Kisah Nelayan Kampung dan Tuan Turis Kaya

in #story6 years ago

photo-1456618054495-a9c763090b53.jpg

Ini kisah yang sudah sering dikisahkan, berulang-ulang. Jadi, ada yang sudah tahu, dan tentu kisah ini saya repro lagi untuk bisa dibaca oleh yang belum pernah membaca.

Alkisah, seorang turis kaya berdialog dengan nelayan. Di perahu kecil yang hanya muat dua orang, si kaya memulai percakapan.

"Sudah lama bapak memancing?"
"Sudah, sejak remaja."
"Sekali memancing, berapa ekor ikan yang bisa bapak dapat?"
"Sekedar lepas untuk makan kelurga saya."

Jawaban si nelayan kampung itu membuat si turis heran. Ia merasa orang kampung ini telah menyia-nyiakan kesempatan besar. Menurut pengetahuannya sebagai orang kota, laut yang ada dihadapannya menyimpan banyak ikan.

photo-1520636746439-19c15448bba3.jpg

"Kenapa cuma sekedarnya, padahal bapak bisa dapat lebih banyak lagi."

Si nelayan tidak tertarik dengan usulan si turis. Dia pun mengajak si turis pulang setelah mendapat ikan beberapa ekor, termasuk untuk si turis. Senja pun sudah memerah. Ikan pun sudah ada lima ekor, dia dan keluarga dan juga si turis.

photo-1469903130378-57b1170cf901.jpg

Di rumah, sambil menikmati ikan bakar, si turis kembali berdialog:

"Bapak, jika bapak memancing lebih kan bisa untuk dijual, dan hasilnya bisa untuk membeli jala, dan seterusnya hingga bapak dan keluarga bisa kaya seperti saya."

"Apa gunanya saya kaya?"
"Yaz bapak bisa seperti saya, bisa menikmati indahnya dunia, termasuk berlibur seperti yang saya lakukan di sini."
"Kalau begitu, untuk apalagi saya kaya, bukankah apa yang tuan cari dengan kekayaan tuan sudah saya nikmati, bahkan sejak dahulu."

Si turis terperangah dan terdiam, dan si nelayan kembali melanjutkan pikiran sederhananya.
"Jika saya mengikuti saran Tuan, suatu hari laut dan kampung ini akan rusak, dan orang-orang seperti tuan kehilangan surga yang setiap hari kami nikmati, apakah tuan mau?"

Esoknya si turis langsung pulang, dan kabar terakhir, si turis telah menjual seluruh harta dan menyumbang untuk orang-orang yang membutuhkan, sedangkan dirinya dan kelurga sedang terbang kembali ke negeri yang oleh si nelayan disebut sebagai surga.

photo-1464069668014-99e9cd4abf16.jpg

Di sebuah yayasan yang diberikan donasi, ia menulis sepotong pesan dari sebuah pepatah yang menyentuh hati: "jangan pernah mengukur baju dengan badan orang lain."

Sumber photo free dari Unsplash

Sort:  

Sungguh sebuah kisah yang sangat menginspirasi. Walau sering diulang, namun setiap membacanya, mampu berikan pembelajaran dan perenungan tersendiri.

Pikiran sederhana sang nelayan, beneran bikin hati bilang, IYA, bener juga! :) Thanks for posting, Bang.

jadi nelayan itu adalah orang kaya ya bang .

atau orang kaya itu orang yang menikmati hidup?

Waw @rismanrachman sungguh story fotografi yang sangat bagus....

Benar-benar menginspirasi

Kisah bagus untuk dibaca orang kaya dan para nelayan. Pepatah di akhir juga kaya makna.

Lhok... Sedalam laut yang sering dikunjungi si nelayan ;)

Jangan mengukur baju dengan badan orang. Ukurlah dengan badan sendiri. Kalau tidak, tukang jahit akan kesulitan menjahit dan kita tidak merasa puas dengan hasil jahitan.

Usaha orang dan kebahagiaan orang ya milik orang tersebut. Dia bahagia dengan caranya, ya silahkan. Bukan begitu bang.

You just received a Tier 0 upvote! Looking for bigger rewards? Click here and learn how to get them or visit us on Discord
If you would like to opt out of receiving comments reply with STOP

masih ngambang, tidak tau makna pasti dari pepatah tsb.

Waw itu cerita yang bagus, saya baru pertama kali mendengarnya, kalau dipikir pikir sih ya, untuk apa kaya kalau kekayaan itu tidak berfaedah untuk orang lain yang membutuhkan, untuk apa kaya tapi hanya untuk diri sendiri, dan untuk apa kaya kalau tidak merasakan kepuasan. Bagi saya tidak perlu kaya hanya cukup keperluan yang saya butuhkan dapat terpenuhi. Terimakasih atas postnya @rismanracman

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70734.57
ETH 3561.52
USDT 1.00
SBD 4.75