Tradisi Peutron Aneuk

in #aceh6 years ago

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, pada kesempatan ini saya akan menceritakan suatu tradisi yang hingga sampai saat ini masih di lakukan masyarakat Aceh yaitu tadisi Peutron aneuk dan peucicap bayi.

Tradisi peutron aneuk di Aceh bukanlah merupakan hal yang asing lagi bagi sebagian masyarakat Aceh, hampir seluruh wilayah di Aceh mengenal tradisi peutron aneuk. Mungkin sebagian dari masyarakat di Indonesia juga ada tradisi yang serupa yang di kenal dengan “turun tanah”. Dalam tradisi peutron aneuk biasanya ada ritual-ritual yang di laksanakan. Tradisi peutron aneuk ini biasanya di lakukan pada saat usia si bayi genap 44 hari. Pada permulaannya prosesi peutron aneuk di awali dengan mengeluarkan si bayi dari dalam rumah yang di lakukan oleh orangtuanya, setelah si bayi di bawa keluar rumah oleh orang tuanya kemudian langsung kaki si bayi menginjak ke tanah, ini berlangsung sangat khidmat.

Dalam acara peutron aneuk biasanya di hadiri oleh pemuka agama, biasanya di undang para tengku gampong untuk memimpin ataupun memandu jalannya tradisi peutron aneuk. Dalam tradisi peutron aneuk pada awal mulanya bayi terlebih dahulu di peusijuek dan juga di sertai dengan pembacaan doa agar sang bayi untuk kedepannya bisa memperoleh banyak berkah tentunya yang mendokan adalah tengku gampong, dalam acara tersebutt ada di sediakannyanya berbagai macam hidangan makanan, seperti teumpoe, ketan kuning, ayam goreng, dan ada juga air zam-zam dan berbagai macam buah. Biasanya hidangan makanan di letakkan di atas ‘talam’, talam merupakan wadah yang biasanya terbuat dari anyaman bambu. Acara selanjutnya kemudian tengku gampong akan memangku si bayi untuk melakukan peucicap, peucicap sendiri mempunyai makna memasukkan bermacam rasa ke lidah sibayi, bertujuan untuk organ perasanya lebih sensitif. Rasa ini bisa berasal dari madu atau air zam-zam yang dioleskan setetes pada langit-langit (bagian atas) yang ada di dalam mulut sang bayi, tapi tidak hanya madu dan air zam-zam ada juga sebagian dari orang tuanya mencecap bayinya dengan kuning telur ke mulut bayi. Bagi masyarakat Aceh besar tradisi memiliki makna yang sangat dalam, sepeti pada proses pencecapan itu ada suatu harapan kecil kepada sang bayi yaitu agar ketika besar nanti ia akan menjadi anak yang shaleh/shaleha dan berguna bagi masyarakat luar, dan juga menciptakan akhlak dan perbuatan yang mulia.

Pada puncak acara tradisi Peutron Anuek. Si bayi digendong keluar, biasanya ada orang yang menyambut dengan mengelar kain di teras rumah. Setelah tengku keluar dari rumah, sembari mengucapkan “Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh” dan kemudian di jawab “Waalaikumsalam,” oleh sejumlah warga yang sudah berkumpul di luar rumah. Setiap langkah Tengku gampong, para warga yang berada di luar rumah melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad.

Setelah beberapa jalan melangkah, kemudian tengku gampong tersebut jongkok sejenak, lalu menginjakkan kaki si bayi ke tanah. Di atas kepala tengku dan sang bayi ada kain yang memayungi mereka, sebuah kelapa dibelah, air dari kelapa tersebut jatuh dan menembus kain. Belahan dari buah kelapa tersebut sebagian diberikan kepada kedua orangtua si bayi, Ini bermakna supaya untuk kedepannya ikatan batin anak dan kedua orangtuanya tetap kekal.
Upacara Turun Tanah Pada Masyarakat Aceh.jpeg

Si bayi kemudian arak keliling halaman rumahnya, di gendong oleh Tengku gampong, sembari menggendong tengku gampong tersebut menyalami beberapa warga, ini bermaksud agar kedepannya sifat ramah akan di tularkan kepada si bayi.

Setelah ritual ini berakhir acara selanjutnya yang paling din anti-nanti oleh warga, yaitu acara makan-makan, seperti biasanya jika ada suatu khanduri di Aceh, selalu ada yang namanya kuah sie kameng, makanan ini seperti sudah menjadi makanan wajib di Aceh. Pada malam harinya para warga membaca surat Yasin secara berjamaah yang bertujuan agar si bayi dan keluarganya mendapat berkah.

Hanya ini yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat.

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 69450.75
ETH 3678.92
USDT 1.00
SBD 3.81