DOSEN BUKANLAH GURU

Dosen adalah kata serapan yang berasal dari Bahasa Belanda yaitu "docent" yang berarti instruktur/pengajar yang bekerja di level Universitas. Sedangkan guru menurut sumber diambil dari bahasa Jawa yaitu orang yang bisa digugu (dipercaya,dipegang omongannya) dan ditiru, mungkin tidak sepenuhnya benar atau hanya kepanjangan yang kebetulan dianggap cocok sebagai makna, tetapi pada kenyataannya memang guru harus demikian.

Guru dan Dosen sama-sama mengemban tugas mengajar dan membimbing peserta didik, satu perbedaan yang jelas terlihat hanya pada jenjangnya saja, yakni Dosen bertugas di kampus sementara Guru bertugas di Sekolah. Cuma, yang masih kita ragukan adalah seorang Guru juga mengemban tugas mendidik, artinya tidak cuma mengajar dan membimbing saja. Dipihak lain, Apakah seorang Dosen juga demikian?

Jika melihat dari tugas, secara dua-duanya diamanahkan oleh Allah sebagai pengajar dan pemberi ilmu bagi manusia lain, terserah di level mana dan tak penting di instansi apa, yang jelas pekerjaan pokok keduanya adalah men-transver Ilmu Pengetahuan.

Disisi lain, walaupun sekilas sama, rasa-rasanya sungguh jauh berbeda. Dulu, kita tidak pernah sep dari rasa jengkel kepada guru, namun saat kuliah "wooww, disini rupanya lebih tidak manusiawi ketimbang di sekolah ya..!!", kita bayar upah bimbingan, tapi prakteknya kenapa kita yang kejar kejar dia ya,.!!, ditipu lagi, janji hari ini, sampe lusa telepon tidak diangkat, ini kita yang bayar apa dia ya..!! Kita yang kasih dia makan, justru kita yang dibuat seperti pengemis. Dan satu lagi, GURU DISEKOLAH TIDAK SETAIK-BUAH ITU. Ditambah lagi dengan alasan koreksi kesalahan mahasiswa yang tak jelas dari mana, banyak pula setelah dikoreksi pas kita cek kembali rupanya koreksinya justru semakin salah, huufftt...ini yang membuat mereka bukanlah seorang guru menurut saya.

Porsi "mendidik" yang lebih besar bisa kita dapatkan dari seorang guru, tapi dari dosen kebanyakan kita mendapatkan jatah "dipersulit" lebih besar dari "mendidik"

Namun demikian, apakah kawan-kawan setuju kalau misalkan saya bilang "Saya lebih ingat kepada guru saya ketimbang dosen saya". Padahal, saya ditempa oleh keduanya dalam kondisi berbeda, yaitu guru berperan saat pikiran saya belum full, dan kemudian mendapatkan pelajaran dari dosen ketika pikiran sudah dewasa, tapi kenapa justru guru yang paling membekas, yang nyata-nyatanya dulu paling sering membuat saya jengkel, hari ini justru dia yang paling saya ingat.

Mengingat pembaca mungkin ada yang dari dosen, saya tidak ingin menuliskan hipotesa yang menyudutkan orang, saya hanya ingin menyampaikan bahwa kenyataannya ada masalah pelik yang harus disadari oleh dosen bahwa "Senakal-nakal siswa, akan menyesali kesalahan kepada gurunya saat dia dewasa, ia juga akan mengenang gurunya sepanjang masa. Tetapi sebaliknya banyak mahasiswa yang bahkan tidak tahu dosennya sudah tiada"

Posted from my blog with : https://rizal-sahabat.000webhostapp.com/2018/08/dosen-bukanlah-guru