PRAKTIK "KOLONIAL" SALAH SATU PERUSAHAAN JASA ASURANSI: KISAH TERJERAT JEBAKAN "BATMAN" ASURANSI BNI LIFE

Hai Steemians, apa kabar kalian semua? Sudah lama saya tak mampir di blog Steemit saya. Malam ini saya ingin sedikit berbagi kisah pengalaman buruk yang saya alami seminggu ini.

(Dokumentasi pribadi)

Pernah kah kalian dihubungi seseorang yang mengaku marketing asuransi dari Bank tertentu via Hp? Saran saya, jika kalian dihubungi oleh orang tersebut, putuskan saya sambungannya, atau kalian suruh kejar lembu-lembu aja sana!

Kisah saya bermula dari bulan yang lalu, pagi itu saat sedang asyik main game Top Eleven pakai android di warkop Lom Kupi, Simpang Buloh, saya menerima telepon dari seorang cewek. Dia ngakunya marketing BNI Life, asuransi milik Bank BNI.

Cewek itu bermaksut menawarkan saya masuk jadi nasabah asuransi BNI Life. Saya bilang ke dia akan pelajari dulu. Terus cewek ini bertanya data pribadi saya, nama istri, nama anak, alamat lengkap, alasannya supaya bisa dikirimkan berkas untuk saya pelajari.

Kemudian dia bicara sekilas, semacam pengantar program asuransi yang ditawarkan. Setelah kira-kira dua puluh menit berbusa-busa dia khotbahkan soal program asuransi itu. Lantas dia bertanya bagaimana tanggapan saya.

Tentu saja dengan basa-basi saya katakan "oh, itu bagus sekali. Saya pertimbangkan untuk bergabung, tapi saya mau pelajari dulu setelah dikirimkan berkasnya."

Sepertinya cewek itu senang merasa berhasil meyakinkan saya, dia berkesimpulan saya akan bergabung. Setelah meyakinkan saya bahwa berkas akan segera dikirim ke alamat saya dalam waktu dekat, dia pun mengakhiri dan menutup teleponnya.

Saya bertanya-tanya dalam hati, dari mana dia dapat nomor Hp saya, batin saya menjawab sendiri, darimana lagi kalau bukan dari data rekening BNI milik saya. Sebenarnya, saya menyesal melayani telepon cewek itu tadinya. Karena gara-gara itu tim bola Top Eleven saya kalah bertanding!

(Dokumentasi pribadi)

Kira-kira seminggu yang lalu, Pak Keplor datang ke rumah menyerahkan sebuah amplop berwarna biru. Awalnya saya pikir undangan pesta, rupa-rupanya berkas asuransi yang dikirim BNI Life yang sebelumnya nyasar ke rumah Pak Keplor. Kebetulan nama menantunya juga Kamaruzzaman, sama seperti nama saya.

Saya tak langsung membuka amplop itu, saya taruh di meja. Siangnya saat saya di luar, istri saya nelpon, dia protes kok saya masuk nasabah asuransi gak bilang-bilang ke dia. Saya berusaha menjelaskan kalau saya belum bergabung, itu hanya berkas yang dikirim untuk saya pelajari, dan kalau dia gak setuju, saya bisa membatalkannya.

(Dokumentasi pribadi)

Tapi istri saya bilang kalau nama saya sudah tercatat sebagai nasabah asuransi, soalnya berkas yang dikirim oleh BNI Life itu ternyata Polis Asuransi Jiwa yang sudah ada nomor polisnya, lengkap dengan jumlah tanggungan (istri dan dua anak saya). Saya berusaha menenangkannya, bahwa saya akan segera ke BNI untuk membatalkannya, lagian saya belum menandatangani berkasnya.

Pagi tadi, setelah mengantarkan anak-anak sekolah, saya singgah ke BNI di depan Taman Riyadhah. Setelah bertemu dengan costumer service, saya mengutarakan maksut ingin mengembalikan berkas polis asuransi dan membatalkan bergabung sebagai nasabah BNI Life.

(Dokumentasi pribadi)

Oleh CS BNI, bertanya apakah saldo rekening BNI saya sudah terpotong. Sayapun kaget, "Lho! Kok dipotong, saya kan belum menandatangi apa-apa tanda setuju." Setelah dicek, rupanya memang sudah dipotong sebesar Rp. 210.000 sejak tanggal 23 Oktober 2018.

"Edan! Kok ada perusahaan asuransi yang senekat itu, seenak edhewe, memasukkan seseorang sebagai nasabahnya, tanpa ada tandatangan yang bersangkutan" pikir saya. Bagaimana jika seandainya saya mati, anak dan istri saya tidak tau menau saya jadi nasabah asuransi, atau kalau pun mereka tau, bagaimana pada saat diclaim polisnya, pihak asuransi bisa berdalih saya bukan nasabah mereka karena memang sedari awal saya tidak tidak menandatangi berkas apa-apa?!

(Dokumentasi pribadi)

Terus saya minta solusi apakah bisa dicancel, alhamdulilah oleh CS.nya memberi tau bahwa bisa dicancel dengan catatan saya membuat surat pernyataan dengan dibubuhi materai 6000. Dan katanya saldo yang sudah dipotong akan dikembalikan terhitung 15 hari sejak surat pernyataan pembatalan saya sampai di meja pembuat kebijakan BNI Life pusat.

CS.nya bilang untung saya cepat melapor, kalau lewat 15 hari sejak saya terima berkas polisnya, saldo yang sudah dipotong tidak akan dikembalikan. Terus CS.nya juga bilang, sebenarnya sudah banyak nasabah yang mengeluh cara-cara "kolonial" (istilah saya) yang dilakukan oleh BNI Life dalam menggaet nasabah via telepon. Seperti saya, banyak yang kaget, saldonya rekeningnya lansung dipotong padahal mereka merasa belum menyetujui menjadi nasabah asuransi tersebut.

Setelah semua beres, sayapun pamit. Dalam hati, "cukup sekali ini! Kalau nanti ada pihak asuransi yang menawarkan kepada saya untuk jadi nasabah mereka, saya akan bilang "Go to hell!" atau dalam bahasa Inggrisnya "Kajak let ma keuh keudeh!". Semoga kejadian yang saya alami ini tidak menimpa sahabat Steemian lain.

Lhokseumawe, 8 November 2018
Mantan (?) nasabah BNI Life, @akukamaruzzaman