Snouck Hurgronje dan Tulisan di Media Dengan Nama Samaran Pribumi

in #story5 years ago

Sebagai Penesehat Pemerintah Hindia Belanda, Snouck Hurgronje banyak menulis di media massa. Namun ia sering berlindung di balik nama samara ketika menulis artikel tertentu tentang politik, bahkan ketika menyerang saingan sebangsanya sendiri.

Snouck Hurgronje pernah berpolemik di surat kabar De Locomotief yang terbut di Semarang, ketika ia membalas atau menanggapi tulisan J de Louter yang telah menulis tentang pembubaran Indische Kweekschool di Leiden. Snouck Hurgronje menyerang J de Louter dalam itu karena ia pernah bekerja sebagai dosen di sekolah Hindia Belanda tersebut.

Snouck.jpg
Snouck Hurgronje Sumber

Snouck Hurgronje menulis di surat kabar De Locomotief dengan mengunakan nama samara, saat ia menulis tentang isu-isu yang bernada politik, seperti dalam tulisan Nieuws over Bantam (Berita tentang Banten) tanggal 27 Januari 1893, yang dicetak kembali dalam Verzamelde Geschriften jilid IV.

Redaksi surat kabar De Locomotief menyatakan Snouck Hurgronje pada saat itu merupakan satu-satunya orang Belanda di Betawi yang cukup berwewenang menulis dengan nama samaran.

Snouck Hurgronje juga menulis dengan nama samara di surat kabar De Locomotief ketika menulis artikel tentang Sayyid Uthman orang kepercayaannya dalam urusan pribumi, dalam tulisan berjudul Een Nuttige Leermeester (seorang guru yang berguna). Tulisan itu dimuat di De Locomotief pada 11 Juli 1890.

aceh di mata kolonial.jpg
Aceh di Mata Kolonial salah satu terjemahan karya Snouck Hurgronje Sumber

Dalam pengantar artikel itu Snouck Hurgronje menjelaskan bahwa perhatian istimewanya ditujukan kepada Sayyid Uthman yang melawan penyebaran ajaran tentang perang sabil atau perang suci melawan kaum kafir (Belanda). Tentang itu Snocuk Hurgonje menulis seperti kutipan di bawah ini.

Sayyid Uthman dengan panjang lebar membicarakan pokok ini (perang sabil), dan antara lain mencela huru-hara yang terkenal di Bekasi dan Cilegon, sebagai gerakan pemimpin-pemimpin yang berniat jahat serta massa rakyat yang tertipu, kemudian ia memuji orang-orang sebangsanya (Hadramaut) yang berkelakukan baik, karena seorang pun diantara mereka tidak pernah menyebut-nyebut perang sabil.

Surat kabar De Locomotief kemudian dinilai telah menjadi penyambung lidah Pemerintah Hindia Belanda, yang melalui surat kabar itu pula nesehat-nasehat Snouck kepada Pemerintah Hindia Belanda diolah untuk dapat memberi pengaruh bagi keputuan pemerintah. Tulisan-tulisan Snouck Hurgronje yang seperti itu juga merupakan pesan-pesan yang penting kepada paguyuban bangsa Eropa.

Begitu juga mengenai Aceh, pemikiran-pemikiran Snouck Hurgronje yang awalnya disampaikan kepada Gubernur Hindia Belanda melalui nota-nota rahasia, kemudian muncul menjadi konsumsi publik melalui tulisan di media di bawah nama samaran dengan singkatan GA.

mesjid raya dengan latar jauh hotel aceh.jpg
Masjid Raya Baiturrahman dengan latar Europen Hotel di sisi selatannya Sumber

Seperti pada tanggal 24 November 1891, di surat kabar De Locomotief muncul tulisan GA dengan judul De Nieuwe Gouverneur van Atjeh (Gubernur Aceh yang Baru). Tulisan tersebut memuat pembelaan terhadap kebijakan yang disetujui oleh Kolonel Pompe van Meerdervoort untuk mengakhiri blokade perdagangan di Selat Malaka, serta membujuk orang-orang Aceh agar malakukan perdagangan ekspor impor di bawah bendera Belanda.

Pada 24 November 1891 tanggal artikel itu dimuat surat kabar De Locomotief Snouck Hurgronje masih berada di Aceh untuk melakukan pengamatan dan penelitian untuk karyanya yang kemudian diterbitkan dalam bentuk buku berjudul Atjeh Verslag. Bagaimana pun Snouck Hurgronje menyembunyikan namanya di bawah nama samara GA tetap saja, corak dan gaya tulisannya tidak bisa disembunyikan.

Malah Snouck Hurgronje dalam tulisannya terkait Aceh di surat kabar De Locomotief pernah menggunakan nama samaran Teungku Amin, seperti pada artikelnya yang dimuat tanggal 8 April dan 5 Desember 1893. Penggunaan nama samaran pribumi seperti itu sering dilakukan Snouck Hurgronje, ia pernah memakai nama samara Wedono Pensiaun, Teuku Mansor, dan beberapa nama samaran lainnya.

Sort:  

Abu Puteh, politik peng griek dan divide at empera, bereh tulisan nyoe, bang.

sejarah Aceh memang bereh brader @iqbaladan jameun nyoe pih sang mantong na bek Abu Puteh nyan di Aceh.

Coin Marketplace

STEEM 0.32
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66791.24
ETH 3239.69
USDT 1.00
SBD 4.22