Eskimo Folktales #35 - The Wife Who Lied | Istri yang Berbohong dan Nerrivik

in #art5 years ago

Suatu hari seekor burung ingin menikahi seorang perempuan. Dia mendapat sebuah mantel kulit samakan yang bagus. Tapi, matanya lemah sehingga dia membuat kacamata dari gading walrus karena sangat ingin terlihat sebaik mungkin.


Source: Pixabay

Nerrivik


Suatu hari seekor burung ingin menikahi seorang perempuan. Dia mendapat sebuah mantel kulit samakan yang bagus. Tapi, matanya lemah sehingga dia membuat kacamata dari gading walrus karena sangat ingin terlihat sebaik mungkin.

Dalam wujud seorang lelaki, dia kemudian mengunjungi ke sebuah desa. Di sana dia menikahi seorang perempuan dan kemudian membawanya pulang.

Kehidupan berkeluarga pun dimulai. Sang burung mulai pergi menangkap ikan, yang dia sebut anjing laut, dan membawa tangkapannya pulang dan menyerahkan kepada istrinya.

Suatu ketika dia kehilangan kacamatanya, sehingga istrinya dapat melihat matanya yang buruk. Tangis istrinya meledak karena suaminya ternyata sangat jelek.

Tetapi sang suami hanya tertawa. "Oho, jadi kamu melihat mataku? Hahaha!" Dan dia memakai kacamatanya lagi.

Suatu hari, saudara-saudara sang istri, yang merindukan saudari mereka, datang mengunjunginya. Saat itu, sang suami sedang pergi berburu. Saudara-saudara itu lalu membawa saudarinya pergi.

Suaminya sangat tertekan ketika dia pulang dan menemukan istrinya tak ada. Dia berpikir bahwa seseorang pasti telah membawanya pergi, maka dia mulai mengejarnya. Dia mengepakkan sayapnya dengan kuat-kuat yang memicu badai dahsyat karena dia adalah penyihir hebat.

Saat itu, istrinya sedang naik sebuah perahu. Ketika badai datang, perahu itu mulai kemasukan air. Angin semakin kencang ketika sang burung menggandakan kepakan sayapnya. Ombak bergulung berbuih-buih dan kapal itu hampir terbalik. Orang-orang di kapal mulai curiga bahwa wanita itu adalah penyebab badai, lalu mereka menyeret dan melemparkannya ke laut.

Perempuan itu mencoba menggapai tepi perahu tetapi kakeknya melompat dan memotong tangannya. Maka dia pun tenggelam.

Tetapi, di dasar laut, perempuan itu menjadi Nerrivik, penguasa semua makhluk laut. Bila para pemburu tidak dapat tangkapan anjing laut, maka para penyihir akan pergi ke Nerrivik. Nerrivik hanya memiliki satu tangan dan dia tidak bisa menyisir rambutnya, maka para penyihir akan menyisirkannya. Nerrivik berterima kasih kepada mereka dan mengirimkan anjing laut dan makhluk-makhluk laut lain ke para pemburu sebagai hadiah.

Itulah kisah sang penguasa laut. Orang-orang menyebutnya "Nerrivik" (artinya "hidangan daging") karena dia memberi mereka makanan.



Source: Pixabay

The Wife Who Lied | Istri yang Berbohong


Navaránâpaluk, kata orang, datang dari suku pemakan manusia. Tetapi, ketika sudah dewasa, dia diambil sebagai istri oleh salah satu suku yang tidak memakan manusia.

Suatu dia pulang ke sukunya. Dia mengenakan sarung tangan di kakinya, bukan sepatu bot. Dan cara ini dia hendak memberi kesan bahwa suaminya telah menyakitinya.

Itu pertengahan musim dingin. Saudara-saudaranya sangat kasihan padanya ketika melihatnya dia datang dengan penampilan demikian. Mereka bersepakat untuk memerangi suku sang suami.

Maka, mereka pun berangkat dan mendatangi desa sang suami. Pada saat itu, semua penduduk desa sedang pergi dan hanya kaum perempuan yang tinggal di rumah. Orang-orang suku pemakan manusia tak peduli dan langsung membantai mereka.

Hanya tiga perempuan yang lolos dari pembantaian itu. Satu selamat karena menyelimuti dirinya dengan jubah kulitnya. Yang kedua bersembunyi dalam sebuah kotak yang biasa digunakan untuk menyimpan daging anjing. Yang ketiga merayap ke gudang toko.

Ketika para penduduk desa itu pulang, mereka mendapati semua perempuan telah terbunuh. Mereka langsung menuduh Navaránâpaluk, yang telah melarikan diri. Mereka semakin marah ketika melihat mayat-mayat itu dipasang di tiang pancang.

Mereka langsung mempersiapkan perang melawan musuh-musuh itu dan membuat panah dalam jumlah besar. Tiga wanita yang masih hidup menganyam benang urat untuk memperbaiki anak panah. Begitu bersemangat mereka bekerja sehingga pada akhirnya tidak ada lagi daging yang tersisa di jari-jari mereka dan tulang putihnya ternganga.

Ketika semuanya sudah siap, mereka pun berangkat. Mereka sampai di belakang rumah-rumah musuh mereka dan bersembunyi di antara batu-batu besar.

Kaum suku pemakan manusia telah berjaga-jaga sejak mereka kembali dari penyerangan. Mereka percaya bahwa para penduduk kampung itu pasti akan datang dan para perempuan suku itu berjaga bergiliran.

Sahibulhikayat mengatakan, seorang wanita tua di suku itu tiba-tiba mendapat mimpi yang aneh. Dia bermimpi dua makhluk bertarung di atas kepalanya. Ketika dia menceritakan mimpi itu kepada warga sukunya, mereka semua bersepakat bahwa para pembalas pasti sudah dekat. Mereka lalu berkumpul di satu rumah untuk meminta nasihat para roh. Ketika upacara pemanggilan roh telah dimulai, tiba-tiba seekor anjing di atap rumah mulai menggonggong.

Orang-orang berlari keluar, tetapi musuh-musuh mereka sudah mengepung rumah itu dan bersiap untuk membalas dendam. Mereka memanah setiap orang yang keluar rumah. Akhirnya, ketika tidak ada lagi musuh yang tersisa, mereka mengambil di antara para janda untuk menjadi istri mereka dan membawa mereka pulang.

Tapi, dua dari mereka mengambil Navaránâpaluk dan bergegas pergi bersamanya.

Navaránâpaluk mengira keduanya ingin memilikinya sebaga istri. Maka dia berteriak:

"Yang mana jadinya? Yang mana jadinya?"

Pria-pria itu tertawa dan tidak menjawab. Mereka terus berlari bersamanya.

Lalu tiba-tiba mereka memotong kedua lengannya dengan pisau. Navaránâpaluk pun jatuh dan darah mengucur dari luka itu hingga dia meninggal.

Begitulah nasib yang harus ia tanggung karena dia berbohong.



Cerita ini diterjemahkan dari "Nerrivik" dan "The Wife Who Lied" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Other Stories


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Sort:  

Hello @blogiwank, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 60725.43
ETH 2900.91
USDT 1.00
SBD 3.59