Blogger dan HomeschoolersteemCreated with Sketch.

in #steempress5 years ago

Blogger dan Homeschooler


Awalnya karena nyinyiran para “pengagum” yang suka usil dengan “keberhasilan” Fahmi, putra saya yang sudah masuk SD tanpa lebih dahulu masuk sekolah TK atau PAUD.

“Kok bisa sih langsung masuk SD? Sementara anak saya mah tidak boleh. Itu pasti kasih duit ya? Atau jangan-jangan karena anak guru ada kerjasamanya jadi dibolehkan masuk SD tanpa ke TK dulu?” dan masih banyak legi omongan yang lebih pedas lainnya.

Tanpa mereka para “pengagum” kami itu tahu, bagaimana saya banting tulang berdarah-darah (halah istilahnya sampai super kali ya...) mengejar berbagai informasi terkait belajar di rumah atau homeschooling untuk Fahmi, dengan kondisi di kampung yang sering mati listrik plus koneksi sering ngadat alias lemot bin lola.

Saya bukan praktisi pendidikan. Saya juga tidak mengenyam sekolah tinggi. Saya hanya perempuan desa mantan TKI, yang kebetulan bisa mendapatkan majikan yang mendidik anak anaknya dengan semangat di rumah, meski majikan super sibuk sebagai wanita karier. Dan saya berusaha untuk menyerap ilmunya, menerapkan sistem pendidikan dan pola pengasuhan anak yang majikan lakukan terhadap anak saya sendiri sekembalinya saya ke kampung halaman.

Tidak ada yang tidak mungkin. Karena memang saya niat untuk memperdalam apa yang saya minati sehingga bisa dirasakan manfaatnya khususnya untuk saya sendiri syukur-syukur bermanfaat untuk yang lain.

Mengajari orang tentu tidak mungkin. Kembali ke alasan di atas, saya bukan pengajar bukan pula praktisi pendidikan. Da saya mah apa atuh? Tapi tidak menutup kemungkinan apa yang saya alami bisa bermanfaat dan jadi pelajaran bagi orang lain jika saya menuliskannya dan dibaca orang (yang minat). Maka menulis (yang memang sudah jadi hobi sejak kecil) saya tekuni secara serius. Belajar tidak ada batasnya. Selagi saya bisa saya mau belajar. Termasuk ketika saya sedang kuli di luar negeri. Kecanggihan teknologi dan kemudahan fasilitas tidak saya sia-siakan. Saya belajar pola pengasuhan anak dan ngeblog sekaligus.


Ibu rumah tangga dengan segala prioritasnya

Bukan mau sharing gimana bisa jadi blogger sekaligus homeschooler, sehingga bisa punya penghasilan tapi mendidik anak tidak sampai keteteran. Karena saya (sekali lagi) bukan praktisnya, saya hanya ingin ada jejak buat dibaca anak kelak, bagaimana perjuangan ia dicaci dan dinyinyiri gara-gara memilih homeschooling dari pada sekolah formal.

Pun bukan mau membandingkan jika anak-anak itu yang sekolah formal lebih dulu, dengan Fahmi anak saya yang “cukup” belajar di rumah saja ternyata jauh banyak perbedaannya. Jelas saya merasa bangga anak saya lebih bisa mengerti huruf dan angka, tidak apa meski tidak bisa menyanyikan satu atau dua buah lagu yang dihafal anak-anak teman sekolah nya sekarang. Toh memang saya mengajarkan Fahmi untuk lebih mengenal karakter baik, sopan santun dan etika, lalu disusul huruf dan angka, bukan belajar nyanyi.

Awalnya motivasi jadi blogger, menulis kan apa yang terjadi dan terlintas di pikiran hanya untuk dokumentasi dan mencatat informasi tentang belajar di rumah. Tapi lama-lama semakin banyak kenalan dan gabung di berbagai group parenting sehingga mendapatkan tawaran review, menulis ulasan produk, membuat foto sampai sosialisasi yang dipesan oleh pihak terkait.


Lama semakin lama menulis alias ngeblog berubah menjadi sebuah kebiasaan dan obat untuk pereda stress. Jujur saya katakan tidak mudah setiap hari dekat dengan anak dengan posisi sebagai ibu juga sekaligus guru. Saya sering marah, meledak-ledak, semua curhat saya muntahkan dalam bentuk tulisan. Terus demikian.

Sampai sekarang keterusan, sementara anak belajar, saya bekerja, eh ngeblog. Jadi less stress, banyak waktu produktif baik bersama anak maupun untuk pekerjaan yang sekarang justru lebih ke arah penghasilan tetap. Alhamdulillah.

Jadi apa itu homeschooling, informasi lengkap bisa tinggal gugling saja. Kenapa saya memilih anak belajar di rumah saja dari pada masuk TK? Prinsip nya simpel, kalau saya bisa, saya ingin saya saja yang mendidik anak saya. Selagi saya mampu anak tidak harus dididik oleh orang lain. Toh anak saya adalah investasi dunia akhirat saya.


Posted from my blog with SteemPress : http://tehokti.com/blogger-dan-homeschooler.html

Coin Marketplace

STEEM 0.39
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70463.21
ETH 3549.83
USDT 1.00
SBD 4.87