Panjat Dinding | Wall Climbing

Wall climbing is a new sport type in Indonesia but has significant enthusiasts. This sport is incorporated into the Indonesian Climbing Federation (FPTI). In 1991 the first national rock climbing championship was held in Padang, West Sumatra. Previously there was a championship at the regional level and followed by Indonesian climbers, but it is not call a national championship, and held in Java and Bali only.

This sport becomes popular because can do in indoors and also outdoors. The preparation required is not as complicated as natural rock climbing. In Banda Aceh there are several places that provide this artificial rock climbing location, one of which is at Lhong Raya Stadium. Interestingly here are available two types of wall climbing, one for the expert with a height of more than five meters and one for beginners. In addition to beginners, children can also try because the height is only about two meters.

Panjat dinding adalah sebuah olah raga yang baru berkembang di Indonesia tapi perkembangan dari olah raga ini sangat menggembirakan. Olah raga ini tergabung ke dalam Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Pada tahun 1991 diadakan kejuaraan nasional panjat dinding yang pertama di Padang, Sumatera Barat. Sebelumnya ada kejuaraan di tingkat regional dan diikuti pemanjat se-Indonesia, namun julukannya belum lagi kejuaraan nasional, dan diselenggarakan di Jawa dan Bali saja.

Olah raga ini menjadi populer karena selain dapat dilakukan di dalam ruangan juga dapat dilakukan di luar ruangan. Persiapan yang dibutuhkan juga tidak serumit dengan panjat tebing alam. Di Banda Aceh terdapat beberapa tempat yang menyediakan lokasi panjat tebing buatan ini, salah satu diantaranya adalah di Stadion Lhong Raya. Menariknya di sini tersedia dua jenis panjat dinding, satu untuk yang ahli dengan ketinggian lebih dari lima meter dan satu lagi untuk pemula. Selain pemula, anak-anak juga dapat mencoba karena tingginya hanya sekitar dua meter saja.