A Missing Piece of My Travel to Tomok, Samosir Island

in #travel6 years ago

A missing piece of my travel to Tomok, Samosir Island that I had a month ago, that was about the coffee shop and a slight travel note that I had during this trip. Well as a coffee lover I was dying to find a classy coffee shop around this island that might ease my weariness after long way boating trip. As far as I walked toward the Tomok village, I was not able to find a coffee shop as I expected.

Satu lagi bagian terakhir yang saya lupa tulis tentang perjalanan saya ke Tomok Pulau Samosir sebulan yang lalu yaitu kedai kopi. Sebagi penyuka kopi. Saya sangat ingin menemukan kedai kopi berkelas di sekitar pulau ini, yang mungkin bisa meredakan kelelahanku selama perjalanan. Sejauh saya berjalan menuju desa Tomok, saya tidak dapat menemukan kedai kopi seperti yang saya harapkan.

v1gnr0q3r4.jpg

After visiting the Tomok village, I returned to the harbor since I did not meet any coffee shop around the tourism village. I managed to find through the lining shops that there was a place to order my favorite coffee. No, I did not find and I rushed to return to the harbor. When I was about to go on board, I saw a shop was situated near Tomok harbor. I went in with fruitful feeling that I would get the best coffee. I straightly ordered coffee, and the owner went to make it for me. Not long after that, a cup of coffee was already on the table.

Setelah mengunjungi desa Tomok, saya kembali ke pelabuhan karena saya tidak menemukan kedai kopi di sekitar desa wisata tersebut. Saya berusaha menemukan lewat kedai-kedai yang berderet yang barangkali ada tempat untuk memesan kopi favorit saya. Tidak, saya tidak menemukan dan saya bergegas untuk kembali ke pelabuhan. Ketika saya hendak naik boat, saya melihat sebuah kedai terletak di dekat pelabuhan Tomok. Saya pergi dengan perasaan bahagia karena saya akan mendapatkan kopi terbaik. Saya langsung memesan kopi, dan pemilik pergi untuk membuatnya. Tidak lama kemudian, secangkir kopi sudah ada di atas meja.

7uibnoz165.jpg

Hmm!! That would be nice, but when it touched my tongue, it ended up tasteless, and I spotted to the visitor in front of me, no one had coffee. What's wrong with coffee? Then I finally understood, coffee was not a choice for people here. They preferred to drink other beverages instead of coffee. So, I just finished a half cup and left there because it did not meet my taste anyway. I am not saying this coffee is not good, as I understood different people have a different way to taste coffee.

Hmm!! Itu akan menyenangkan, tetapi ketika kopi menyentuh lidahku, itu terasa hambar, dan seketika itu saya melihat ke pengunjung di depanku, tidak ada yang minum kopi. Apa yang salah dengan kopi? Akhirnya saya mengerti, kopi bukanlah pilihan orang-orang di sini. Mereka lebih suka minum minuman lain daripada kopi. Jadi, saya baru saja menyelesaikan setengah gelas dan pergi ke sana karena tidak memenuhi selera saya. Saya mengatakan kopi ini tidak baik, karena saya mengerti orang yang berbeda memiliki cara yang berbeda untuk mencicipi kopi.

ddfv80wiqq.jpg

usfiyno12q.jpg

Although, I didnt finish my drink, I was still comfortable hanging out in this small shop, while waiting for the rest of passengers on board. I noticed that this shop had been a place for the visitors who wanted to have a leisure time while waiting the boats came to pick them up.

Meskipun, saya tidak menghabiskan minuman saya, saya masih nyaman nongkrong di warung kecil ini, sambil menunggu penumpang lainnya naik. Saya perhatikan kedai ini telah menjadi tempat transit bagi pengunjung yang ingin memiliki waktu luang sembari menunggu boat datang menjemput mereka.

ncg57jjui3.jpg

After having some times in this shop, I went around to shoot couple photos that were displaying inside. I met these wooden statues that formed human body, sitting with a mug on their arm. I believe, these statues have their own stories to tell because I also found these similiar statues in other shops with the same positions. However, one thing that made me amazed was, these statues were carved by good hand, and that was not such an easy job to follow the shape of human's body for sure. Then, I was convinced that these statues had been there for many years, and the owner treated them like their own family.

Setelah menghabiskan beberapa saat di kedai ini, saya berkeliling untuk memotret beberapa foto yang dipajang di dalam kedai. Saya melihat patung-patung kayu yang membentuk tubuh manusia, duduk dengan cangkir di tangan mereka. Saya percaya, patung-patung ini memiliki cerita sendiri untuk diceritakan karena saya juga menemukan patung-patung serupa di toko-toko lain dengan posisi yang sama. Namun, satu hal yang membuat saya kagum adalah, patung-patung ini diukir oleh tangan yang ahli dan itu bukan pekerjaan yang mudah untuk mengikuti bentuk tubuh manusia pastinya. Saya nyakin, patung-patung ini telah ada selama bertahun-tahun, dan pemiliknya memperlakukan benda-benda tersebut seperti keluarga mereka sendiri.

U5dtbQKKmfKuqu7QB1uxntFotPFr9Dq_1680x8400.jpg

Sort:  

Setiap membaca postingan Bang @abduhawab tentang Samosir, tidak ada yang tersisa selain sesal karena tak berjumpa di sana.. :)

wah, pengaplikasian seninya masuk bener ya... tpi kalau malam sendriian ketakutan juga klo sya

Hehe,,, saya jadi tergelitik dan tersenyum tadi, saat bang @abduhawab bilang, pengunjung kedai kopi disitu merasa aneh melihat bang @abduhawab meminum kopi, sampai bang @abduhawab tidak menghabiskan kopi tersebut. Saya rasa ini pengalaman yang sulit dilupakan.

Waaahhh, jadi ingat hutta sialagan kalo ngomong samosir. Yuk bang, kapan-kapan kita main kesana hehehe

Ternyata, Kopinya tak senikmat kopi di negeri sejuta warung kopi

Sepertinya kopi yang mereka sukai yang berwarna putih dan keruh bang, ternyata tidak disemua tempat kopi menjadi minuman pavorit. Hasil fotonya cukup menarik dari budaya yg berbeda. Salam hangat dari ketinggian.

Perjalanan yang mengasyikkan sekali bang. Semoga dapat berkunjung kesana nanti. Sekalian bawa bekal kopi dari Aceh.hee.

Semoga sehat selalu dan panjang umur bang @abduhawab.

Sepenggal kisah yang selalu enak dan bikin ketagihan untuk diikuti, kesuksesan dan keberhasilan memang selalu diawali dengan pengorbanan, sepertinya semua pengorbanan itu telah terbayarkan bg @abduhawab salam takzim dan sukses selalu

Sepertinya di pulau tersebut,,orang orang lebih memilih mie gelas yang diseduh dengan air panas mungkin bang..hehe

You just received a Tier 0 upvote! Looking for bigger rewards? Click here and learn how to get them or visit us on Discord
If you would like to opt out of receiving comments reply with STOP

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70753.86
ETH 3589.34
USDT 1.00
SBD 4.75