KESALEHAN: Harapan yang Diwujudkan dengan Tindakan, Ditentukan dari Dua Arah

in #anthropolinguistic6 years ago (edited)

Assalamu alaikum warahmtullahi wabarakatuh..

Pada tulisan ini saya akan mencoba menyinggung tentang harapan semua orang tentang kesalehan yang seharusnya bisa diwujudkan dengan tindakan. Namun sebelum itu saya kira ada baiknya kita pahami dulu maksud dari kesalehan itu sendiri. Secara epistemology, kesalehan itu berarti ketaatan (kepada Tuhan) dalam menjalankan ibadah, kesungguhan menunaikan ajaran agama. Dan kesalehannya sesorang itu tercermin pada sikap hidupnya. Dari sini bisa kita lihat bahwa kesalehan itu ialah sebuah bentuk ketaatan yang tercerminkan dalam kehidupan sesorang.
c0dfe7c64ff3be1c5fbba2990a85d9bc_XL.jpg
(sumber Foto; Google)

Sering kita dengar setiap setelah proses kelahiran seorang anak. Semua orang tua pasti mengharapkan agar di kemudian harinya anak tersebut menjadi anak yang saleh. Tapi anehnya harapan tersebut terkadang tidak dibarengi dengan adanya tindakan ataupun usaha yang mesti dilakukan. Inilah yang menjadi permasalahannya.
Setiap muslim pasti menginginkan dirinya termasuk dalam kalangan orang yang saleh. Konsep kesalehan itu sendiri merupakan suatu title yang dibilang cukup istimewa untuk disandang. Menjadi orang saleh sudah barang pasti harus melakukan dan bertindak melebihi dari pada orang biasa pada umumnya.
images (1).jpeg
Sumber Foto; Google)

Generasi millennial sekarang ini banyak yang kurang paham akan makna dari konsep kesalehan. Mengapa saya katakan demikian?? Karena pada saat ini kebanyakan orang sudah mulai buram akan pemahaman terhadap konsep itu sendiri. Terkadang, ketika dilihat prilaku seseorang yang agak berbeda dan berkarakter sedikit lebih baik dari dirinya, kemudian ia secara gamblang menilai bahwa orang tersebut ialah orang saleh. Itu merupakan pemahaman yang salah. Perlu diketahui bahwa tidak mudah atau gampang untuk bisa menerima sebutan tersebut. Tidak semua orang bisa memilikinya walaupun keinginan untuk bisa mencapainya itu ada pada diri orang tersebut. Ada hal-hal yang harus dilakukan dan juga terdapat berbagai criteria yang harus dimiliki sehingga bisa disebut sebagai orang yang saleh.

Apa saja criteria yang harus dimiliki sehingga layak disebut sebagai orang saleh??

1. Hablum Minallah ; merupakan sikap mementingkan ibadah yang semata-mata berhubungan dengan Tuhan dan kepentingan diri sendiri. Dari hubungan ini manusia akan menampakkan sikapnya dengan mematuhi segala perintaha ajaran agamanya sebagai bentuk ketaatan kepada tuhannya. Segala usaha yang dilakukan untuk bisa mewujudkan Hablum Minallah. Diantaranya ialah dengan melaksanakan Shalat, puasa di bulan Ramadhan, zakat dan juga haji.

Shalat
images (2).jpeg
(Sumber Foto; Google)

Sebagai seorang muslim, tentu kita ketahui bahwa shalat merupakan penentu utama status kita dalam beragama. Ada atau tidaknya melakukan shalat dapat dijadikan sebagai petanda sekaligus pembeda diantara muslim atau bukan. Selain itu, shalat juga merupakan perintah yang sangat dikhususkan bagi orang yang telah mengaku dirinya sebagai orang beriman. Selain itu hubungannya dengan kesalehan tadi, shalat sebagai patokan dasar dalam melihat ukuran saleh atau tidaknya seseorang. Yang pasti orang saleh tidak akan meninggalkna perintah ini. Karena dia tau inilah yang hal yang paling dibutuhkan dalam mengukuhkan hubungan antara hamba dengan sang penciptanya yang mesti ia jaga.

Puasa
Selain shalat, criteria orang saleh adalah puasa. Puasa merupakan bentuk ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi itu (makan, minum dan hubungan seksual). Dalam satu hari penuh tanpa merasakan nikmatnya makan dan minum, haus dan lapar yang tak terkira, namun karena ini merupakan suatu perintah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, selaku hamba yang beriman maka hal itu dapat dilalui dengan mudah. Keyakinan dan kepercayaan yang ada dalam diri manusia yang beriman yang ingin mendapatkan title orang yang bertaqwa dengan sendirinya akan mencerminkan orang tersebut sebagai pribadi yang saleh.

Kemudian bentuk dari hubungan baik manusia dengan Allah (Hamblum Minallah), selain dari pada Shalat dan Puasa juga ada yang namanya zakat dan haji. Karena keduanya ini juga merupakan perintah yang dijadikan dasar atau rukun dalam beragama Islam.

2. Hablum minan nas ;
images.png
(Sumber Foto; Google)

Hamblum Minannas merupakan suatu hubungan yang menunjuk pada perilaku orang-orang yang sangat peduli dengan nilai-nilai islami, yang bersifat sosial. Bentuk kesalehan yang tak cuma ditandai oleh rukuk dan sujud, puasa, haji melainkan juga ditandai oleh seberapa besar seseorang memiliki kepekaan sosial dan berbuat kebaikan untuk orang-orang di sekitarnya. Sehingga orang merasa nyaman, damai, dan tentram berinteraksi dan bekerjasama dan bergaul dengannya.
Sikap ini merupakan bentuk manivestasi daripada ritual yang dilakukan pada Cerminan Hamblum Minallah. Karena dapat dilihat bahwa ibadah yang dilakukan seseorang seperti shalat dan sebagainya memeliki output sosial/ nilai-nilai dan perilaku yang baik.

Banyak hadis yang menceritakan bahwa Kesalehan tidak hanya dilihat dari ketaatan dan kesungguhan seseorang dalam menjalankan ibadah pokok saja seperti shalat. Tetapi juga bisa dilihat dari dampak dari dampak kongkretnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Efek Dari Hamblum Minallah Yang Menjadikan Ciri Sikap Orang Saleh

Shalat, dalam AlQuran Allah SWT pernah berfirman yang artinya “ bhwa Shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Ini membuktikan bahwa shalat dapat memberikan efek sosial yang tinggi. Dengan tegaknya shalat, sikap suka menyakiti, mengganggu orang lain dan sebagainya yang termasuk dalam perbutan yang tidak baik dengan sendirinya akan tercegah. Tetapi sebaliknya, jika masih ada bentuk perbuatan kekejian yang terjadi, itu pertanda tak terjalinnya hubungan yang baik dengan Allah (Hamblum Minalllah). Jika pada faktanya ada orang yang patuh terhadap perintah shalat, namun sikapnya masih berkeliaran disekitar kemungkaran, maka shalatnya patut dipertanyakan.

Puasa, implikasi sosial yang akan hadir dengan adanya berpuasa, seseorang akan mampu merasakan perasaan mereka yang kurang beruntung, mampu bersimpati terhadap derita orang lain. Ini mengajarkan kepada kita untuk memupuk kepekaan dan kesadaran sosial.

Ibadah haji, sebagai rukun Islam yang kelima, ibadah haji sarat dengan pesan-pesan sosial kemanusiaan. Nilai kesalehan di balik ibadah ini dapat dilihat dari peristiwa sejarah pengurbanan Ismail. Dimana dari peristiwa tersebut bisa dijadikan teladan bagaimana seharusnya kita mau berkorban untuk membangun kemaslahatan bersama.

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa kesalehan dapat dilihat dari Hamblum Minallah dan Hablum Minannas dari setiap manusia. Kemudian dari kedua tersebut memeliki hubungan yang erat dalam menentukan kesalehan. Walaupun kedua hubungan itu berbeda tapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena terjalinnya Hamblum Minallah dapat dicerminkan dari Hablum Minannas serta saling mempengaruhi satu sama lain.

catatan : @muliadi.ms97 ( Muliadi, Antropologi A, 150230023)

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 68763.18
ETH 3770.45
USDT 1.00
SBD 3.76