Dampak Perang Pasifik dan Kemerdekaan Indonesia Menurut Soekarno

in #story5 years ago

Perang Pasifik antara negara-negara barat dengan Jepang, menguntungkan Indonesia yang baru merdeka. Kekalahan Jepang atas Amerika dan Inggris membuat rakyat Indonesia bergembira, rakyat yang disebut Presiden Soekarno sebagai wa’yaumaizin syarahu’ilmu’minun.

Tulisan ini merupakan bagian lanjutan dari Pidato Presiden Soekarno pada Rapat Samoedra Esplanade Koetaradja di lapangan Blangpadang, Kota Banda Aceh pada 16 Juni 1948. Notulensi pidato Soekarno tersebut dimuat dalam buku Modal Perjuangan Kemerdekaan dan dalam buku Perkundjungan Presiden Soekarno ke Atjeh. Di bawah ini kutipan pidato Soekarno tersebut pada bagian Perang Pasifik.

penyerahan kedualatan jepang kepasa sekutu.jpg
Penyerahan kedulatan Jepang kepada Sekutu setelah kekalahan pada Perang Pasifik sumber

Saudara-saudara, dalam peperangan yang baru lalu ini, kita saksikan satu peperangan hebat, gegap gempita, peperangan yang dinamakan Perang Pasifik, perang antara negara-negara Barat memusuhi Jepang, Barat dengan Timur bertempur.

Saudara-saudara lihat, bahwa bangsa Barat pada waktu itu menang, Jepang kalah. Memang, saudara-saudara, fascime kalah dengan demokrasi. Tetapi siapa dari dua ini yang gembira? Tidak ada yang gembira, saudara-saudara. Jepang tidak gembira oleh karena Jepang memang kalah. Amerika-Inggris tidak kalah. Saudara-saudara ketahui bahwa keadaan di Inggris sekarang susah sekali. Amerika tidak gembira, saudara-saudara ketahui bahwa Amerika rakyatnya sekarang malah sedang kuatir berhadapan dengan peperangan yang ketiga. Hatinya tidak dapat gembira oleh karena menghadapi bencana perang yang nomor tiga.

Amerika tidak gembira, Inggris tidak gembira, Jepang tidak gembira. Tetapi wa’yaumaizin syarahu’ilmu’minun, ada satu umat yang baru gembira, yaitu umatnya bangsa Indonesia. Kita yang gembira, kita putera-putera dan puteri-puteri ibu pertiwi. Kita yang berdiam di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Sunda kecil, Maluku. Kita yang bergembira saudara-saudara, oleh karena kita merasai kemerdekaan. Kita pada tanggal 17 Agustus 1945 bersuka ria, kita menaikkan kita punya bendera sang merah putih, kita melagukan kita punya lagu Indonesia Raya, kita pekikkan kita punya pekikan merdeka.

Saudara-saudara kita yang gembira, tetapi jangan lupa wa’yaumaizin syarahu’ilmu’minun, yang penuh dengan iman di dalam perjuangan. Suatu bangsa yang penuh dengan iman di dalam perjuangan dapat terus gembira, terus menerus. Jikalau iman kita patah di tengah jalan, kegembiraan pun akan patah di tengah jalan. Rahmat, berkar, ridha Tuhan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita akan diambil kembali oleh Tuhan, jikalau kita tidak tetap beriman di dalam perjuangan itu.

Sokerno Hatta di tawan Belanda.jpg
Soekarno dan Hatta ketika ditawan Belanda sumber

Dulu kita punya kerajaan yang besar, ada yang bernama Sriwijaya, ada yang bernama Majapahit. Dulu kita punya kerajaan-kerajaan yang kuat. Kerajaan-kerajaan ini runtuh dan gugur sebelum imperialisme Belanda datang ke sini. Sebelum ada imperialisme Belanda datang di sini hancur lebur Sriwijaya dan Majapahit. Apa sebabnya? Tak lain tak bukan ialah oleh karena dia pada waktu itu berpecah belah, daerah melawan daerah, golongan melawan golongan.

Maka oleh karena itu saya minta kepada segenap rakyat Aceh, bersatupadulah dengan rakyat Indonesia yang lain, resaplah persaudaraan, anggaplah sebagai saudaramu sendiri. Saudara-saudara di Tapanuli, dari Sumatera Timur, dari Minangkabau, dari Lampung, dari segenap pulau Sumatera, dari Sulawesi, dari kepulauan Sunda kecil, semuanya adalah saudara-saudaramu sendiri. Bersatulah dengan mereka. Rakyat yang tidak bersatu, walau kita 70 miliyun, hancur lebur dengan sendirinya. Ingat kita ini 70 miliyun, 70 miliyun.

Rakyat yang tidak bersatu sama dengan pasir kering. Kataku, besatulah. Pergi ke pantai, ambillah pasir yang kering yang puluhan ribu banyaknya, tetapi kering, tidak ada hubungannya satu sama lain. Jika ada angina badai, angina topan, maka pasir kering itu akan berterbangan ke kanan ke kiri tidak karuan.

Tetapi mana kala pasir yang kering ini kita isi dengan semennya persatuan, dengan besinya kemauan yang keras, pasir ini laksana menjadi beton, saudara-saudara, gewapend beton, walaupun dimeriam oleh musuh tidak akan hancur. Demikianlah gambarannya rakyat yang bersatu.

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63901.15
ETH 3133.40
USDT 1.00
SBD 4.05