Kopi, cerita dusta dan rasa kantuk

in #story6 years ago (edited)


Syahdan, ketika rindu mencengkeram kuat. Aku hanya mampu bersetubuh dengan bayangan semu.

Mimpi mimpi merasukiku, menggerogoti nafsu nafsu duniawi, kenikmatan merengkuh konak namun lenyap, sekejap hilang tak membahagiakan.

Rindu itu kerap hadir, memilin rasa terkadang kabur terkadang menggelegak tak tertahan.

Diseketika itu merampas milik sang cinta menjadi tujuanku, ingin berjibaku dengan cemburu, bersenang senang atas berlombanya kasih sayang yang saling merebut perhatian.

Aduhai rindu, sepagi ini masih saja dingin menyusup di kulitku yang mulai keriput dikau tega menyiksa bathin.

Seringkali kau perdaya aku hingga lupa diri. Kau siram badai serotonin melambungkan raga sehingga jasadku terkadang tak mampu menolak, menangguk setuju pada nafas irama sentuhan halus yang kau beri pada desah, pada gelisah dan semua itu kau tentramkan dengan merem melekku.

Ah pagi ini, "kesini dikau rindu!".
Mari duduk sebentar, semeja kopi kita, nikmati aroma seduhan paling dramatis peraciknya.

Rindu, aku menantangmu hari ini.
Lembut kasur dan kecupan bulu mata tak membuat aku kalah, masih ada ribuan persoalan yang harus kutantaskan.

Semalam dikau dimana?, ketika aku masih sibuk dengan keyboard dan layar, seharusnya kau datang cepat menyergap.

Oh aku tau sekarang, aku dengar dikau alergi pada kopi dan cerita dusta, benarkah.

Jikapun dikau tidak menjawab benar, setidaknya aku memberitahumu aku akan memusuhi untuk hari ini.

Semalaman kau jelas bisa mengintip dan ku yakin dikau melakukannya, untuk mencuri kesempatan saat menguapku.

Namun kopi arabica jelas mampu mengusirmu lebih cepat dan ketika luruh gelap aku menyibukkan diri dengan cerita cerita dusta penuh hujat di dinding komentar postingan, di video bernuansa politik dan di artikel artikel yang tidak menyodorkan realitas.

"Teguklah sedikit".
"Sedikit saja"

Biar aku liat alergimu kambuh, sehingga bisa jadi pembenaran sehingga kita tidak saling menyalahkan.

Bukankah itu lebih baik bagi kita?
Saat kebenaran milik kita masing masing akan melahirkan kebaikan bersama, bukan mencari siapa yang disalahkan.

Sebagai manusia yang sering kau tampar tampar rasa bersalah, aku menyelidimu. Ternyata kau sering bersembunyi dan menjelma dalam banyak bentuk.

Pagi ini aku menemukanmu dalam rindu dengan tawaran paling menentramkan.

Sepagi ini kau berwujud rasa kantuk yang teramat dahsyat, kau elus manja mataku, kau bayangkan pembaringan mewah dan mengajak pagi untuk bersekutu agar menjadi malam.

Ah kopi pagi, cerita dusta dan rasa kantuk.
Kita hanya unsur alam yang ingin terbang namun tak bersayap, mencoba ciptakan harmoni dengan aktivitas pagi dan musik yang penuh lirik cinta yang mendayu dari warung sebelah.

Enyahlah kau, aku membencimu hari ini.
Nanti malam aku berjanji akan menjemput dan memelukmu erat, bersiaplah menjadi selingkuh di bantal, di kasur atau sesuka hatimu.

Blangpidie, 13 September 2018


Coin Marketplace

STEEM 0.36
TRX 0.12
JST 0.039
BTC 69735.97
ETH 3533.64
USDT 1.00
SBD 4.72