Sebuah Pertanyaan

in #writing5 years ago

image


"Kapan pulang?"

Pertanyaan tersebut tidak sekali, atau dua kali saya dengar. Baik yang diucapkan secara langsung lewat sambungan telephone atau Chatting di media sosial. Dan seperti seblumnya saya hanya Dara hanya menjawab, “Tunggu sampai saya menyelesaikan tugas-tugas.”

Sebenarnya Dara bukanlah seorang pejabat penting yang tengah ditigaskan menjadi pejabat teras sebagai perwakilan Indonesia di Taiwan. Bukan. Ia hanya seorang gadis sederhana yang bertugas merawat lansia. Namun, selain tugas utamanya merawat orang tua yang berusia 96 tahun, ia juga aktif belajar banyak hal di Taiwan. Apa saja. Tentang pendidikan, wirausaha, dan menulis. Sebagai salah satu hobi, yan telah ia miliki sejak kecil.

Angan gadis itu menerawang. Terbang. Kembali mengingat setiap rekam peristiwa yang ia jadikan cambuk semangat dalam berjuang di perantauan. Saat itu, saat dara tengah duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), sang ibu melahirkan adiknya yang bungsu. Sedangkan Bapaknya tengah bekerja sebagai pemajat kelapa jauh di desa pedalaman. Bagaiamana malam itu, keluarganya harus menikmati gelapnya ruangan, karena tidak memiliki uang untuk membeli minyak tanah.


image


Tidak ada seorang pun yang mau meminjami uang, karena takut keluarag Dara tidak sanggup membayar. Ketika Bapak pulang dan bertanya, “Kepada tidak membeli minyak tanah?”
Dara hanya menjawab, “Tidak punya uang, Pak. Dan tidak boleh ngutang lagi.”
Sang bapak yang mendengar perkataan tersebut hanya terdiam. Untunya ia baru saja menerima upah memanjat kelapa, sehingga seketika itu juga Dara kecil segera berlari ke warung untuk membeli minyak tanah
**
Ada bulir bening menetes, membaasahi pipinya. Gadis tersebut menghela nafas panjang. Seolah hendak mengubur jauh-jauh masa kanak-kanaknya yang jauh dari rasa bahagia. Anak yang seusianya sibuk berlari dan bermain dengan teman-teman sebaya, tetapi ia harus membantu orang tua bersama-sama mengarungi samudera kehidupan yang keras.

Kini. Meskipun tidak seberapa ia mampu membahagiakan orang tuanya. Rumah bagus lengkap dengan segala perabotan. Adik-adik yang meneruskan pendidikan, serta beberapa asset tanah yang ia gunakan sebagai investasi. Bahkan, Dara juga bisa berbagi kebahagiaan dengan seorang janda yang tidak mampu di lingkungan tempat tinggalnya. Karena apabila berkirim uang dan tengah menadapt rezeki, Ia akan menyuruh IBunya untuk berbagi rezeki. Karena ia pernah mengalami, bagaimana pahitnya menjadi orang tidak punya dan dipandang sebelah mata.
**
Kehidupan yang keras, memang harus diimbangi dengan perjuangan tangguh. Karena hidup adalah sebuah perjuangan. Kita sering terlena akan keberhasilan orang lain, tanpa kita tahu bagaimana perih dan perjuangan orang tersebut. Dan tidaklah mudah berjuang dalam kerasnya kehidupan. Dara, adalah salah satu pejuang yang ingin mewujudkan impiannya, agar bisa membaahagiakan orang tua. Agar beliau bisa mengisi waktu senjanya dengan damai dan bahagia. Karena beliau sudah cukup capai dan menderita saat membesarkan Dara dan adik-adiknya.


image


Itu sebabnya hingga saat ini gadis tersebut masih betah menyandang gelar Pahlawan devisa, dan menjadi petarung tangguh untuk mengahadapi gejolak rindu pada keluarga dan orang-orang yang ia sayangi. Meskipun setiap detik waktu ia gunakan untuk menggali arti kehidupan, tetapah hati seorang anak, ingin merasakan belaian cinta kasih orang tua.

“Nduk, bagaimana dengan kontrakannya. Soalnya yang menempati sudah tanya, mereka boleh memperpnajang ndak?”

Pertnyaan tersebut membuayarkan lamunan Dara, acapkali pertanyaan Kapan Pulang dilontarkan Kepadanya. []

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq

Thanks for supported!

Coin Marketplace

STEEM 0.36
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70446.49
ETH 3571.68
USDT 1.00
SBD 4.73