(cerpen #3) SURAT BUMI UNTUK MAYA)

in #steempress6 years ago (edited)


 

Sunrise yang hebat. Sore yang indah kembali lagi, gemerisik air kali sepanjang pinggiran kebun teh membuat sore semakin indah. Di atas batu besar pinggir sungai, aku menatap hamparan hijau pucuk teh di bawah cahaya jingga yang merona.

Kubuka ponsel jadul yang dari tadi hanya diam di saku celana. Kupandangi sebuah nama dalam deretan inbok messenger. Tertera pemberitahuan si pemilik sedang aktif, kubuka dinding profil miliknya. Sepi tiada status terbaru, atau uplodan foto yang baru, tidak ada pula status-status zaman dulu, 2 tahun yang lalu, status-status yang tertuju padaku.

source 

Kupandangi foto profil yang berprivasi publik. Semakin cantik, badanmu semakin kecil, pakaian yang menutupi seluruh badanmu semakin menawan. Ingin bertanya apa kabar, atau kenapa sekarang badan adik semakin kecil. Apa ada hal yang membuat adik kepikiran. Pertanyaan-pertanyaan yang hanya kuungkapkan dalam hati saja. Aku tidak berani, bukan! Tetapi aku tidak mau mengganggu lagi kenyamananmu.

Kembali kubuka pesan percakapan denganmu, 2 tahun ini tiada chat balasan satu pun untukku. Hari ini ulang tahunmu, setiap tahun selama 5 tahun ini aku selalu mengingatnya dalam hatiku, hari istimewa dirimu meskipun kini telah diprivasi tanggal itu, sehingga aku tidak bisa melihatnya.

Bumi… Bumi… Suara mak mengagetkanku dari arah samping kebun teh. Nampak wanita paruh baya kesayanganku terpogoh-pogoh berlari kecil menghampiri.

“Kamu ini, anak nakal sudah mak cari kemana-mana tidak ada eh malah di sini ternyata.” Mak dengan napas yang masih tersengal-sengal memukul pelan bahuku.

“Kenapa wanita kesayanganku mencari-cari aku? Kangen kah.” Aku tersenyum sambil merangkul pundak mak yang jauh lebih pendek dan kecil dariku.

“Kau ini, seperti anak kecil saja, Mak sudah masak kesukaanmu, nanti keburu dingin. Kamu tahu kita tidak punya penghangat seperti di rumah Pak haji itu.” Mak ternyata masih ingat Microwave itu, saat kita membantu beres-beres rumah pak haji, karena habis pindahan ke rumah baru. Pak Haji yang juga kepala desa di tempatku.

“Mak, mak, aku pikir ada apa. Aku akan makan apapun itu meskipun makanan itu sudah dingin yang penting orang yang membuatnya adalah Mak.” Kucium pipi mak, sambil mengajaknya jalan pulang. Mak kali ini memukul pipiku sangat pelan.

Sampai di rumah, kulihat mak sudah siap dengan masakannya di atas dipan ruangan tengah kamar, tidak ada meja makan seperti di rumah orang lain, tidak pula ada kursi tempat duduk seperti rumah tetangga sebelah. Tapi bagiku tempat ini sangat nyaman, dan makanan ini sangat lezat. Kupandangi mak yang sedang mengunyah makanan di piring alasnya, wanita ini kapan aku bisa membahagiakannya, membalas semua jerih payahnya.

 

source 

Tidak sampai setengah jam, aku dan mak sudah selesai makan. Piring bekasnya pun sudah kucuci, ya cuci piring adalah tugasku, tidak peduli itu pekerjaan wanita seperti si Adi bilang saat bermain ke rumah dan melihatku mencuci piring. Maghrib dan Isya pun sudah selesai kulakukan. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam.

Kubuka komputer bekas yang pak haji kasih beberapa waktu lalu saat aku pertama masuk kuliah. Ya! Alhamdulillah dengan keadaan seperti ini aku bisa kuliah seperti anak lain, setidaknya aku bisa membuat mak tersenyum bangga dengan prestasi yang tak kalah dengan anak normal dan kaya, meskipun masih dibantu keuangan kuliah sama pak haji dan beasiswaku. Kalau tidak bagaimana bisa melanjutkan kuliah, mak hanya seorang pemetik daun teh di perkebunan desa , 10 tahun sudah mak membesarkan dan menhidupiku sendirian, ayah sudah lama meninggalkan kami selama-lamanya.


Assalamualaikum

Selamat malam Dik. Apa kabar? Semoga selalu sehat walafiat.

Selamat ulang tahun ya Dik. Maaf abang terlambat mengucapkannya.

Semoga kebahagiaan dan rahmat Allah SWT selalu menaungi setiap langkah Adik.

Alhamdulillah abang kemarin sudah wisuda, dan sekarang tinggal nunggu diterima kerja, doakan abang ya Dik.

2 tahun ini abang benar-benar berusaha tidak mau mengganggu adik,namun ternyata abang masih belum bisa melepaskan. Abang tahu dan abang mengerti alasan adik tetap diam. Abang tidak berharap banyak, hanya mencurahkan segala kerinduan yang telah abang simpan selama ini. Maafkan abang yang masih menganggap adik adalah orang yang paling berharga setelah mak di dunia ini.

Terimakasih sudah hadir di kehidupan abang selama 5 tahun ini. Bagi abang dunia ini terasa berwarna setelah mengenal adik, dan jujur saja adik telah memberikan suatu kekuatan hingga abang bisa menyelesaikan kuliah dengan benar.

Meskipun kita tidak pernah bertemu dalam nyata bagi abang adik adalah hal yang paling nyata di dunia ini.

Kelulusan ini abang persembahkan sebagai kado kecil untuk adik. Sukses selalu ya Dik! Jangan tinggalkan kewajiban kepada Allah kita.

Salam dari mak dan salam untuk ibu bapak di rumah.

Wassalamualaikum.

“Bumi kau jangan terlalu percaya pada ketulusan orang di dunia maya itu.” Mak di sela-sela ngantuknya tiba-tiba mengagetkanku dari samping.

“Mak kaya tahu saja dunia maya itu seperti apa.” Aku menjawab sambil terus memperhatikan inbok messengerku sudah di bacanya atau belum.

“Justru karena mak tidak pernah tahu, ketulusan di dunia nyata saja terkadang palsu, apalagi dengan dunia maya. Sudah cepat tidur, jangan seperti orang gila sering tersenyum dan menangisi ponsel dan komputer sendiri. Kamu bukan lagi anak sekolahan, kamu harus bisa menerima hidupmu, takdirmu. Bersyukur dan ikhlaslah insyaAllah kamu akan berbahagia meskipun orang-orang mencibirmu.” Mak berkata sambil matanya terpejam, mungkin saking lelahnya seharian memetik pucuk-pucuk teh itu.

Kupandangi wajah mak yang sudah kembali tertidur di atas ranjang kayu sebelah komputer. Aku dan mak memang tidur sekamar, tidak ada lagi ruangan lain di rumah ini, selain dapur dan ruang tengah.

Kembali kulihat pesan di komputerku dan ternyata sudah ada balasan.

Waalaikumsalam. Terimakasih.”

 

Aku menatap sayu tulisan itu. Dulu aku pernah bersikeras mengatakan pada teman-teman bahwa anggapan cinta di dunia maya tidak akan pernah nyata, itu bohong. Dulu aku selalu melawan nasehat mak bahwa ketulusan di dunia maya itu tidak semua palsu. Ya! semua itu karena perkenalanku dengan seorang gadis bernama Maya.

Aku Bumi seorang pemuda cacat. Aku tidak punya tangan utuh seperti orang normal. Kata Mak itu sudah bawaan aku sejak lahir hanya memiliki satu tangan. Tapi semua teman di dunia mayaku tidak ada yang tahu, karena setiap foto yang kuunggah tidak tampak tangan sebelahku. Dengan wajah yang memang tidak terlalu buruk orang-orang mengngap aku adalah lelaki normal. Aku tidak membohongi mereka karena tidak ada yang bertanya padaku. Sampai akhirnya aku dekat dengan Maya. Hidupku yang selalu merasa kesepian di dunia nyata berubah setelah mengenalnya, dengan berjalannya waktu aku dan maya akhirnya memutuskan untuk berpacaran. Ya ini memang hanya maya, tapi bagiku ini adalah nyata, kebahagiaanku ada di sini dan aku tidak membohongi Maya.

Setelah 3 bulan menjalin hubungan aku dengan segenap kekuatan mengatakan pada Maya tentang keadaanku sebenarnya. Dan Alhamdulillah Maya menerimaku dengan ikhlas karena dia bilang itu semua tidak penting. Darinya aku belajar bangkit, dan darinya semangatku untuk hidup terus tumbuh, bukan lagi mak, wanita yang tulus mencintaiku.

Aku sangat bahagia saat itu, hidupku sangat terasa penuh warna. Dan dariku dia semakin mengenal dan dekat dengan Sang Pencipta. Jilbab mulai dia kenakan, tiada lagi foto-foto terpajang di sosial medianya tanpa busana yang lebar. Sampai akhirnya aku mengenalkan dia pada mak di telepon dan Maya sangat senang. Kami saling mencintai, saling menerima kekurangan.

Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk menelepon orang tuanya setelah 3 tahun kami berhubungan. Namun dari situlah awal dinginya hubungan kami, telepon yang Maya berikan ternyata palsu. Setiap kukirim pesan dan kutelepon Maya tidak pernah merespon. Hampir saja aku terjatuh di saat awal-awal masuk kuliah. Kalau saja tidak melihat mak aku sudah kalah dan tidak bisa berdamai dengan nasibku.

Sampai kini 2 tahun sudah tidak ada lagi kabar darinya, setiap pesan tidak pernah dibalasnya namun dia baca. Foto-foto dan kenangan tentang diriku telah dia hapus dari akunnya. Iya! Aku memang buta dengan cinta. Tapi aku tidak menyesal mengenal dan mencintainya, bagiku dia yang telah membuatku mau bertahan hidup di dunia nyata dengan kepedihan akibat cacat ini.

Dia Maya yang telah memberiku semangat membara hingga aku masih mampu berdiri dan membuat mak bangga dengan kelulusanku. Cukup dengan melihat mak tersenyum saja aku telah sangat bahagia sekarang. Walau tidak dapat kupungiri dalam lubuk hati yang terdalam, aku Merindukan Maya.

Aku rindu semangat dan nasehat-nasehatnya. Aku tidak pernah ragu dengan ketulusannya. Hingga kini aku berterima kasih dia mau membalas pesanku. Aku masih mencintainya, meski sekarang aku tak berharap dia mencintaiku.

Aku hanya akan merindukannya.

 

sourceTerimakasih Maya sudah memberi warna di dunia yang sepi ini.

 

 

-Ruang Ahlam-


Posted from my blog with SteemPress : https://nnaachlam.com/cerpen-3-surat-bumi-untuk-maya/

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by Nna Achlam from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Congratulations @nnaachlam! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Resteemed your article. This article was resteemed because you are part of the New Steemians project. You can learn more about it here: https://steemit.com/introduceyourself/@gaman/new-steemians-project-launch

Si Maya kemana atuh mba @nnaachlam.
Raib seperti cinta2 maya Zaman sekarang😅😅😅

Hahhahahhahaha.
Ditelan harga sbd mba

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63722.47
ETH 3049.10
USDT 1.00
SBD 4.03