Selamat Pagi Gajah: Merekam Pagi Renyah dari CRU

in #travel6 years ago

image

Kata Walet, jangan mudah berjanji bila malas menepati. Ia mungkin sengaja memakai kata 'malas' dan tidak menggunakan kata 'sanggup' sebab ia paham bahwa anaknya mampu, hanya saja malas yang terbilang 'jinak' itu, terlampau sering mengganggu segala keinginan atas harapan cekatan.

Menulis perihal perjalanan bagi sebagian orang berguna untuk memuseumkan pengalaman. Sebagaimana tulisan lainnya, tentu ada yang menarik pun lebih banyak yang membosankan. Termasuk barangkali tulisan saya. Di postingan dua malam yang lalu, janji saya ialah melanjutkan tulisan perjalanan ke Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet bagian dua. Maka sudah barang tentu wajib saya lunaskan.

Pagi minggu merupakan pagi pelampiasan bagi siapa saja yang menghendaki balas dendam. Entah itu berupa bangun terlampau fajar guna melaksanakan ibadah olahraga; joging, atau qadha naumu (tidur) yang dipuas-puasin. Pagi itu udara tengah hutan Sampoiniet, Aceh Jaya begitu menusuk tulang, lepas subuh, tubuh-tubuh bergelimpangan di atas semen. Tidur masih harus dilanjutkan bagi mereka yang terlambat tidur. Tentu beda, bagi yang memilih tidak tidur-tidur.

image

Saya termasuk yang melanjutkan tidur. Konon, malamnya saya sempat bermimpi seekor gajah datang berbisik bahwa saat embun hendak menuju kering, jangan buru-buru bangun pagi minggu. Terlebih disaat berlibur. Istimewa di tengah hutan dengan sungai di sekelilingnya. Maka isyarat itu saya aminkan dengan harapan ada keberkahan di dalamnya. Beruntung, ternyata hikmahnya saat bangun saya ditodong nasi goreng siap saji dengan kecap yang tampaknya agak banyak. Saya maklum, ada dua bunga yang menanti kumbang.

Secara mitos, bila masakannya asin, itu pertanda waktu bahagia itu makin dekat saja. Sebagai seseorang yang tak ambil pusing urusan makanan, saya lebih tertarik filosofi nasi goreng lagi itu dengan harapan benarlah kumbang tersebut cepat hingga pada dua bunga yang sedang mekar-mekarnya. Sebagai seorang yang sering bermain di taman dua bunga itu, saya amat bahagia andailah mitos itu menjelma kenyataan. Amin.

Kalau tak silap ingat, saya terjaga tepat saat wajah bantal brother @kemal13 tepat tegak di hadapan saya. Di momen itu saya kembali tersadar, bahwa ia yang mengaku belum mandi, berhasil menyandingkan tesis; bila perempuan dianggap cantik kala bangun pagi, sungguh lelaki pun sama (tampan) andai kala bangun pagi sebelum mandi wajahnya tetap beraura. Bahaya juga kita seret narasi cowok, dibilang pulak awak homo! Aih bahaya betul.

image

Nun di sebelah kaki saya, @rifqipbl dengan wajah sarung gajah duduk tampak ah sudahlah. Saya berpikir, kenapa tesis yang baru saja diiyakan oleh realitas brother kemal harus batal dalam menit itu juga, tepat saat kenyataan lain berada di sebelah. Entah apa yang salah, boleh jadi CRU Sampoiniet adalah laboratorium ghaib dengan hipotesa kaya tapi labil kebenaran. Aih, bagian ini jangan diseriusi kali.

Setelah melakukan sarapan pagi dengan nasi goreng maknyus, rekan-rekan bersiap-siap memandikan gajah bersama para "Mahout". Setelah menganti pakaian dengan kostum yang ramah air, bergegaslah kami, gajah dan mahout menuju sungai yang jaraknya dekat. Aziz, Jojo, Olo dan Isabella -nama gajah- berendam di sungai. Para mahout dengan seksama membersihkan lumpur kering pada bagian kulit gajah. Kami turut sok bisa dan belajar care dengan gajah dengan cara menciprat-cipratkan air ke badannya.

Ada yang tak berani mendekat, ada yang mencoba berani, pun ada yang berani. Saat itu saya belajar lebih peka dengan binatang, memberanikan diri merupakan keniscayaan. Saya gosok-gosok kulitnya dengan harapan ada pengalaman baru yang saya tabung. Setidak-tidaknya, kelak nanti di Curiculum Vitae (CV) saya bisa menuliskan pengalaman: "Pernah memandikan gajah dalam kurung rame-rame". Sebuah pencapaian out of the box yang patut dibanggakan. Aihmakjang!

image

Di saat yang sama, mereka yang tak berani itu -lemah kali emang- (haha) lebih sering mengabadikan momen dengan ponsel. Satu sisi, saya terbayang andai saja gajah 'ngambek' dan bilang gini: "Udah gak kau mandikan awak, kau foto pulak aurat awak ini". Mungkin akan dibantah oleh gajah yang lainnya dengan kebijaksanaan: "Jangan ngambek gitu donk, dengan adanya mereka kita kan juga ikut terkenal. Hidup itu realistis bro gajah, kita juga punya eksistensi. Tidak hanya menolak punah, tetapi seberapa sering wajah kita tampil di beranda Ig anak jaman now". Dialog imajiner itu, membuat saya geli sendiri. Eh, cak senyum dulu. Nah, itu!

Coin Marketplace

STEEM 0.32
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66269.58
ETH 3204.67
USDT 1.00
SBD 4.24