Hobi Fotografi : Kagum Pemandangan Sunset Ciptaan Tuhan

Hai rekan-rekan steemian. Kali ini Aku akan mencoba ikut kontes Hobi Fotografi. Pastilah banyak foto yang Aku pilih untuk ditampilkan kisah dalam komunitas steemith. Kali ini khusus pemandangan yang berkaitan dengan sunset.Beginilah kisah dibuka;

Sunset sering kita dengarkan. Jika ada sunset pastilah ada Sunrise. Kalau Sunrise artinya matahari terbit alias muncul. Maka Sunset dalam bahasa sehari-hari kita fahami matahari tengelam. Tengelam bukan seperti anak manusia tercebur diri dan hilang baik dikolam maupun dilautan. Hehe.Jangan serius dulu kawan.

Setiap kita senang melihat dan menunggu proses terjadinya sunset. Pasti menarik dan indah cahaya yang terpancar. Semburat cahaya menambah kekaguman dan tanda-tanda kekuasaan yang Tuhan tunjukkan. Sunset tidak muncul setiap sore menjelang maghrib. Waktu-waktu tertentu, dan itupun jika tak turun hujan dan awan hitam yang bertanda hujan akan turun membasahi bumi.

Aku sangat suka mengabadikan pemandangan indah ini. Dan, pastilah orang lainnya beramai-ramai ingin melihatnya. Maka waktu sore hari ada orang duduk ditepi pantai bermainkan pasir menanti matahari tengelam. Ada juga yang hanya melihat dari kejauhan. Oh iya, ada juga yang naik kepuncak gunung dan bukit ingin menatapnya.

Aku pernah beberapa kali mengabadikan suasana sunset. Kala itu Aku bersama para latingku, alumni Prajurit Semapa PK ABRI tahun 1997 mengadakan buka puasa bersama. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Restoran Manabu. Lokasinya diatas ketinggian dan menjadi tempat favorit warga kota Tanjungpinang. Melihat lokasinya bisa dikatakan tempat ini termasuk tempat diminati para orang-orang kantoran untuk buka puasa dan menikmati kegiatan bersama. Selain bagus dan pastilah agak mahal biayanya.

Aku sudah tiba dilokasi sebelum pukul 18.00 waktu akhir berkumpul. Aku dengan pakaian gamis, kopiah, dan sorban berwarna merah hadir disana. Sebelum teman-teman tiba sudah ada orang lain yang bertepatan mengadakan buka puasa bersama. Satu persatu temanku datang. Waktu mulai meninggi. Waktu berbuka puasa tak lama lagi.

---

---

---

---

Pemandangan Sunset di lihat dari Restoran Manabu kota Tanjungpinang

Subhanallah, Aku melihat pemandangan sunset yang indah dan luar biasa. Ucapan syukur dan memuji Allah akan ciptaannya tak putus dengan komat-kamit asma Allah disebut. Aku melihat betapa indahnya sunset muncul dan terhalang oleh Gedung Lembaga Adat Melayu Kepri. Gedung yang megah mampu mewarnai indahnya cahaya yang semburat berwarna jingga. Gedung tinggi dan megah ini berdampingan dengan gedung Dekranas Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Alhamdulillah, Aku bisa mengambil gambar dan reman-temanku takjub melihat jepretan karyaku. "Ini bukan jepretan kaleng-kaleng," kata Sanjaya sohib karibku.
"Terima kasih bang. Ini momen yang jarang Aku dapatkan. Jadi harus dijepret," jawabku dengan penuh keceriaan.

Waktu sunset perlahan akan berakhir. Semburat warna Jingga mulai hilang dari pelupuk mata. Aku tinggalkan sesaat makan takjil bareng. Aku harus tegakkan salat magrib. Pastilah secara berjamaah. Jika melihat luas dan indahnya posisi rumah makan ini maka kurang pantas tempat salatnya terlalu kecil. Hanya muat beberapa orang saja. Sudah letaknya harus turunin anak tangga tempat wudhuknya terbatas juga. Tapi masih aja saja sudah patut disyukuri. Aku hanya menyayangkan saja kecilnya tempat salat.

---

---

---

---

Pemandangan sunset usai salat magrib

Selesai salat magrib Aku kembali naik keatas. Melihat pemandangan usai salat magrib, hanya satu kata Subhanallah, indahnya semburat cahaya biru ditengah keremangan malam. Pemandangan yang natura tanpa editan dan begitulah Allah tunjukkan tanda-tanda kebesarannya.

Oh iya, kita lanjut dengan suasana pemandangan sunset dilihat dari tepi pantai reklamasi. Usai kembali dari kantor Aku tak langsung pulang. Hujan yang menjelang ashar dan hingga salat ashar usai,kemudian berhenti dan langit kembali cerah. Untuk diketahui bahwa cuaca atau musim di kota Tanjungpinang tak menentu. Kita faham jika dibulan yang berakhiran "ber" seperti Oktober, Nopember dan Desember maka curah hujan tinggi. Lain halnya di kota Tanjungpinang, tak bulan akhjran "ber" hujanpun datang dan pergi dengan sesukannya (Allah pemilik kuasa).

---

---

---

---

Pemandangan sunset di pantai reklamasi

Nah, mobil Aku putar haluan ke pantai reklamasi. Tidak jauh dari penjagaan pintu satu Mako Koarmada I. Karena pemandangan elok maka Aku sempatkan mampir dan berfoto. Indah bukan kawan? Matahari hampir tengelam namun cahaya mampu membuat decak kagum dan indah berkilau. Banyak warga yang menyaksikan penuh kebahagian. Lihat saja dijauh mata memandang ada sebuah pulau yang sering dikunjungi orang sebagai tempat wisata, yaitu Pulau Penyengat.

---

---

Kapal cepat melintas di terpa indahnya cahaya sunset

Pulau ini tampak gelap. Mungkin pengaruh cahaya atau backlight sehingga tak berapa jelas. Kebetulan sore itu ada kapal cepat melintas membelah samudera dan diterpa cahaya mentari maka sempurna sudah nikmat Tuhan yang kita terima. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan? Salah penggalan surat Ar-Rahman yang 31 Allah berulang ayat untuk ingatkan hamba agar jangan dusta akan nikmat yang kita rasakan pemberian dari Tuhan.

Rekan-rekan sekalian, sebagai penutup foto sunset yang tak kalah menarik adalah saat Aku abadikan di daerah Pulau Dompak, Kepri. Pada sore itu Aku menonton bola di Stadion Gelora Tribuana, Dompak Tanjungpinang, Kepri. Aku memang sudah tahu bahwa beberapa hari ini ada pertandingan sepakbola penyisihan Liga 3 khusus wilayah Kepri. Aku tahu tapi masih malas menonton.

Setelah tiba babak final Liga 3 Kepri maka Aku barulah manfaatkan sedikit waktu untuk menontonnya. Final pada sore itu antara kesebelasan MBS United Batam versus 757 Kepri Jaya FC. Pada pertandingan tersebut dimenangkan oleh tim 757 Kepri Jaya FC dengan skor akhir 2-0. Pertandingan tidak seimbang namun cukuplah menghibur disaat Aku hidup dinegeri rantau.

Oh iya, pada pertandingan tersebut tim 757 Kepri Jaya FC ada diperkuat oleh salah seorang mantan pemain nasional, yaitu Talaohu Abdul Musafri atau biasa disebut TA Musafri. Pemain gaek yang berusia 42, kelahiran 19 Februari 1982, sangat energik dan kuat staminanya. Skill kecepatannya masih baik dan kehadiran beliau sebagai motor semangat dan motivasi bagi pemain muda khususnya 757 Kepri Jaya FC dan umumnya para pemain muda dari Kepulauan Riau.

Usai bertanding, Aku pulang. Aku tak berlama-lama karena waktu magrib sesaat lagi tiba dan cuaca lun seakan hujan akan mengoda warga Tanjungpinang. Tak lama Aku keluar dari Stadion dan memacu kencang motor merk Xeon ku, mataku memandang indahnya sunset waktu itu. Aku berhenti dan mencari orang yang bisa dimintakan bantuan untuk menjepret diriku.

---

---

---

---

---

---

• Menikmati suasana sunset di Dompak dan berfoto dengan TA. Musafri*

Alhamdulilah, kebetulan ada dua orang anak gadis yang pada lokasi bersamaan mengabadikan moment indah sunset. Aku diarahkan untuk tangan seakan mengenggam mentari. Pintar juga anak gadis ini. Ada beberapa foto indah mampu membuat decak kagum diriku. Kagum akan keindahan pemandangan dan takjub akan kebesaran serta kemahakuasaan Allah SWT dalam mengendalikan alam. Setelah beberapa potretan maka Aku kembali pulang dengan membelah hujan rintik-rintik yang menempel ditubuhku...Di tengah perjalanan Aku mendengar suara sang muazin memanggil umat, Hayya 'alasshalaah. Hayya 'alal falah...Hayya 'alasshalaah. Hayya 'alal falah...***

Demikian tulisan kontes yang Aku ikut. Semoga bermanfaat dan menyenangkan bagi yang membacanya.

Salam sehat dan semangat dari Negeri Segantang Lada@hoesniy.