Kisah Polisi Tolol dan Cerita Seorang Demonstran

in #story6 years ago (edited)

Seorang polisi duduk di kursi plastik, posisinya menghadap pintu terali besi. Umurnya tak bisa lagi dibilang muda, pangkatnya sudah mentok, dan tak mungkin bisa naik lebih tinggi lagi. Dari bentuk fisiknya, dia tak bakal mampu bertugas di lapangan apalagi dikirim untuk memburu para pejuang GAM yang rata-rata masih berusia muda. Sebagai polisi yang sudah 'karatan' dia sama sekali bukan teman asik diajak ngobrol.

Baca juga: Kisah Pilu di Bulan Mei

Aku berdiri di balik pintu terali besi, dan mendengar polisi tua ini mengoceh tak karuan. Segala sumpah serapah untuk pejuang GAM dimuntahkan, dan sialnya aku menjadi tong sampah untuk ocehannya yang tidak berguna itu. Semua lakab terburuk dan terkutuk disematkan kepada GAM. Bahkan, dia pun menyumpahi para petinggi GAM yang bermukim di luar negeri. "Kalian itu bodoh, mau saja dijadikan tumbal oleh si orang Tiro itu," katanya.

1016194_465647426860155_985144628_n.jpg

Aku hanya diam dan tak berkomentar apa-apa. Kulihat polisi tua di hadapanku dengan tatapan jijik. Dia tak tahu bahwa lebih baik menjadi orang bodoh yang tahu berjuang daripada jadi polisi tolol seperti dia. Kebetulan dia juga orang Aceh, tapi mungkin bukan orang Aceh yang mendapatkan pencerahan.

"Kau tahu apa yang dilakukan Hasan Tiro di luar negeri?" tanyanya. Aku tahu, dia tak memerlukan jawaban dariku. Soalnya, dia menjawab sendiri pertanyaan, dan dari jawaban itu menunjukkan betapa rendahnya moral dia. "Dia asik (maaf, aku tak berani menulis kata itu di sini) .... di sana," sambungnya. Dia tampak tersenyum puas seolah-olah baru saja memenangi togel.

Lalu, dia mencoba menguji pengetahuanku tentang aksi demo yang kami lakukan tempo hari. Dia tanya kenapa kami membawa bendera GAM, bendera referendum dan bendera PBB. Anehnya, dia seperti tak mempersoalkan bendera merah putih yang juga kami bawa. Dia mengira aku sebagai orang yang dibayar untuk melakukan demo dan tidak tahu apa-apa tentang makna simbol yang kami bawa. Dia pun tidak bakal tahu bahwa yang mengonsep pernyataan sikap, menulis selebaran dan beberapa kata pada poster adalah orang yang kini berdiri di hadapannya.

"Konflik di Aceh melibatkan dua seteru, yaitu Pemerintah RI melalui TNI/Polri melawan GAM. Itulah, kenapa kami membawa bendera RI dan GAM sekaligus," kataku. Aku tak yakin dia menyimak dan mau menghayatinya. "Bendera referendum itu kami maksudkan sebagai solusi atas konflik yang melibatkan RI dan GAM. Pelaksanaan referendum itu harus di bawah pengawasan PBB, itulah kenapa kami membawa bendera PBB." Dia tak cukup puas dengan jawabanku, yang menurutnya omong kosong belaka. Dia menganggap perjuangan orang Aceh itu sia-sia saja, karena dunia internasional tidak ada yang mendukung Aceh.

996160_465646840193547_478169335_n.jpg

Di luar siksaan yang aku dapatkan, hidup di dalam sel Polresta itu sedikit menyenangkan. Kita bisa makan tiga kali sehari tanpa harus membeli. Menunya tidak semewah makanan yang kerap dihidangkan untuk seorang komandan, tentu saja. Aku ingat, kalau pagi kami dapat nasi dengan lauk berupa bakso yang dibelah dua, siang pakai ikan teri yang jumlahnya tak lebih dari lima buah, sementara malam menunya berupa telur dadar yang lapisannya sangat tipis.

Pun begitu aku sering dapat kiriman makanan dari luar. Sekali waktu aku ingat, ada pengunjung mengantar nasi bungkus. Di dalamnya tak hanya terdapat nasi dan lauk yang enak, tapi juga diselipkan Yaasin kecil plus sehelai kertas bertulisan "selalu tabah, jangan tinggalkan shalat dan doa." Selama di sel memang tak pernah sekali pun aku meninggalkan shalat. Hanya salat Jumat saja yang pernah aku tinggalkan, karena sebagai tahanan, kami tak diizinkan pergi salat Jumat.

Ada satu pengalaman yang paling kuingat ketika melaksanakan salat Isya. Aku melaksanakan salat seperti biasa. Ketika aku senang membaca bacaan salat, ada anggota polisi berdiri di dekat pintu terali besi. Dari luar dia berteriak tak karuan dan dilakukan untuk mengacaukan bacaan salatku. "Dasar anjing, babi, komunis...Di dalam sel, semua rajin salat dan berdoa. Tapi pas di luar, kerjaannya bikin kacau," katanya. Aku tak memerdulikan kata-kata itu dan terus salat sampai selesai.

Selama lima hari, aku rutin mendapat siksaan. Yang paling parah adalah disulut dengan korek yang apinya serupa dengan api yang ada di ujung las. Kulitku langsung merah dan meleleh seketika. Tak sampai di situ, kita kemudian akan ditanyai apakah siksaan itu membuat kita sakit atau tidak. Kalau kita jawab sakit, dia akan langsung bilang, "dasar anak kecil, digituin saja sudah sakit." Namun, siksaan akan ditingkatkan kalau kita bilang tidak sakit. Serba salah.

25398476_10208616126840219_7366494331796058133_o.jpg

Ketika Cut Nur Asikin dibawa ke sel sebelah, penyiksaan yang aku terima sedikit berkurang. Namun, setiap kali Brimob BKO pulang dari operasi dan tidak ada anggota GAM yang berhasil mereka tembak dan tangkap, maka aku kerap menjadi sasaran pengganti. "Mana panglima sagoe GAM," panggil mereka sepulang dari operasi. Sebutan diberikan karena aku lebih sering tidur di sudut (sagoe) di sisi kiri pintu. Aku sengaja memilih tidur di sudut agar terlindungi dari pandangan anggota polisi yang lewat. Sebab, mereka sangat usil pada para tahanan.

Sebutan itu juga karena aku dianggap sebagai anggota GAM yang menyusup dalam gerakan mahasiswa. Dalam berita di media, polisi memberi nama baru untukku, yaitu Rabuat, seorang anggota GAM. Hah, sejak kapan aku menjadi anggota GAM?[]

Image Source: 1, 2, 3

Sort:  

Mantap kamerad

Bek hana posting sagai...ka mulai meukeuraluep lom pikiran haha

teruskan kisahnya bang. aku menghayati gejolak emosi di setiap bait nya

Ta tuleh bacut-bacut Hendra. Munyoe tatem tuleh, sep jai cerita...cuma kadang2 han ek taingat le...

Kisah menarik Bg... Mangat di baca.
Soh Kapolres wate nyan Bg?
Peu Zulkarnain Bg?

Kejadiannya sudah lama, tahun 2001. Kamu mungkin pernah dengar nama Alfons Tolahulu

Iya ingat saya...Alfon
Kapolres pengganti Zulkarnain 😄

Setiap kurikulum sekolah memuat pelajaran sejarah pada setiap jenjang dan kelas. Kenapa dalam buku sejarah disekolah tidak pernah sedikitpun membahas tentang sejarah Aceh kecuali Samudra Pasai itupun sak Uprit sekali?

Jawabannya ada di novel (pengarang, tahun,halaman) lupa tapi pernah baca. Karena pemerintah takut akan timbulnya kembali semangat perang pada anak-anak Aceh.

Menurut bapak @acehpungo benar tidak demikian?

Begitulah negara kita, sengaja menyembunyikan sejarah bangsanya. Tapi, kalau tahu sejarah Aceh, kita bisa baca di buku yang ditulis oleh orang Barat. Baca saja di acehbooks.org

Terimakasih rekomendasi nya bapak @acehpungo, ah tidak enak menyebutnya, saya sebut bapak Taufik saja.

Selamat berakhir pekan pak.

Salam..

Tetiba saya berharap ada lanjutannya tulesan ini

Akan kita coba cicil sedikit demi sedikit. Ditunggu saja di channel acehpungo haha

Sang ka maen postingan dokumen2 awai nye. Lon meu 100 boh na atra awai yg rhui bule teuh watee tabaca. Payah ta buka bacut2 sang.

Nyoe teungoh ta cicil bacut2 pak Ketua, bek gadoh arsip. Nyoe bagian dari ta rawat ingatan cit

Nyo nyan kalheuh neulalui kakupatis. Terpaan mental yang luar biasa dikala itu.

Ureung Aceh mandum kalheuh geulalui kejadian lagee nyoe. Malah, na yang leubeh brat lom

lon hana roeh beh.

Lon preh lanjutan jih. Neucerita polisi tolol nyan bacutteeuk; pat rumoh ih jinoe dan kiban kondisi jih jinoe, rap tajenguk uroe raya nyoe. Lon hawa kalon jumueh jih...pue brat meugeuratan..hhhhe..

Hana tateupat le jih jinoe, sang ka wabas kiras ngon tsunami. Munyoe cara peugah haba polisi nyan, neu dungo mantong gaya polisi meu pep pep haha

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by acehpungo from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66077.75
ETH 3167.77
USDT 1.00
SBD 4.01