Goodbye Sam

in #steempress6 years ago (edited)

"Aku berharap kita tidak akan bertemu lagi. Fyi, I am heading to Germany, I hope I won't see you there" , ujarnya sambil tersenyum. Aku mengartikan senyumnya bermakna negatif, bernada serius untuk tidak bertemu lagi di masa depan. Tapi di sudut hatiku, aku masih merasa ada candaan di kalimatnya, yang ia ucapkan ketika kami berpisah di bandara, beberapa hari setelah wisuda kami, hampir satu dekade yang lalu.

Namanya Sam, well, itu hanya penggalan dari nama aslinya, tak mungkin kutulis nama aslinya di sini. Juniorku yang selalu berpenampilan super rapi, jauh lebih rapi dibandingkan dengan dosen kebanyakan. Kaku, aneh, nyentrik, itu yang terlintas di pikiranku dari awal aku melihatnya di balkon kampus. Senyumnya selintas mirip dengan tokoh Joker yang menyeramkan, apalagi dipadukan dengan pakaiannya, semakin mengerikan rasanya. Pintar dan vocal jadi kelebihannya sebagai mahasiswa di kampus.


Spring

Aku di sophomore, Sam di freshman class. Oya, sophomore itu sebutan untuk tahun kedua di universitas, sedangkan freshman untuk tahun pertama.

Ntah bagaimana awalnya sampai kami kemudian menjadi teman yang cukup dekat. Yang kuingat, waktu itu musim dingin yang membeku di Sarajevo, dan kaki kananku terkilir karena terjatuh dari tangga yang licin akibat salju yang mencair. Karena tidak mendapatkan ijin cuit kuliah, aku tetap ke kampus, kaki kana digips, sedang untuk berjalan diperbantukan dengan dua tongkat. Di kampus, aku akan duduk di bangku paling depan sebelah kanan, dengan sebelah kaki kunaikkan ke atas kursi lainnya, sedang tongkat kusandarkan ke dinding di sebelah kananku.

Setiap hari, aku pasti membeli kopi di vending machine yang ada pas di depan aula. Seringnya, pasti ada satu dua teman yang menawarkan untuk membawa kopi ke kursiku, setelah melihat aku yang kesusahan dengan tongkat di sebelah kanan dan kopi di sebelah kiri. Sedang makan siang, Dan (bukan nama sebenarnya) , akan menawarkan untuk membli bureg atau roti jenis lainnya dari Pekara di sekitaran kampus.

Sam, adalah satu dari sebagian mereka yang senantiasa menawarkan bantuan padaku.

Musim semi tiba, akupun sudah dapat berjalan dengan normal.

Aku masuk ke kelas micro economy siang itu. Dari seberang kelas, Sam setengah berteriak mengatakan sederet kata yang membuat semua yang berada di ruangan itu menoleh, dan memperhatikan sikapku.

" Nikah yuk! Musim semi udah tiba, waktu yang tepat untuk menikah. Bunga-bunga bermekaran, waktu yang sangat tepat untuk keluarga berkumpul bersama. Nanti kita punya unya anak 1-2, dan kamu boleh nentuin, mau tinggal di Indonesia atau di negara ini, atau di negara lain".

Sam pas berada di depanku bersamaan dengan habisnya kalimat yang dia ucapkan dengan tenangnya, dengan senyum cerianya, di depan semua orang.

"Stop joking around, will you?" Jawabku sambil mengambil tempat di sudut yang berbeda dari Sam. Mengacuhkan apapun yang dia bicarakan, begitu juga dengan yang teman-teman candai

Beberapa menit sebelumnya, aku mendengar Sam berbicara dengan dua teman dekatku lainnya, di depan vending machine depan aula. Pembicaraan yang membuatku marah sekali. Sam menuduhku memanfaatkan teman-teman terdekat selama kakiku terluka. Bahkan berusaha menyakinkan teman-temanku akan kebenaran tuduhannya. Aku menanyakan alasannya mencoba membuat teman-temanku menjauh justru diacuhkannya. Membelikan kopi, membelikan makan siang, membantu mengumpulkan tugas, memanggil taxi, adalah bentuk aku memanfaatkan teman-teman selama kakiku terluka.

Dan siang itu, sebelum kelas micro economy, aku sudah kehilangan salah satu teman di kampus ini, di negeri ini.

Beberapa waktu sebelum kelulusan, aku berpapasan dengan Sam.

" Masih marah ya? Mau berapa lama? Cuma karena ajakan nikah waktu itu kamu marah sebegitunya? ", ujar Sam.

Marahku mereda, tapi untuk kembali seperti teman lama, rasanya tak memungkinkan lagi. Jika teman terdekatmu melakukan hal seperti yang Sam lakukan di atas, bagaimana mungkin aku bisa menerimanya lagi.

 


Suasana di dalam tram / train

"See you around Sam". Aku langsung berjalan pergi, menuju teman-temanku. Well, cuma sampai beberapa minggu lagi, akupun akan kembali ke tanah air. Aku tau Sam akan pindah ke Berlin setelah kelulusan, dan aku berdoa, semoga ketika aku beneran ke Jerman nantinya, jika Tuhan mempertemukan kami, kami bisa berinteraksi dengan lebih baik, dan lebih dewasa.

Dan di bandara, Sam mengingatkanku untuk tidak ke Jerman juga.

Beberapa tahun kemudian, aku melihatnya di kereta ICE Frakrfurt - Dusseldorf. Aku melihatnya sedang membaca koran, dia melihatku yang duduk hanya beberapa langkah darinya. Kulambaikan tangan padanya.

Datar

Bye Sam.

*Pekara : Bakery


Posted from my blog with SteemPress : http://www.rahmanovic27.com/2018/07/09/goodbye-sam/

Sort:  

Semoga dipertemukan lagi dengan Sam tapi dalam edisi yang berbeda

Posted using Partiko Android

hehehee.. makasih udah mampir :)

Dengan Steempress memang membuat kenangan menjadi segar kembali @rahmanovic. Hehehehe.....

hwuahhahha bang ayiiii..

Kak mohon pencerahannya bagaimana agar bisa dpt upvote dr steempress? Saya sudah beberapa kali posting melalui plugin steempress tp belum juga dpt upvotenya. Mohon pencerahannya kak. Terima kasih

Posted using Partiko Android

setelah posting ada share di discord mereka gak? mungkin itu bisa dicoba.. trus kayaknya divote kalau tulisannya lebih dari 300 kata, ini our masih kayaknya

btw, aku pun baru berapa hari ini divote kok :D

Ada kak. Saya share ke t4 mereka. Mudah2an saya kedepannya bisa dpt upvote. Jd, kakak sebelumnya uga kgk dpt upvote beberapa kali posting? Saya pakek website dan plugin gratis. Kagak apa2 ken? Nilai upvotenya lumanyan besar dr mereka ya. Sukses terus kak.

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64498.18
ETH 3079.08
USDT 1.00
SBD 3.86