Filosofi Uang

in #uang6 years ago (edited)

UANG

Uang adalah segala sesuatu yang dapat diterima oleh masyarakat umum sebagai alat tukar menukar dalam lalu lintas perekonomian. Uang logam dan emas disebut juga sebagai uang penuh (full bodied money) Artinya, nilai intrinsiknya (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya.

Pengertian uang dalam ekonomi tradisional diartikan sebagai setiap alat tukar yang diterima secara umum. Alat tukar ini bisa berupa apapun yang diterima orang dalam masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang ini disebut juga uang barang.

Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang adalah sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang.

Sejarah uang

Jangankan uang, pertukaran barang secara barter pun awalnya belum dikenal manusia. Kehidupan saat itu belum sekompleks sekarang. Dengan sangat sederhana manusia memenuhi kebutuhan hidup sendiri-sendiri. Misalnya pergi berburu jika lapar; butuh pakaian tinggal membuat sendiri dengan bahan kulit binatang atau pohon; jika ingin makan makanan lain, mereka pergi ke hutan untuk mencari dan memetik buah yang diinginkan; dan lain sebagainya.
Namun, seiring berjalannya waktu manusia menghadapi kenyataan bahwa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara tukar-menukar barang antara individu satu dengan yang lain. Cara seperti ini dikenal sebagai sistem barter.

Fungsi Uang

  1. Fungsi Asli
    • Uang berfungsi sebagai alat tukar (medium of exchange) yang dapat mempermudah pertukaran.
    • Uang berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai barang/ jasa (alat penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah pertukaran.
    • Uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta).

  2. Fungsi Turunan
    • Uang sebagai alat pembayaran yang sah.
    • Uang sebagai alat pembayaran utang.
    • Uang sebagai alat penimbun kekayaan.
    • Uang sebagai alat pemindah kekayaan.
    • Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.

Dewasa ini kehidupan manusia bisa dibilang tidak bisa lepas dari uang. Orang sejak sebelum lahir sampai meninggal pun butuh uang. Meski hanya lembaran kertas dan logam biasa (bukan emas atau perak), setiap orang mau bekerja dan sebagian rela melakukan apa saja demi mendapatkannya. Semua orang pasti suka dengan uang, baik anak-anak, remaja, dewasa, bahkan sampai orang tua renta sekali pun, dari mereka yang berada di pelosok desa sampai yang berada di kota besar. Ada pepatah mengatakan bahwa “uang bukanlah segalanya”, namun untuk saat ini pepatah itu seharusnya sudah bergeser dan dilengkapi menjadi “uang bukanlah segalanya, namun saat ini hampir segalanya membutuhkan uang”. Tak heran jika setiap hari orang bekerja dan beraktifitas adalah untuk mendapatkan uang demi untuk bertahan hidup, mencukupi kebutuhan hidup, dan juga untuk membantu kebutuhan hidup bagi sesamanya. Terkadang cara-cara untuk mendapatkan uang pun dilakukan dengan cara yang tidak wajar dan melanggar etika, bahkan aturan hukum, seperti dengan pencurian, penipuan, jambret, copet, begal, perampokan, pemerasan, ritual penggandaan uang, penggelapan, perjudian, pungli, bahkan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu korupsi.

Tak ada yang melarang bagi kita untuk bisa mendapatkan dan mengumpulkan uang atau harta sebanyak-banyaknya, selama cara yang kita tempuh itu tidak melanggar aturan hukum, etika moral, norma agama, tidak sampai melupakan hak orang lain, serta tidak sampai memperbudak diri sendiri. Untuk itu, ada saatnya kita perlu mawas diri dan merenung tentang peran uang bagi kehidupan kita. Apakah uang sudah bisa benar-benar menjadi sang penolong yang bijak ataukah uang malah menjadi sang perayu yang laknat?

Saat ini banyak contoh-contoh dalam pandangan dan penggunaan uang yang salah, bahkan jauh dari kata “seharusnya”. Mulai dari terjadinya peperangan antar Negara, perpecahan keluarga, peningkatan tidak kriminalisasi yang dilatarbelakangi uang, hingga pada hilangnya kesadaran diri atas kejatidirian seseorang hanya karena uang. Oleh karenanya berikut ada beberapa pengingat kepada kawan-kawan yang barang kali sudah dibutakan oleh uang:

“Uang bisa membayari teman, tapi uang tidak bisa membeli persahabatan”

“Uang bisa membeli makanan, tapi tidak dengan nafsu makan”

“Uang bisa membeli tempat tidur yang mewah, tapi tidak dengan tidur nyenyak”

“Uang bisa membeli obat bahkan yang termahal sekalipun, tapi uang tidak bisa membeli kesehatan bahkan nyawa”

“Uang bisa membeli pasangan, tapi tidak dengan cinta”

“Uang bisa membeli perlengkapan fashion yang mewah dan mahal, tapi tetap tidak akan merubah bentuk dan paras wajahmu yang sesungguhnya”

“Uang bisa memberikan mu kemewahan seperti rumah yang megah, mobil yang mewah, tapi ingat uang mu tidak akan cukup dengan kenyamanan”

“Uang bisa memberikanmu gelar pendidikan setinggi-tingginya, tapi tidak dengan ilmu dan pengalaman”

Disaat kau merasa tidak setuju dan sedang berontak terhadap beberapa pengingat yang tertulis diatas, percayalah bahwa kau sedang berada dalam proses terbutakan oleh uang, harta, ataupun kekayaan. Kembali sejenak terhadap pandangan “uang bukanlah segalanya, namun saat ini hampir segalanya membutuhkan uang”. Pahami betul kata hampir, yang berarti tidak segalanya. Hidup untuk bahagia, jangan batasi kebahagiaan anda dengan uang. Uang hanya sebuah alat yang mungkin dapat membantu menuju bahagia, belum pada kebahagiaan. Think again,,, semoga beberapa pengingat diatas dapat membantu kawan-kawan sekalian agar semakin menyadari bahwa hidup bukan untuk uang, tetapi uang untuk hidup. Ada juga tambahan rangkuman filosofi dan renungan tentang uang dari berbagai sumber yang telah di edit-edit sedikit. 

Berikut ini filosofi dan renungan tentang uang dari berbagai sumber:

Namaku Uang, nama panggilanku Duit, nama ukhuwah Fulus, dan nama tenarku Money. Wajahku biasa saja, dan fisikku juga lemah, namun aku mampu untuk merombak tatanan dunia. Aku juga bisa merubah perilaku, bahkan sifat manusia, karena manusia memang mengidolakan aku. Banyak orang merubah kepribadian, mengkhianati teman, menjual diri, bahkan meninggalkan keyakinan iman, hanya demi aku. Aku tdk mengerti perbedaan orang saleh dan bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya miskin, dan terhormat atau terhina. Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku. Aku juga bukan orang ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara-gara aku, kakak dan adik beradu dan saling benci karena aku. Bahkan anak dan orangtua berselisih gara-gara aku.

Sangat jelas juga aku bukan Tuhan, tapi banyak manusia menyembah aku seperti Tuhan bahkan kerap kali hamba-hamba Tuhan lebih menghormati aku, padahal Tuhan sudah berfirman janganlah jadi hamba uang. Seharusnya aku melayani manusia, tapi mengapa banyak manusia mau jadi budakku? Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku. Perlu diingatkan, aku hanya bisa menjadi alat membayar resep obat, tapi aku tidak mampu memperpanjang hidup manusia. Kalau suatu hari kamu dipanggil Tuhan, maka aku tidak akan bisa menemanimu, apalagi menjadi penebus dosa-dosamu. Karena kamu harus menghadap sendiri kepada sang Pencipta, lalu menerima penghakiman-Nya. Saat itu, Tuhan pasti akan melihat perbuatanmu. Apakah selama hidup kamu menggunakanku dengan baik, atau sebaliknya malah menjadikanku sebagai Tuhanmu? Pesanku, jangan terlalu sayang dan memujaku. Dan jangan lupa mensucikanku dengan bersedekah, agar aku bisa menjadi berkah di dunia dan akhirat.

Sebagai penutup dari tulisan ini, saya ingin menyampaikan pesan dari orang tua saya yang juga didapat dari orang tuanya dan barang kali kawan-kawan sekalian sudah pernah mendengarnya;

Dalam bahasa Simalungun:
“marhasoman pakon halak namora lape tontu mambahen ham mamora, tapi anggo marhasoman pakon halak na pistar janah bijak pasti do ham dapotan pistarni pakon bijakni”

Dalam bahasa Inggris:
“Making friends with rich people not necessarily make you be rich, but making friends with smart and wise people will make you can get what a smart and wise think too”

Dalam bahasa Indonesia:
“Berteman dengan orang kaya tidak akan membuat mu kaya, tetapi berteman dengan orang cerdas dan bijak pasti membuatmu cerdas dan bijak juga”

Uang adalah angka dan angka tidak ada akhirnya. Jika kita mengukur kebahagiaan dengan uang, maka pencarian kebahagiaan tidak akan pernah berakhir. So,, belajarlah untuk bersyukur atas apa yang telah kau kerjakan dan kau peroleh, hanya dengan demikian maka kau akan dihampiri kebahagiaan.

Tulisan ini hanya sebuah reply dari topik-topik pembahasan dalam keseharian pada beberapa hari terakhir ini yang berkaitan dengan uang dan kebahagiaan. Olehkarenanya saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan jika menyinggun perasaan kawan-kawan pada tulisan ini. Hehehe. Demi melengkapi dan memperbaiki tulisan ini guna mendekati kesempurnaan yang tidak akan pernah dicapai, mohon masukan dan kritik melalui kotak komentar agar mita bisa mendiskusikannya. Terimakasih.

Sort:  

Congratulations @fritzocto! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64029.44
ETH 3157.04
USDT 1.00
SBD 4.02