RUMAH TANGGA (Di Angkat Dari Kisah Nyata)

in #story6 years ago (edited)

Selamat malam sahabat steemit...

Apa kabar hari ini..?
Semoga kita semua selalu dalam lindungan ALLAH SWT.

Pada malam yang sangat menenangkan ini, saya ingin mengusik sedikit ketenangan dengan sebuah pernyataan tentang Rumah Tangga.


image


Ilustrasi

Steemian..
Apakah anda seorang istri..?
Atau anda seorang suami..?
Atau seorang Ibu ..?
Atau juga seorang Ayah..?

Jika anda seseorang yang sudah berumah tangga, pernahkah kehidupan rumah tangga anda terusik..?
Ada rasa ketidak cocokan dengan mertua, ipar, maupun saudara lainnya. ..?

Jawabannya..Ya..!
Semua yang berumah tangga pasti ada bumbu mentah di dalamnya. Mulai dari tidak cocok sama mertua, sering cekcok dengan ipar, bahkan sering berdampak pada suami atau istri, sehingga timbul lah pertengkaran.
Itu biasa dalam rumah tangga. Karena bila tidak ada si bumbu mentah ini pun, rumah tangga terasa hambar.

Disini saya ingin membahas masalah judul tulisan saya. Dan saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman seorang teman. Beliau seorang istri sekaligus seorang ibu. Dan tentu saja cerita ini sudah atas izin nya untuk di publikasikan.

Tidak ada yang pernah menginginkan perceraian dalam biduk rumah tangga. Ya...kenyataan pahit itu harus diterima oleh teman saya (sebut saja Rani). Pertengkaran demi pertengkaran terus bertengger pada peringkat atas rumah tangga. Dimulai dari hal sepele, hingga masalah besar yang terus diungkit-ungkit, hingga berlarut-larut. Hingga akhirnya, pada malam ketiga Lebaran Haji, kata TALAK terucap dari mulut suaminya. Dan mirisnya, kata talak itu diamini oleh keluarga besar suami. Rani memang masih numpang dirumah mertuanya, dan bukan hanya dia. Suaminya memiliki seorang kakak perempuan yang sudah menikah, dan juga masih tinggal seatap dengan ibunya. Dan seorang adik perempuan yang juga sudah menikah, ia pun masih ikut numpang disana.

Seperti kata orang tua jaman dulu, jika berumah tangga, ada baiknya tinggal terpisah dari orang tua masing-masing. Karena hidup campur itu tidak sehat.


image


Ilustrasi

Seperti kisah Rani, awalnya kehidupannya berjalan normal. Hingga menginjak tahun ke tiga pernikahan, rumah tangga mereka menjadi goyah. Sifat suami yang terlalu (menurut Rani) anak mami, membuat Rani kesal. Hingga uang belanja sampai uang gaji suami, di kelola oleh mertuanya. Ditambah sang ipar yang berlagak bak bos dirumah (lagi-lagi menurut Rani). Mereka selalu memerintah pekerjaan rumah dan urusan dapur kepada Rani. Dan yang paling membuat Rani sakit hati adalah, ketika putri semata wayangnya di hasut oleh kedua ipar dan mertuanya untuk membenci Rani. Awalnya Rani mengira mereka bercanda, namun semakin lama putrinya jadi berubah sikap terhadap Rani. Putrinya agak membenci Rani, dan mulai membanding-bandingkan Rani dengan tante-tantenya. Hingga Rani pun merasa tersudut. Ia merasa, jika suami dan putrinya saja bisa mengabaikan dirinya, apalagi dengan mertua dan ipar-iparnya.

Puncak masalah terjadi saat Lebaran Haji yang ketiga.

Hari masih pagi, tidak ada firasat buruk sedikitpun di batin Rani. Ia dan putrinya sedang berbenah. Mereka berencana mudik ke rumah orang tua Rani. Tiba-tiba suaminya masuk ke kamar, dan dengan santai berkata, "kita gak jadi pergi ya..! Kakak mau pinjam mobil, dia mau bawa Ibuk jalan-jalan." Rani pun bingung dan ia pun lekas menjawab, "lho bang, kalau gak pulang sekarang kapan lagi..? Besok abang sudah masuk kerja..?" Dan kembali dengan sikap santainya suaminya malah berkata, "ya cemana lagi, kan kamu bisa pulang lain kali."
Rani pun menyela, "ohh, ndak bisa bang. Ini lebaran lho,,,moment penting ini lho.. Lebih penting dari acara jalan-jalan kakak mu. Harusnya kata-kata kamu tadi berlaku untuk mereka, karena kalau sekedar jalan-jalan bisa di lakukan kapan saja."

"Ya sudah, nanti abang bilang dulu sama kakak." Sahutan dari suaminya membuat Rani bernafas lega.
Tak lama kemudian, tiba-tiba sang kakak masuk dengan raut muka masam. Dan dengan nada tinggi serta sedikit memelas, ia berkata pada Rani.

"Dek..bentaran nya itu mobil kakak pakek. Ziarah ke kuburan bapak lho dek. Abis itu pulang..! Kasihan Ibuk tuh.."

"Ya sudah lahhh,,, kami mudiknya siang-siang saja nanti." keluh Rani.

Memang jarak rumah mertua dan rumah orang tua rani, hanya sebatas tingkat beda kabupaten saja. Kira-kira cuma memakan waktu 3 jam perjalanan. Tapi, ia ingin sedikit berlama-lama dengan orang tua yang jarang ia kunjungi. Dan mau bagai mana lagi, Rani pun menghibur dirinya dengan berkata dalam hati, "cuma sebentar kok..!"

Hari semakin siang. Jam sudah menunjukan pukul 14:15 WIB. Rani mulai gelisah, karena kakak iparnya belum juga pulang. Ia pun mencoba menelfon kakak iparnya, tapi tidak ada jawaban. Ia mengeluhkan hal ini pada suaminya, tapi suaminta malah tidur. Rani menunggu dan terus menunggu, hingga jam 16:45 WIB, akhirnya kakak iparnya pulang. Tangis Rani sudah pecah, amarahnya tidak terbendung lagi. Dengan jantung yang berdegup kencang ia menghampiri sang ipar dan mulai meluapkan amarahnya.
"kakak kok sampai hati sih,,,? Saya kan sudah bilang saya mau pulang kampung. Kok kakak tega, bawa mobil yang janjinya cuma bentar, malah sampai sore."
Kakak iparnya lekas menjawab,
"Lhaa cemana, orang lupa..!" Amarah Rani bertambah jadi mendengar jawaban iparnya.
"Enak sekali jawab nya lupa,, saya kan dah telpon berulang-ulang kali, kenapa kakak gak angkat...? Coba kalau kakak di posisi Rani gimana...?"
Masih dengan tampang tak bersalahnya, ipar Rani malah memanggil-manggil suami Rani.
"Dek...dek...urus bojo mu ini, dah ngamuk-ngamuk dia sama aku. Baru mobil yang kupinjam, dah membabi buta. Cemana kalau sempat mobilnya lecet waktu ku bawa, apa gak di bakarnya aku hidup-hidup." Teriak ipar Rani.

Seperti kata orang dulu,Iparmu tidak pernah salah, yang salah kamu.. Bukanya meminta maaf, iparnya malah cuek terhadap perasaan Rani.

Rani menangis sejadi-jadinya. Hingga para tetangga mendengar dan mulai bertanya. Hingga magrib usai, Rani masih terus menangis di atas sajadahnya. Sang mertua yang dari tadi berlagak diam, akhirnya tidak tahan lagi. Beliau berkata pada suami Rani, untuk menyuruh Rani diam, "suruh diam istrimu, atau angkat kaki dari rumah ku."
Dan dengan kesal suami Rani masuk ke kamar, dengan perasaan yang dibaluti rasa emosi terhadap Rani. Menurutnya Rani terlalu lebay. Dengan Satu tarikan nafas, dan dengan suara lantang ia berseru,
"Aku talak tiga kamu Rani, dan malam ini juga aku hantar kamu pada orang tuamu, seperti keinginanmu."
Bak petir yang menghantam jiwanya, Rani tidak menyahut sepatah kata pun pada suaminya. Ia mulai membereskan pakaiannya dan pakaian putrinya. Dan malam itu juga, ia di antar oleh suaminya kerumah orang tuanya, tetapi hanya sampai pintu pagar saja.


image


Ilustrasi

Sesampai di rumah orang tuanya, Rani menceritakan semua yang telah terjadi. Tanpa ada rasa dendam, orang tua Rani malah memaafkan prilaku suami Rani dan keluarga besarnya. Karena menurut orang tua Rani, nasib memang sudah digaris bawahi oleh Yang Kuasa.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Rani menyelesaikan urusan perceraiannya. Rani mengembalikan seluruh pemberian dari mantan suaminya,hingga mas kawinnya. Rani hanya membawa putrinya, yang memang masih membutuhkan perhatian ibunya.
8 bulan sudah berlalu, kini Rani hidup bersama putri dan kedua orang tuanya. Ia meneruskan usaha grosir orang tuanya. Dan ia juga sudah melupakan semuanya.

Jika kini saya bertanya pada Rani tentang masa lalunya, ia selalu menjawab,,

"Aku tidak pernah menyesal bertemu dengannya, mengenalnya, hingga menikah dengannya. Aku juga tidak menyesal berpisah darinya. Bagi ku, semua ini menjadi pelajaran yang sangat berharga. Dan mungkin,, ia satu-satu nya laki-laki yang aku cintai, karena aku berjanji tidak akan pernah menikah lagi."


Sahabat steemit semua, inilah kisah yang bisa saya bagikan pada teman-teman semua. Semoga ada bagian yang bisa di kutip pelajarannya, namun jangan di contoh perbuatan buruknya.

Cukup sekian, dan terima kasih...!

Love,
@chandrayunita

LEGEND_20180218_214114.gif

Sort:  

Kisah yang penuh pembelajaran untuk kita semua. Sungguh salut dengan sikap dewasa dan daya terima (nerimo) yang dimiliki oleh teman Yuni itu. Sudah sampai pada tahap ikhlas, ya?

Namun, memutuskan untuk menutup hati bagi lelaki lain, tentu bukan sikap yang bijak, karena sesungguhnya, di dunia ini masih banyak lho lelaki yang baik. Mungkin hanya butuh waktu... :)

Semoga Rani dan putrinya selalu dalam lindungan-Nya, dan beroleh berkah dan kasih sayang-Nya. Aamiin.

Mungkin beliau trauma kak,,saya juga sudah pernah menanyakan tentang the next jodoh,,dia selalu jwab gitu,,

Sedih x ceritanya kakak, semoga kakak itu sllu diberi ketabahan🙏

Sedih dan terharu saya waktu membacanya😢@chandrayunita

Coin Marketplace

STEEM 0.24
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 62661.87
USDT 1.00
SBD 3.76