Setting (ke-keempat) Rumoh Geudong

Assamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai sebuah tempat yang ada di Aceh. Pasti penasarankan? Ini adalah sebuah tempat yang memiliki begitu banyak hal yang menarik “Rumoh Geudong”. Yang terletak di sebuah desa yang bernama Billie Aron, keucamatan Geulumpang tiga, kabupaten Pidie, yang berjarak sekitar 125 km dari pusat kota Banda Aceh.

Lalu ada apakah dengan Rumoh Geudong itu pasti kawan kawan penasarankan? Makanya simak postingan saya hingga selesai ya :)

Ada cerita mengenai Rumoh Geudong ini, katanya bagunan ini di bagun pada tahun 1818 oleh salah seorang Ampon Raja Lamkuta, yang merupakan seorang putra hulubalang yang tinggal disekitar Rumoh Geudong tersebut. Dan ternyata bangunan yang sangat tua ini pernah menjadi tempat pertemuan atau tempat yang digunakan untuk mengatur strategi melawan Belanda ketika perang zaman dulu oleh Raja Lamkuta. Walaupun pada akhirnya beliau meninggal karena tertembak dan jasadnya beliau dikebumikan di sekitar Rumoh Geudong.

Lalu ada hal menarik lagi yang akan membuat kawan kawan sedikit merinding. Itu adalah tersebarnya cerita tentang adanya peti mati yang katanya didalamnya terdapat kain kafan berlumuran darah di dalam Rumoh Geudong. Lalu ada juga cerita tentang mengenai penjaga yang beragama non muslim yang katanya tidur di dalam rumah atas (rumoh Aceh) lalu tiba –tiba bangunnya di rumah bawah. Wah pasti serem banget ya ...

Dan sebenarnya dalam Rumoh Geudong itu masih memiliki cerita yang lebih jarang terdengar oleh masyarakat luas. Yaitu mengenai cerita tentang bahwa Rumoh Geudong itu juga merupakan tempat yang merupakan terjadinya kejahatan kemanusian dan pelanggaran Ham yang dilakukan oleh masyarakat dalam aceh dan juga masyarakat luar aceh yaitu Pai’ atau TNI/Polri ketika masa konflik di Aceh dulu. Menurut dari salah informan mengatakan bahwa di Rumoh Geudong itu dijadikan tempat tahanan yang menahan GPK-AM ( Gerakan Pengacau Keamana-Aceh Merdeka) pada tahun 1990. Dan menurut informan, katanya orang – orang yang ditahan ini mereka di siksa dan ada juga yang di eksekusi langsung langsung ditempat tersebut.

Lalu Tim Komnas Ham menemukan bukti yang ditemukan dari kekejaman pada masa konflik ini adalah seperti ditemukannya kabel-kabel listrik, lalu ada balok kayu yang berukuran 70 cm yang sebagian remuk. Lalu ada juga bercak- bercak darah yang ada di dinding Rumoh Geudong yang merupakan darahnya para tanahan pada masa konflik di Aceh dulu.

Sebenarnya tidak hanya disitu kekejaman lainnya dapat dilihat dari dilakukannya penggalian tanah yang berada disekitar rumoh geudong. Yaitu dari penggalian itu ditemukannya tulang jari manusia, tangan, rambut kepala, dan adanya tulang kaki manusia serta anggota tubuh manusia lainnnya. Makanya tempat itu memiliki banyak hal miris yang tidak pernah diketahui oleh masyarakat luar yang ketika masa konflik Aceh dulu. Hal ini jarang diberitakan.

Tapi jauh dari yang diperkirakan ternyata tempat tersebut telah di bakar oleh orang – orang yang ingin menghilangkan bukti dari kekejaman pada masa konflik dulu. Sehingga tidak bisa kita sebagai generasi selanjutnya untuk menjelajahi tempat sejarah tersebut yang bisa dikatakann kan sangat historis untuk bisa dipelajari oleh berbagi kalangan akademisi. Banyak masyarakat hanya hanya mengingat tempat tersebut sebagai tempat yang berhantu karena pernah dijadikan tempat pembantaian sedangkan seperti yang saya katak di awal tadi merupakan tempat mengatur strategi melawan penjajah yaitu merebut kemerdekaan indonesia hilang di pikiran masyarakat.

Baiklah kawan kawan hanya itu saja yang bisa saya sampaikan pada postingan kali ini. Semonga dapat diambil manfaat dan bertambah ilmu kita.sekian

Assamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.