Beberapa Kuburan Massal Belanda di Aceh

in #story5 years ago

Penulis Belanda, GB Hooyer dalam bukunya menyebutkan, perang Aceh akan selalu menjadi pelajaran bagi Belanda. Pendapatnya sangat beralasan, ribuan tentara Belanda tewas di Aceh, dikuburkan di berbagai tempat di Aceh, baik sendiri-sendiri, maupun secara massal.

Dalam buku The Dutch Colonial War in Aceh ada banyak tugu peringatan untuk kematian tentara Belanda di Aceh. Bahkan untuk para tentara Belanda yang hilang, yang jasadnya tidak ditemukan. Berikut ini beberapa kuburan massal tentara Belanda di Aceh.

Kohler gerbang kerkoff.jpg
Nama Jendral Kohler terukir pada gerbang kuburan Peucut Kerkhoff di Banda Aceh Sumber

Peucut Kerkhoff
Peucut Kerkhoff merupakan komplek kuburan Belanda di Aceh. Di sana dikuburkan ratusan perwira dan ribuan serdadu Belanda yang tewas dalam perang di Aceh. Bersama jasad mereka tersimpan kisah-kisah kegetiran perang di Aceh.

Pada kedua bagian sayap gerbang komplek kuburan tersebut di sisi luar dan dalam terukir sekitar 2.200 nama serdadu Belanda yang dikuburkan di sana, lengkap dengan nama, pangkat, tanggal dan tempat masing-masing serdadu tewas.

Kuburan Massal Belanda di Lampulo
Tentara Belanda yang tewas dalam perang Aceh saat agresi pertama, sebagiannya dikuburkan dalam kuburan massal di gampong Lampulo tepi Krueng Aceh. Kuburan massal ini ditandai dengan sebuah tugu tinggi di bagian tengah, sementara di sekelilingnya terdapat banyak monument-monumen kecil sebagai nisan.

Kuburan Massal Marsose di Indrapuri
Sebuah kuburan massal marsose dinamai oleh Belanda sebagai Kerkhoff kedua setelah Kerkhoff di Banda Aceh. Letak kuburan massal ini sudah tidak jelas lagi dimana, tapi kisah para tentara Belanda yang tewas dalam pertempuran dengan pasukan pejuang Aceh yang dipimpin Tgk Chik Di Tiro di Gle Yueng tersebut ditulis secara detil oleh penulis Belanda, HC Zentgraaff dalam buku Atjeh

Scheepen.jpg
Nama Letnan Kolonel Scheepen di gerbang Kerkhoff, tewas akibat ditikam dengan rencong oleh seorang Uleebalang di Pidie Sumber

Kuburan Massal Belanda di Meurandeh Paya
Di kuburan massal Meurandeh Paya ini, dikuburkan 16 jenazah pasukan Belanda yang dibunuh oleh pejuang Aceh. Peristiwa itu terjadi pada 26 Januari 1905, ketika patroli pasukan Belanda yang dipimpin Sersan Vollaers di desa Meurandeh Paya, Lhoksukon, Aceh Utara, diserang oleh kelompok pejuang Aceh yang dipimpin Peutua Dolah, sesuai dengan perencanaan dari Teuku Chik Di Tunong, suami Cut Meutia.

Dalam penyerangan itu Sersan Vollaers bersama 15 orang pasukannya tewas, sementara satu orang serdadu Belanda selamat melarikan diri. Selain membunuh patroli Belanda tersebut, 17 pucuk senapan M.95 milik pasukan Vollaers juga direbut oleh pejuang Aceh.

Kuburan Massal Belanda di Bakongan
Kuburan massal tentara Belanda yang tewas dalam pertempuran dengan pasukan pejuang Aceh juga terdapat di Bakongan Aceh Selatan. Nama-nama pasukan Belanda yan tewas dalam pertempuran di Gampong Rambong dan Sibadeh terukir pada monument kuburan tersebut. Mereka yang dikuburkan di sana adalah pasukan patroli Belanda pimpinan Letnan JJ Donner yang tewas dalam pertempuran jarak dekat dengan pedang dan kelewang.

Kuburan Massal Belanda di Singkil
Pada kuburan massal tentara Belanda di Singkil, dikuburkan para anggota brigade Belanda pimpinan Sersan Gruneveld. Mereka tewas disergap pasukan Aceh pimpinan Teuku Nago di Krueng Batee dekat Gunong Kapho. Dalam penyergapan tersebut 9 orang pasukan marsose tewas, termasuk Sersan Gruneveld dan dua orang pekerja paksa, 7 orang pasukan Belanda luka-luka, 16 pucuk senjata jenis karaben dan amunisinya direbut pejuang Aceh. Sementara dari pihak pejuang Aceh 2 orang tewas dan 4 luka-luka.

Kohler kuburan.jpg
Kuburan Jendral Kohler dengan tugu peringatan pasukan marsose di belakangnya di tengah komplek kuburan Peucut Kerkhoff di Banda Aceh Sumber

Kuburan Massal Belanda di Meunasah Jeuroe
Merupakan tugu peringatan untuk para anggota satuan angkutan pasukan Belanda yang tewas dalam pertempuran jarak dekat dengan pasukan pejuang Aceh, yang dipimpin Teungku Chik Di Tunong, dekat Meunasah Jeuroe, Simpang Ulim, Aceh Timur, tanggal 22 Agustus 1901. Dalam pertempuran tersebut 7 orang tentara Belanda tewas, 2 luka-luka dan 5 pucuk senjata jenis karaben milik Belanda direbut pejuang Aceh.

Kuburan Massal Belanda di Tamiang
Kuburan massal tentara Belanda di Aceh Tamiang juga sudah tidak jelas lagi keberadaannya. Tapi untuk mengenang tentara Belanda dalam perang di Tamiang, sebuah tugu didirikan pada tahun 1893 oleh Pemerintah Hindia Belanda di Esplanade Medan, Sumatera Utara (Sekarang Lapangan Merdeka).

Dalam pertempuran tersebut, pejuang Aceh yang dipimpin Panglima Nyak Makam berhasil menimbulkan banyak korban di pihak Belanda. Sebagian besar nama-nama tentara Belanda yang tewas terpahat pada tugu tersebut. Di salah satu sisi tugu tercantum nama Letnan Satu Infanteri C Van Schroeff dan Letnan Satu Marinir J Copius Peereboom. Sementara dari pihak pejuang Aceh yang tewas dalam pertempuran tersebut diantaranya adalah: Datok Indra Pahlawan Damar Condong, Raja Banta Achmad Sungai Yu dan Raja Silang Tuanku Karang. Tugu ini sekarang tidak ada lagi, karena tergusur saat perluasan Kota Medan.

Sort:  

Menurut informasi yang saya dapat dari komunitas mulai tanggal 26 Mei nanti SBD di Non aktifkan di steemit, jadi hanya berlaku steem di paltform steemit.

Bila ada SBD yang stanbay segera tukarkan ke steem atau segera di jual.

Dan, coba telusuri kembali kebenaran dari informasi saya ini, semoga tidak ada yang merugi.

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70753.86
ETH 3589.34
USDT 1.00
SBD 4.75