Secuil Pengalaman Pahit dari "Bluek"

SAAT pertama sekali saya masuk sekolah dasar; SD N2 Bluek Grong-Grong. Nama Bluek ketika saya sebutkan, tidaklah mengandung gejolak tawa dari teman-teman sekelas. (Mungkin secara geografis karena lokasi SD itu masih dalam kemukiman yang sama dengan kampung saya yaitu mukim Bluek. Saya pun masih merasa baik-baik saja)

Akan tetapi, ketika saya mulai beranjak keluar kemukiman Bluek, tepatnya saat saya masuk sekolah jenjang menengah pertama; SMP N 2 INDRAJAYA. Saya memperkenalkan diri dan menyebut alamat saya di Bluek, sontak saja semua teman sekelas saya tertawa.

Kata mereka sambil tertawa besar; "Na awak Bluek rupajih". Saya masih ingat betul akan pengalaman unik yang terjadi saat itu. Karena memang sudah menjadi semacam tradisi saat sesi perkenalan di kelas itu yang ditunggu-tunggu adalah sesuatu yang “aneh” dalam persepsi warga kelas tersebut. Meskipun “aneh” itu sifatnya subjektif.

Berlanjut ke jenjang sekolah berikutnya; MAN 1 SIGLI. Seperti biasa, kegiatan pembelajaran pertama bagi siswa baru adalah perkenalan diri. Disini terjadi lagi kisah lama itu yang terulang kembali. Saya dengan berani menyebutkan alamat saya adalah Bluek saat melakukan perkenalan itu. Lalu, semua teman kelas saya yang saya perhatikan, mereka juga tertawa.

Saya tidak tahu apa yang menyebabkan semua teman-teman saya mulai dari SMP sampai dengan teman SMA, saat mendengar diksi “Bluek” semacam ada sesuatu yang lain dalam pemahaman dan pikiran mereka. Saat itu saya juga mulai menyadari dan merasa ada sesuatu yang salah dalam pemahaman orang luar dengan nama Bluek.

Kondisi seperti ini ternyata tidak hanya saya yang mengalaminya, ada juga teman-teman saya lainnya yang saat memperkenalkan diri menyebut tempat asalnya Bluek juga mendapat kejadian yang sama; ditertawakan.

Nasib saya tentunya masih mending, karena hanya mendapat tertawaan dari teman sekelas. Teman sekampung saya yang sekolahnya dia bertetanggaan dengan sekolah saya, nasibnya lebih miris lagi. Seluruh temannya memanggil dia “si Bluek” selama 3 tahun berturut-turut. Padahal nama beliau ini bagus sekali. Itu semua terjadi karena saat perkenalannya, teman-teman beliau ini menjadi tahu bahwa beliau dari Bluek.

Bagi orang luar --luar teritorial Bluek maksudnya, nama Bluek memang agak tidak nyaman saat didengarkan. Rasa-rasanya (mungkin) agak aneh dan kuno. Meskipun dari Bluek banyak lahir orang-orang yang hebat. Sebut saja mantan sekretaris daerah kabupaten Pidie, bapak Amiruddin. Beliau berasal dan bermastautin di Bluek. Belum lagi tokoh-tokoh hebat lain yang terkenal di bidang bisnis atau usahanya, juga banyak dari Bluek. #nyanban

---

Rabu, 09 Mei 2018 || @emsyawall