah 1 juta rupiah, kemudian diskonnya 40%, terus tadinya anda nggak butuh, anda belanja dengan diskon 40% , jadinya 600 ribu rupiah, anda sebetulnya tidak berhemat 40%, tapi anda boros 600 ribu rupiah. Memang sih barangnya kepakek, tapi tadinya nggak butuh, cuma kadang-kadang, di Indonesia ini kadang-kadang, antara butuh dan keinginan bedanya tipis banget. Jadi kuncinya adalah sekali lagi adalah, dengan kita bisa membedakan pos-pos pengeluaran tersebut, prioritas-prioritasnya.

Maka kita bisa membuat penghasilannya cukup untuk membayar semua pengeluaran itu, sehingga, dari tidak mungkin, jadi mungkin. Karena sebagai manusia, kita nggak pernah merasa puas, dan nggak pernah merasa cukup, maksudnya kalau sekarang anda merasa bahwa, oke! Gaji 6 juta ini misalnya ya, cukup emang, tapi begitu naik gaji 10 juta, tetap aja merasa nggak cukup, karena dengan bertambahnya inkam pendapatan, bertambah juga gaya hidupnya. Karena orang itu kalau mindsetnya tidak benar, berapa berapa pun yang ia terima, selalu nggak merasa cukup. Karena pada dasarnya manusia itu nggak pernah merasa puas.

Demikianlah postingan saya hari ini, semoga bermanfa'at.

~Keep Writing~

image

Salam Sahabat Inspiratif

 


Posted from my blog with SteemPress : http://midiagam.epizy.com/2018/10/31/antara-kebutuhan-dan-keinginan/

Sort:  

Betul2 pada dasarnya manusia itu tidak akan pernah puas dan memang terkadang saya juga tertarik dengan barang-barang diskon dan berhadiah meskipun barang tersebut blm sy butuhkan, akhirnya cuma bikin penuh isi rumah 😁

Postingan menarik

Hehe, betul... Betul... Betul !
Cerita @santiintan saya suke, terimakasih telah menyempatkan hadir dan membaca tulisan sederhana ini.

Coin Marketplace

STEEM 0.36
TRX 0.12
JST 0.039
BTC 69965.85
ETH 3540.49
USDT 1.00
SBD 4.71