IMPIAN YANG TERTUNDA SANG PUTRI TERCINTA
Alkisah,,, di sebuah desa kecil hiduplah satu keluarga sederhana. Mereka terdiri dari Ayah sebagai kepala keluarga sebut saja namanya Udin, seorang istri sebut saja santi dan seorang anak kecil sebut saja intan. Meskipun keluarga mereka sederhana, tetapi mereka sangat akur dan rukun.
Hari-hari berlalu, Intan sudah tumbuh menjadi seorang remaja putri yang cantik jelita. Udin dan Santi mencurahkan semuanya cintanya kepada Intan, maklum Intan anak semata wayang mereka.
Setelah Intan menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar, Ayah dan Ibunya berniat memondokkan Intan di pasantren. Hal itu tidak terlepas dari kemauan Intan sendiri. Betapa senangnya hati Udin dan Santi melihat gadis semata wayangnya itu sangat penurut, juga sangat baik akhlaknya.
Masuklah Intan ke sebuah tempat pendidikan agama yang agak jauh dari desa mereka. Setelah semuanya selesai, Santi dan Intan saling berpelukan dengan linangan air mata, karena ini adalah sebuah perpisahan bagi Ibu dan Anak yang manja. Santi terharu dan bangga dengan Intan yang sangat berakhlak. Intan juga bersedih hati karena harus berpisah dengan keluarga tercinta.
Setiap bulan, keluarga Intan selalu mengirim uang untuk kebutuhan Intan di pemondokan. Kadang juga sebulan sekali mereka datang untuk menjenguk dan memberi dukungan kepada putri tercintanya.
Selama hampir setahun Intan mondok, tiba-tiba datang berita bahwa Intan sakit di pemondokan. Udin dan Santi sangat gundah dan gelisah karena putri tercinta mereka sedang sakit. Mereka buru-buru untuk menjenguk Intan di pemondokan dan melihat kondisi Intan yang lemas, karena kondisi ekonomi mereka yang pas-pasan, mereka akhirnya memulangkan Intan ke rumah dan merawat Intan di rumah.
Sore itu, sang putri Intan sudah berada di rumah. Dan sang putri Intan menyuruh Ibunya untuk mengambil air wudhu karena waktu magrib telah tiba. Begitu juga waktu shalat Insya. Selesai makan sedikit dan shalat Insya Intan berbaring di kamar kesayangannya yang ditemani oleh sang Ibu dan Ayahnya.
Singkat saja, subuh itu, setelah Santi dan Udin selesai shalat. Santi membangunkan Intan untuk shalat subuh. Santi memanggil sang putri kesayangannya dengan lemah lembut, tapi sang putri tidak juga menyahut. Intan memanggil putri tercintanya itu sebanyak tiga kali, tetapi tidak juga ada sahutan dari sang putri Intan.
Akhirnya sang Ibu membangunkan putri tercintanya itu dengan meraba dan mengusap tangannya ke kepala Intan. Alangkah terkejutnya sang Ibu, putri kesayangannya mereka, putri tercintanya mereka, putri pujaan hati mereka telah terbujur kaku untuk selamanya. Rasa tak percaya akan hal tersebut, membuat sang Ibu memeluk dan mendekap erat putri kesayangan mereka. Isak tangis yang tak terbendung di subuh itu membuat tetangga mereka berdatangan.
Semua orang yang hadir di rumah keluarga sederhana itu, tidak bisa membendung air mata mereka yang mengalir bercucuran di pipi mereka. Sang putri cantik jelita yang berbudi pekerti akhlaknya mulai kini telah tiada. Sang putri Intan yang sangat baik dengan tetangganya itu kini telah pergi untuk selamanya. Sang putri Intan yang menjadi primadona desa tersebut kini telah menghadap sang Ilahi.
Hampir seminggu sang Ibu hidup seperti mayat tanpa roh, hari demi hari Santi terus menangis, namun berkat suami tercintanya dan kerabat, sang Ibu semakin bisa menerima kenyataan yang pahit ini. Memang sangat sulit mengikhlaskan kepergian putri tercinta mereka, tetapi dengan dukungan dan nasehat dari kerabat dan keluarga mereka, akhirnya mereka bisa melewati Semua dengan kesabaran.
~TERIMA KASIH~
by: @nekmudagroh