Tuah Cot Gapu: Kala Publik Bireuen Menemukan Kembali Gairahnya, Kemenangan dan Antitesis

in #story6 years ago

image

Bireuen selalu istimewa dalam urusan olahraga bola kaki. Wajar bila kabupaten ini diberikan julukan sebagai "Surganya sepakbola Aceh". Setelah sekian lama tim kebanggaan mereka PSSB Bireuen boleh dibilang mati suri, Stadion Cot Gapu seakan kesepian menyuguhkan sepakbola dalam term Liga resmi. Pun begitu, bukan berarti Cot Gapu nihil dari aktivitas, ada banyak kompetisi tarkam yang digarap di sana.

Sore ini saya amat bahagia, akhirnya dahaga publik Bireuen untuk menyaksikan geliat sepakbola di Stadion Cot Gapu kembali menemukan mediumnya. Animo masyarakat Bireuen terhadap sepakbola begitu bergelora, hasilnya Aceh United mampu mempercundangi Persita Tangerang dengan skor 2-0.

Bagi saya, yang jauh lebih istimewa bukan saja raihan 3 poin penuh di kandang. Melainkan kemenangan publik Bireuen terhadap kerinduannya yang terbayar sudah. Konon, Stadion Cot Gapu yang angker itu memiliki tuah tersendiri. Kali ini Aceh United merasakan hal tersebut. Selain soal taktik dan tehnik di lapangan, tuah turut pula memberikan andil. Yang paling keren, kali ini Aceh United menang di kandang tanpa pinalti. Saya sungguh bahagia lagi bangga!

image

Kemenangan sepakbola sah-sah saja bagaimana pun proses golnya. Cuman, kalau boleh jujur, sebagai penikmat sepakbola Aceh, terlalu menjijikkan bila hampir 75 persen kemenangan kandang ada pinaltinya. Saudara, siapapun itu boleh membantah sekeras-kerasnya, silahkan. Syukur kepada sang maha, kali Aceh United kembali menang melalui skema open play.

Boleh jadi, Stadion Cot Gapu dengan kehadiran suporter fanatik telah mendongkrak semangat para pemain untuk tampil lebih trengginas. Kemenangan kali ini seakan meludahi tesis: "No Pinalti No Party". Sebaliknya antitesisnya adalah Aceh United mampu menang tanpa gol pinalti. Di Cot Gapu; "No Pinalti Kita Tetap Party". Cot Gapu merupakan jawaban atas kegelisahan faktor ke 12 dan dukungan suporter yang terbilang minim saat bermarkas di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, di waktu yang lalu.

Sore tadi, Jum'at (14/8) mega mendung menggelayuti langit kabupaten berjuluk "Kota Juang". Kondisi tersebut tidak sedikitpun menyusutkan semangat pencinta bola untuk bertandang ke stadion. Ada kerinduan yang meluap-luap, mengutip judul novelnya Eka Kurniawan "Sebagaimana Dendam, Rindu Harus Dituntaskan!" Dari situ kita paham, secara antropologi, publik Bireuen memiliki kedekatan emosional dengan sepakbola.

image

Guyuran hujan yang sempat mewarnai pertandingan seolah sabda alam, bahwa oase itu pun direstui keadaan. Setelah menyudahi babak pertama dengan skor kacamata 0-0, di babak kedua Aceh United berhasil unggul. Gol pertama dibuka oleh sang kapten, Ferry Komul di menit ke 57', sedangkan penutup pesta kemenangan disudahi oleh gol Assanur Rijal pada menit ke 75'.

Kemenangan ini selain keberkahan bagi Aceh United, kado selamat datang bagi pencinta sepakbola Bireuen, juga sesuatu yang mengandung emosi bagi sang pelatih, Simon Elissetche. Pasalnya ia -sebagai mana penuturannya- kepada saya via WA mengaku sangat mencintai Bireuen. Selama karir kepelatihannya, Bireuen lah yang paling melekat di hati.

Aceh United yang identik dengan oligarki Bireuen seperti Presiden klub Bang M (M Zaini Yusuf), beberapa pemain di dalam tim terdapat alumni Paraguay yang digembleng di periode pertama Irwandi menjabat gubernur Aceh. Sebut saja Syahrizal putra asli Bireuen asal Gampong Cot Tube, kecamatan Gandapura. Selain itu ada Zoelfadli, dan lain sebagainya. Selama di Paraguay, kalau saya tak silap termasuk Simon yang menjadi salah satu tim kepelatihan. Kalau saya keliru, mohon diluruskan.

image

Sepulang dari sana, anak-anak alumni Paraguay kemudian disatukan dalam PSSB Bireuen tahun 2012. Kala itu, Simon Elissetche lah pelatihnya. Setelah kompetisi itu berakhir, alumni Paraguay berdiaspora ke berbagai klub di Indonesia. Saat itu Irwandi kalah dengan pasangan Zaini-Mualem. Di Pilgub kemarin, Irwandi kembali menang, melalui orang-orang dekatnya dengan penuh niat baik ia ingin menyatukan pemain Aceh dalam bingkai Aceh United.

Sayang, faktor nonteknis pada akhirnya turut menggoyang Aceh United. Yang dari awal targetnya tembus Liga Utama, menjadi tak terdegradasi. Setidaknya begitu salah satu pengakuan dari orang dalam Aceh United. Dari sederet fakta di atas, wajar bila tim berjuluk Laskar Iskandar Muda disambut hangat di Bireuen. Pada akhirnya, Bireuen adalah titik mula dan arah pulang bagi tim yang kerap diidentikkan dengan darah "oranye".

Tapi bagi saya itu tidak penting, saya sebagaimana pencinta sepakbola Aceh lainnya hanya berharap ada salah satu tim Aceh yang mampu berbuat banyak di kasta utama liga Indonesia. Secara jujur lagi norak, kami ingin menonton tim Aceh melawan Persipura, Arema, Persebaya hingga Persib di layar televisi, sambil menikmati kopi pancong dengan gimmick yang Aceh banget, semisal komentar: "Pap ma! Lagak that i peulop bola! Hana lawan sagai awak nyan. Lantak! Hambo!".

image

Sort:  

Lapangan yang dekat dengan saya @lontuanisme. Di belakang stadion rumah saya dan selalu latihan di Cot Gapu. Semasa kecil, jadi anak gawang di Stadion Cot Gapu.

mantap, semoga semakin kencang main bolanya....

ulasan yang mantap, kepada fans juga harus diberi pemahaman, penalti itu bagian dari sepakbola, tidak mungkin jika pertandingan berlangsung seru dan ofensif lalu tak ada fouls, kalau bola di tengah lapangan, lalu wasit kasih penalti, itu wajib dicurigai, tapi bila penaltinya normal, ya wajar, makanya pintar-pintarlah bermain seperti neymar... wkwkkww

Iya itu benar. Tapi begini bang, kita tahu sama tahu lah. Ada pinalti layak, ada yang tidak. Yang mengelolanya yang tidak layak itu! Parahnya, ketika orang membincangkan yang kurang pantas itu, ada aja jalan pembenaran. Yang sah pinalti, hana bantah dan hana dawa. Tapi yang hana layak, pakon ladom ureng ateuh nama kecintaan gadoh kilik keno kilik keudeh.

itu artinya, mereka melihat dari kacamata pembelaan, dan ketika timnya tidak mendapat penalti jangan diserobot tim lain, sehingga penonton -- siapa pun dia -- saya pikir tidak dalam kapasitasnya juga untuk menjustifikasi, sebab ada wasit di lapangan. hehehe

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63851.10
ETH 3059.36
USDT 1.00
SBD 3.85