Ragam Nama Celana dan Sarung Aceh Tempo Dulu

in #story6 years ago

Sepanjang zaman manusia mengenal pakaian, beragam corak dan mode telah muncul. Begitu juga di Aceh. Dalam khazanah sejarah Aceh, tercatat puluhan nama jenis pakaian, mulai dari jenis baju hingga celana.

Tentang jenis dan mode baju di Aceh tempo dulu sudah pernah saya posting di sini Sama dengan tulisan pertama, tulisan kedua ini juga bersumber dari referensi yang sama, yakni buku Ensiklopedi Aceh terbitan BRR NAD-Nias cetakan pertama Maret 2008. Kebetulan saya ikut menjadi salah satu dari enam penulisnya.

Ada beberapa jenis model celana Aceh tempo dulu yang dijelaskan dalam buku tersebut di antaranya adalah: jenis celana dengan potongan longgar pada pinggul ke bawah, jahitannya pada antara kedua paha di selangkangan dibubuhi kain atau suja. Celana ini dinamai siluweue balek suja.
Teuku Umar dan para panglima.jpg
Teuku Umar dan para panglima perangnya pada masa perang berpose dengan pakaian khasnya pada masa itu sumber

Sementara celana yang dihiasi sulaman bambang (kupu-kupu) pada sisi-sisinya dinamani sileuweue meubambang. Kemudian celana yang sering dipakai sehari-hari dengan potongan yang amat sederhana dan panjangnya sampai di atas betis, disebut sebagai sileuweue gampong, yakni celana orang kampung yang bermakna celana yang dipakai oleh orang kebanyakan pada masa dulu.

Selain itu, celana berpaha lebar dinamai siluweu gukee kameng karena bentuknya menyerupai bentuk kuku kambing. Celana yang diimpor dari Gujarat (India) disebut siluweue Gujarat.

Ada lagi celana warna lembayung dengan bermacam potongan disebut siluweue lambayong. Celana lokal (Aceh) yang diproduksi di Lambhuk disebut sesuia nama tempat produsinya yakni siluweue Lambuk. Begitu juga dengan celana yang diproduksi di Lamsayun disebut siluweue Lamsayeun.

Masih ada lagi celana yang dihiasi dengan kasab benang emas dan perak disebut sebagai siluweue lutong meukasab. Menariknya lagi celana yang banyak variasinya disebut sebagai siluweue masam keue-eueng. Celana berjahit ganda dinamai siluweue dua lhee neucop.

Sementara celana yang pahanya besar dari atas sampai kebawah dinamai sebagai siluweue pha gajah, yakni celana paha gajah. Celana yang dibuat dari kain beragam warna disebut siluweue plang yang berarti celana belang.

Celana-calana yang diimpor dari luar negeri dinamai sesuai dengan daerah asal celana itu sendiri. Pada zaman dahulu selain siluweue Gujarat dari India, di Aceh juga beredar celana impor dari negeri Syam yang dinamai siluweue cham, celana impor dari Tiongkok dinamai siluweue Cina, celana model negeri Arab disebut sebagai siluweue Arab, kemudian celana yang didatangkan dari Pantalon disebut sebagai siluweue Panteulon.
pejuang aceh.jpg
Pakain para pejuang Aceh dai zaman perjuangan melawan penjajahan Belanda sumber

Selain baju dan celana, orang Aceh tempo dulu juga menggunakan ija pinggang (kain sarung) dalam paduan pakaiannya. Banyak corak kain sarung yang dikenal di Aceh sejam masa dulu. Ada yang polos, ada yang disulam dengan benang emas atau benang perak, ada pula dari bahan benang ulat sutra, serta kain berbahan kapas.

Namun berbeda dengan baju dan celana, kain sarung di Aceh tempo dulu lebih banyak produksi lokal dari pada barang impor. Beberapa jenis kain sarung yang terkenal di Aceh pada masa lalu adalah: ija krong Lamgugob bungong peut, ija krong Lamgugob bungon seuleupok, ija krong Lamgugob kasab bungong tubai, ija krong ijo, ija krong mirah, ija krong lambayong, ija krong Lambhuk, iya krong Lamsayun.

Selain itu ada juga kain setengah sarung yang dipakai di atas celana. Kain ini biasa dibuat dari bahan sutera yang disulam dengan benang emas atau benang perak, yang di sisi atasnya dipasang pula selilit kain berwarna.

Begitu juga dengan selendang, ada yang dipakai sehari-hari dengan corak yang sederhana, ada pula yang dipakai untuk menghadiri acara keramaian, pesta, pengajian dan lain sebagainya.

Beberapa nama selendang yang terkenal di Aceh zaman dulu adalah: selendang lembayung yang dililit disebut sebagai ija sawak lambayong palet, selendang panjang dinamai ija sawak panyang, selendang dengan panjang 12 depa dinamai ija sawak duablah hah.

Sort:  

Penambah ilmu dan wawasan. Jujur saya baru tahu😉. Terima kasih atas postingannya

Sama-sama @jassy terimaksih sudah singgah di postingan saya

Sama-sama😊

Selalu bertambah wawasan sejarah dari postingan abang @isnorman .
Terima kasih banyak bg.

Sama-sama, ini postingan sudah dua minggu lalu @komenk81

Iya bang,menarik bagi saya tentang bagaimana kehidupan masa lalu kita di Aceh khusus nya tentang berpakaian yang jarang sekali di dapat tentang tulisan seperti ini bg

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 62726.25
ETH 3050.18
USDT 1.00
SBD 3.81