Kiprah United Nation Commission for Indonesia Mendamaikan Perang di Sumatera

in #story5 years ago

Pada 1 Maret 1948 di Tiga Binanga daerah Karo, diadakan perundingan antara wakil-wakil militer Indonesia dengan militer Belanda. Perundingan dilakukan di bawah pengawasan United Nation Commission for Indonesia (UNCI) yang dikenal sebagai Komisi Tiga Negara Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK-PBB).

Tim dari UNCI dipimpin oleh Kolonel Horsefall dari Amerika Serikat, Mayor DC Han dari Tiongkok (Cina), Mayor R David dari Inggris, Kapten DL Denholm dari Australia, dan Kapten PJ Abs dari Belgia.

Dari Belanda hadir Letnan Kolonel JWC Cornet, Mayor CWT Dames, Kapten MA Kroon, Kapten JD de Roock, Aisisten Residen Klas II Eleuring Dr FJ Nainggolan dan Controleur AJP Gonggrijp. Sementara delegasi Indonesia diwakili oleh Letnan Kolonel Djamin Ginting, Patih AR Hadjat, Mayor Djaga Bukit, Letnan I Kapiten Purba, Letnan I Iwan Maksum. Perundingan ini dilakukan dalam rangka mengupayakan gencatan senjata di wilayah Karo.

DK_PBB K3Negara.jpg
Para perwira UNCI diterima oleh Gubernur Militer Aceh Langkat dan Tanah Karo, Teungku Muhammad Daod Beureueh bersama para pejabat Residen Aceh sumber

Kemudian pada 9 Maret 1948, tim perwira dari UNCI juga menjembatani perundingan yang sama di Kutacane, Aceh Tenggara. Mereka kemudian juga mengunjungi beberapa daerah di Aceh. Kedatangan rombongan perwira manca negara tersebut ke beberapa daerah di Aceh didampingi oleh para perwira TNI.

Teuku Alibasjah Talsya dalam buku Modal Perjuangan Kemerdekaan mengungkapkan, pada 10 Maret 1948, rombongan perwira UNCI yang berkunjung dari Sigli menuju Bireuen mengalami kecelakaan. Mobil Jeep yang mereka tumpangi menabrak pohon di pinggir jalan, Kolonel T Cut Rahman yang mengawal rombongan tersebut meninggal dunia di rumah sakit Sigli. Malam itu juga jenazahnya dibawa ke Banda Aceh dengan kereta api istimewa untuk dikebumikan di sana.

Kolonel T Cut Rahman merupakan perwira militer Aceh yang terlibat aktif dalam pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Meulaboh, Aceh Barat. Kemudian menjadi perwira TNI di Bireuen merangkap anggota staf Divisi X, ia kemudian diperbantukan pada Gubernur Militer merangkap anggota Mahkamah Pengadilan Tentara.

Letkol T Cutrahman.jpg
Letkol T Cut Rahman perwira TNI yang meninggal karena kecelakaan saat mengawal tim UNCI di Sigli sumber

Ketika tiba di Banda Aceh, rombongan para perwira UNCI disambut oleh Kolonel Sitompul dan TM Amin dari Residen Aceh, bersama Bupati Aceh Besar Tgk Zainal Bakri. Ikut juga hadir dalam rombongan tersebut Teungku Maimun Habsyah tokoh masyarakat Aceh Timur.

Di Banda Aceh tim UNCI tersebut juga melakukan pertemuan dengan Residen Aceh, TT Muhammad Daod Syah, kemudian juga berkunjung ke kediaman Gubernur Militer Aceh Langkat dan Tanah Karo, Teungku Muhammad Daod Beureueh. Esoknya, 11 Maret 1948, dilakukanlah pembicaraan resmi tentang upaya perundingan.

Keberadaan perjuang dan militer asal Aceh di Sumatera Timur khususnya di front Medan Area, menjadi perhatian khusus tim UNCI. Mereka berharap Gubernur Militer Aceh Langkat dan Tanah Karo bersama Residen Aceh bisa meredam dan mencegah terjadinya perang di Sumatera Timur. Banyaknya tentara asal Aceh di wilayah Sumatera Timur dan front Medan Area itu menjadi salah satu keluhan yang disampaikan Belanda kepada tim perwira UNCI.

20181104_201649.jpg
Mobil Jeep yang ditumpangi Letkol T Cut Rahman saat kecelakaan di Sigli sumber

Tapi sebaliknya, para pejabat dan tokoh masyarakat di Aceh mendesak UNCI untuk mencegah tindakan-tindakan provokatif Belanda di Selat Malaka dan Sumatera Timur yang bisa memancing perang. Selain itu juga mendesak Belanda untuk membuka jalan di daerah-daerah pendudukan dan menghapus blokade ke daerah-daerah tersebut.

UNCI juga diminta untuk mendesak Belanda agar menghentikan upaya-upaya pembentukan negara-negara boneka (negara bagian Indonesia) karena bertentangan dengan perjanjian Renville. Hal ini menjadi perhatian khusus Gubernur Sumatera setelah pada 24 Maret 1948 munculnya proklamasi Negara Sumatera Timur dengan Wali Negara Dr Tengku Mansur.

Tentang keberadaan Tim Perwira UNCI ini juga kemudian dibawa dalam konferensi yang digelar oleh Gubernur Sumatera MR Teuku Muhammad Hasan di Bukit Tinggi. Konferensi itu dihadiri oleh empat Gubernur Muda se-Sumatera dan para Residen dari berbagai daerah. Upaya-upaya untuk menekkan kemerdekaan yang hakiki di Sumatera terus dilakukan. Pasukan Aceh di front Medan area tidak akan dipulangkan sebelum keamanan di Sumatera Timur benar-benar terjamin.

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 63585.64
ETH 3035.86
USDT 1.00
SBD 3.84