Kutipan Lengkap Pidato Politik Presiden Soekarno di Hadapan Rakyat Aceh

in #story5 years ago

Pada 16 Juni 1948, Presiden Soekarno berpidato di hadapan rakyat Aceh, setelah defile angkatan perang dari berbagai laskar dan angkatan di lapangan Blangpadang, Kota Banda Aceh, di bawah ini adalah isi pidatonya yang dimuat dalam buku Modal Perjuangan Kemerdekaan.

soekarno-pahlawan-nasional.jpg
Presiden Soekarno sumber

Assalamuaaikum warahmatullahi wabarakatu, merdeka. Alhamdulillah sejak kemarin aku menginjak bumi Aceh. Sejak lama aku bercita-cita untuk datang ke Aceh, datang bertemu muka dengan saudara-saudara sekalian.

Sebagaimana tadi dikatakan oleh yang mulia Menteri Dalam Negeri Dr Soekiman, dari ribuan kilometer kami datang ke sini, spesial untuk bertemu dengan rakyat Aceh, yang terkenal sebagai satu rakyat yang selalu berjuang untuk kemerdekaan, yang selalu menjadi kampium dan pelopor perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia.

Segenap rakyat Indonesia di tanah Jawa, Sumatera, lain-lain kepulauan, Sunda kecil, Kalimantan, Sulawesi, yang tanahnya sudah diduduki imperialisme Belanda, memandang arah pandangan matanya kepada saudara-saudara di Aceh, mereka meminta untuk dibebaskan, agar kemerdekaan juga tegak di tanah mereka.

Alhamdulillah, kemarin aku tiba di tanah Aceh bertemu muka dengan saudara-saudara sekalian, saudara-saudara rakyat jelata, dari buruh, dari tani, bertemu muka dengan anak-anakku dari angkatan perang, bertemu muka dengan pegawai-pegawai, bertemu muka dengan alim ulama, bertemu muka dengan pemimpin-pemimpin, dari partai dan golongan.

Alhamdulillah, sekarang datanglah saudara-saudara ke tanah lapang ini, membanjiri tanah lapang ini, laksana air hujan saudara-saudara datang di sini, ternyata, sebagaimana yang telah kukatakan di Bukit Tinggi pula, bukan saja Bung Karno rindu kepada rakyat Aceh, tetapi rakyat Aceh pun rindu kepada Bung Karno.

soekarno seulawan 002.jpg
Penyambutan Presiden Soekarno dan rombongan oleh pejabat Residen Aceh di bandara Lhoknga, 15 Juni 1948 sumber

Apa yang kukerjakan tadi waktu datang dari tanah lapang tempat rapat ini? Apa yang kukerjakan? Ialah memerintahkan kepada saudara-saudara supaya lebih dekat kepada podium ini. Aku tidak hendak berpidato jauh dari pada rakyat. Kalau bisa aku ingin berdiri di tengah-tengah rakyat.

Demikianlah saudara-saudara mengetahui, jika aku berhadapan muka dengan khalayak umum, rakyat Indonesia yang kucintai, apa bila aku berhadapan muka dengan pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi, memandang wajah pahlawan, ksatria-ksatria, aku punya hati lebih besar dari pada gunung. Malahan aku merasa kadang-kadang sekaan-akan aku lupa, bahwa aku ini adalah Presiden Republik Indonesia. Aku sendiri merasa saudara-saudara, aku sendiri merasa pemimpin dengan rakyat, bapak dengan anaknya.

Jika kita bangsa Indonesia dapat menyatakan persatuan yang demikian itu, Presiden dengan warga negaranya, pemimpin dengan rakyatnya, bapak dengan anaknya, jika kita bangsa Indonesia telah bersatu yang 70 miliyun, saudara-saudara, jangan satu, dua, tiga, empat, lima imperialisme, sepuluh imperialisme hancur lebur.

Kita sekarang di dalam satu perjuangan yang sungguh sebagai tadi kukatakan gegap gempita, sejak 17 Agustus 1945 kita telah proklamirkan kita punya kemerdekaan, memproklamirkan kita punya republik. Kewajiban kita sekarang tak lain tak bukan adalah supaya republik ini tetap berdiri. Saudara-saudara sendiri, anak-anakku, kamu sudah bersumpah bersama-sama dengan lain-lain bangsa Indonesia, bersumpah sekali merdeka tetap merdeka.

Maka oleh karena itu hendak kuamanatkan kepadamu, supaya ini engkau anggap sebagai kewajiban yan pertama. Meneguhkan republik, menjaga republik, menyelamatkan republik, memelihara republik, sebab kita sudah berumpah sekali merdeka tetap merdeka.

Soekarno Abu Beureuh Lhoknga.jpg
Presiden Soekarno dijemput Gubernur Militer Aceh Langkat dan Tanah Karo Jendral Mayor Tituler Tgk Muhammad Daod Beureueh. sumber

Ketahuilah bahwa kita ini dalam revolusi nasional, ketahuilah bahwa kita ini dalam revolusi nasional. Jangan memusuhi bangsa sendiri. Saya katakana ini tiga kali di sini nanti, jangan memusuhi bangsa sendiri, jangan memusuhi bangsa sendiri, jangan memusuhi bangsa sendiri. Tapi arahkan saudara punya perjuangan kepada imperialisme, kepada politik yang tidak baik dari pihak sana, kepada agresi Belanda.

Pokoknya, saudara punya perjuangan sekarang ini ialah harus menyelamatkan republik. Republik yang sekarang menjadi agak kecil sesudah adanya perang kolonial pada 21 Juli tahun yang lalu. Tetapi hendaknya republik yang kecil ini tetap, tetap, tetap, tetap menjadi pelopor, tetap menjadi modal kita.

Walaupun daerahnya sekarang menjadi kecil dari pada yang dulu, jangan hendaknya hatinya, semangatnya, batinnya, tekatnya, rohaninya, jiwanya menjadi kecil. Tetaplah republik ini berdiri, tetap kita pertahankan, malahan saya katakan, jangkan republik sekedar seperti sekarang, umpamanya lebih kecil dari pada ini, umpamanya lebih kecil sekedar payung tetap kita pertahankan negara kita itu. Sekali merdeka tetap merdeka. [Bersambung]

Sort:  

nyan ka cocok, dalam padum buleuen nyoe tentang pembual-nyan laju...hehehe

Semua akan kita tulis sesuai perintahnya dulu, Jasmerah katanya.

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63014.19
ETH 3071.72
USDT 1.00
SBD 3.83