Panglima Teuku Nyak Makam Headless Hero, Pahlawan Tanpa Kepala (Bilingual)

in #story6 years ago (edited)

Panglima Teuku Nyak Makam dipancung oleh Pemerintah Kolonial Belanda di hadapan keluarganya. Tubuhnya dikembalikan, sementara kepalanya dimasukkan dalam toples berisi alkohol dipajang di rumah sakit tentara Belanda di Kutaraja.

Perlakuan Pemerintah Kolonial Belanda yang tidak manusiawi itu, seolah menegaskan, siapa sesungguhnya Panglimanya Teuku Nyak Makam itu sendiri. Ia merupakan salah seorang panglima besar pemimpin perjuangan rakyat Aceh melawan penjajahan Belanda. Karena kehebatannya dalam memimpin peperangan, membuat banyak korban jatuh di pihak Belanda. Itu pula yang membuat Teuku Panglima Nyak Makam menjadi musuh nomor wahid Belanda di Aceh kala itu.

Dalam buku The Dutch Colonial War In Aceh diungkapkan, Panglima Teuku Nyak Makam merupakan panglima perang Aceh yang diangkat langsung oleh Sultan Aceh untuk memimpin perjuangan melawan penjajah Belanda di wilayah Timur Aceh, yang meliputi kawasan Aceh Timur, Langkat dan Deli (kini masuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara, sebelumnya merupakan wilayah Kerajaan Aceh).

Setelah sukses menghalau Belanda di wilayah timur, Sultan Aceh kemudian menarik kembali Panglima Teuku Nyak Makan ke wilayah Aceh Besar. Di sana ia berhasil memobilasi dan memimpin pasukan kerajaan dan rakyat Aceh dalam memerangi penjajah Belanda.
Pang Nyak Makam.jpg
Sketsa kepala Teuku Nyak Makam [Repro: The Dutch Colonial War In Aceh]

Suatu ketika Panglima Teuku Nyak Makam berhasil membawa pasukannya menyusup ke Pulo Breuh (Pulau Beras) yang terletak antara Pulau Sabang dan Banda Aceh. Di pulau itu ia berhasil memerangi Belanda yang ingin membuat pulau tersebut sebagai basis, sebelum menyerang dataran Aceh. Atas keberhasilannya itu, Panglima Teuku Nyak Makan kemudian menjadi sosok yang sangat ditakuti sekaligus disegani oleh Pemerintah Kolonial Belanda.

Hingga suatu ketika, panglima yang gagah itu jatuh sakit. Ia tak lagi mampu memimpin peperangan. Belanda mengetahui hal itu. Pada tanggal 21 Juli 1986, ia disergap di rumahnya dalam keadaan sakit di Gampong Lamnga, Aceh Besar.

Dalam keadaan tak berdaya, Panglima Teuku Nyak Makam dan anggota keluarganya digiring ke bivak Belanda, ke tempat komandan kolonial Belanda, Letnan Kolonel Soeters. Di sana Panglima Teuku Nyak Makam dipancung di hadapan istri dan anak-anaknya.

Celakanya, atas perintah Kolonel Stemfoort, kepala Panglima Teuku Nyak Makam yang sudah dipancung itu, dibawa ke Kutaraja (kini Kota Banda Aceh), dimasukkan dalam toples besar berisi cairan alkohol, kemudian dipajang di beranda belakang Rumah Sakit Tentara (Kini Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh). Kepala Panglima Teuku Nyak Makam yang sudah mengelembung itu, terapung apung dalam toples tersebut.

Perlakukan seperti itu dilakukan pemerintah kolonial Belanda, sebagai “tanda kemenangan”, telah berhasil menangkap dan mengeksekusi mati Panglima Teuku Nyak Makam. Selain itu juga sebagai bentuk pelampiasan dendam kesumatnya Belanda terhadap salah seorang panglima perang kerajaan Aceh yang paling ditakuti Belanda itu.
Pang Yatim dan keuchik Abaih.jpg
Pang Yatim dan Keuchik Abaih, dua penglima perang di Aceh Besar yang pernah menjabat sebagai wakil Teuku Umar. [Repro: The Dutch Colonial War In Aceh]

Panglima Teuku Nyak Makam, Headless Hero
Panglima Teuku Nyak Makam, the army commander appointet by the Sultan Aceh to lead the opposition against the Dutch in East Aceh, Langkat and Deli (North Sumatera). On his return to Aceh Besar, Panglima Teuku Nyak Makam led attacks on the Dutch by infiltrating Pulo Breuh (Pulau Beras).

He was greatly feared by Dutch troops on Juli 21, 1896, howefer, the Dutch were able to capture Commander Teuku Panglima Nyak Makam as he lay ill in his home in Lamnga, Aceh Besar.

With his entire family he was taken to the quarters of the column commandant Lieut Col Soeters, and, in front of his wife and children, was beheaded. On the orders of Col Stemfoort, his head was put on display on the veranda of the military hospital in Kutaraja as “sign of victory” (a large jar was filled with alcohol and the bloated head of Panglima Teuku Nyak Makam was floating inside).

Sort:  

Sep weuh tabaca adun... Nektu lon tuan dr gareh mak lon tuan.... Allahummaghfirlahu...

Beliau telah berbuat dan sejarah telah mencatat bukan hanya oleh bangsanya, tapi juga oleh Belanda, musuh bubuyutannya. Semangat yang diwariskannya harus kita revitalisasi kembali untuk membangun Aceh yang lebih baik.

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 61041.41
ETH 2947.17
USDT 1.00
SBD 3.85