SANG AMBIGU

in #story6 years ago

Hai Steemian, semoga selalu sehat dan bahagia, juga selalu dalam lindungan Allah Sang Maha.

Setiap penulis memiliki teman imajiner, teman bercakap-cakap dalam tulisannya, teman fiksi sebagai yang di percayai hidup dalam pikirannya. Terkadang teman imajiner menjadi tokoh dalam cerita, seperti saya punya teman imajiner bernama Han.

Han nama panggilan akrab yang sering tertulis dalam manuskrip puisi dan prosa saya, seperti cerita di bawah ini sebagai contoh tulisan manuskrip berjudul SANG AMBIGU.

Silahkan, teman steemian membaca salah satu manuskrip tulisan saya.

image

Han
Ketika nyatamu mengatakan, kita akan sampai pada pelabuhan kecil, tempat dimana menghabis tua dengan secangkir kopi hangat sambil menikmati warna senja di ujung cakrawala, aku seperti menari dalam hujan deras, tubuhku kuyup kebahagiaan.

Aku serupa daun melayang-layang di timang angin, menerima ketentuan pohon takdir jatuh dalam pelukan cintanya.Hanya dua pilihan saat itu, bahagia atau bahagia sekali dan aku tak dapat menolak, sementara nyanyian angin sepanjang pertemuan itu begitu seksi, tubuhku mengigil hebat, persendian lentur menari ke udara yang di krimistykan asmara.

Aku menikmati nyanyian saat itu, hingga ujung musik jiwanya lesap kedalam sanubari, aku menuai air mata dari intonasi lagu yang ia putar berulang ulang, seolah ingin menegaskan hidup adalah sebuah cinta dan kasih sayang.

Dia sering memintaku menulis sajak, merangkum semua cerita setiap perjumpaan denganku, namun, aku tak pernah tahu dalam bait-bait sajaknya yang kutulis menjadi arti yang lain oleh sesiapa orang mendengar ia deklamasikan ke dalam telikung malam, sehingga sajak-sajak itu kian hari kian tumbuh menjelma pohon dengan daun cinta yang rimbun.

Pernah suatu hari aku terkesima saat ia pergi, entah keranah mana bersama tawa dan bahagianya, aku hanya menunggu ia kembali, kembali pada pengulangan yang sama, seperti bermula dengan tanda permohonan maaf dan sampai kini tak pernah juga ku mengerti ke arah mana tujuan akhir, sedangkan pelabuhan itu serupa dongeng anak-anak penghantar tidur, hanya dongeng sepanjang malam setiap kali mengingatnya menunggu mimpi.

Hidup baginya seperti air mengalir, selalu ingin diartikan dengan banyak kemungkinan dan aku diwajibkan mengerti, meski selama aku mengenal, aku tak pernah mengerti tujuan hidupnya, terkadang ia seperti ingin termiliki, namun pada sisi lain entah dimana ia menempatkan dirinya.

Aku mulai jengah dengan gamangnya, namun dalam ruang kosongku ingin menempatkan ia selama lamanya, bukan karena bodoh , namun sama-sama tak bisa lepas dari lingkaran, selalu berulang pada temu pengulangan. Cinta beradat baginya kungkungan bukan kemerdekaan untuk saling memiliki.

Aku sering kehilangan jejaknya, namun aku yakin, suatu saat ia akan kembali, dengan langkahnya memasuki ruang kosongku, walau sejenak menitipkan ceritanya dan lagu sendu yang ia mainkan lewat putik-putik kehampaan disertai senandung rindu yang entah untuk siapa.

imagegambar kartu di buat menggunakan canva dan photo koleksi pribadi.

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64961.60
ETH 3103.64
USDT 1.00
SBD 3.86