Eskimo Folktales #8e - The Strong Man and The Wizzard (Part 5) | Si Kuat dan Penyihir (Bagian 5)

in #art6 years ago (edited)

Qujâvârssuk ditantang untuk berburu paus. Apakah dia berhasil menang?


Source: Wikipedia, edited

Suatu hari si orang tua berkata kepada Qujâvârssuk: "Kamu diberi nama yang diambil dari nama seorang pria yang mati kelaparan di Amerdloq."

Konon orang-orang Amerdloq tidak dapat menangkap apa pun kecuali ikan turbot atau ikan pipih. Qujâvârssuk pergi ke Amerdloq dan tinggal di sana bersama seorang lelaki tua. Selama di sana, dia selalu membuat tangkapan yang sama seperti kebiasaannya: dua ekor anjing laut. Orang-orang Amerdloq mulai menggunjingkannya: “Ini untuk pertama kalinya ada begitu banyak anjing laut hitam di negeri kita. Setiap kali dia berburu, dia menangkap dua anjing laut. ”

Salah satu pemburu jago lalu pergi berburu bersamanya. Mereka memperbaiki ujung tombak mereka, lalu mendayung sedikit ke tengah. Qujâvârssuk berhenti di sana, sementara yang lain berkayak makin jauh. Ketika pemburu itu berbalik, dia melihat Qujâvârssuk sedang memukul seekor anjing laut. Lalu dia mendayung ke arahnya, tetapi ketika dia sampai, anjing laut itu sudah terbunuh. Maka, dia meninggalkannya untuk beberapa saat dan ketika berbalik, dia melihat Qujâvârssuk kembali menyerang seekor anjing laut. Qujâvârssuk berkayak pulang, sedangkan pemburu lain telah berburu sepanjang hari, tetapi tidak melihat seekot anjing laut pun.

Ketika Qujâvârssuk telah menjadi pemburu hebat, ibunya mengatakan bahwa dia sudah harus menikah. Dia tidak menjawab tapi mulai mencari sendiri calon istrinya. Dia berharap calonnya adalah gadis tukang makan sehingga akan menghabiskan banyak dagingnya.

Ibunya mulai meminta semua wanita yang belum menikah untuk datang mengunjunginya. Lalu pada suatu hari datanglah seorang wanita muda yang tidak begitu cantik. Sang ibu sangat menyukai gadis ini karena dia orang yang jago makan. Dia pun memilihnya sebagai calon istri putranya. Dia berkata kepada putranya: "Wanita itu adalah orang yang harus kamu miliki." Putranya mematuhinya dan menikahi wanita itu.

Suatu hari setelah pernikahan itu, orang tua di Amerdloq menyeru di jendela: "Qujâvârssuk! Mari kita lihat siapa di antara kita yang pertama bisa mendapat kandung kemih untuk memburu paus.”

Qujâvârssuk seperti biasa tidak menjawabnya. Tetapi orang tua itu berkata: “Kami hanya menggunakan anjing laut berbintik untuk paus. Dan mereka sekarang ada di mulut sungai.”

Qujâvârssuk tidur dan bangun esoknya. Dia berangkat ke utara. Jauh di utara, dia tiba di mulut sebuah celah sempit antara dua tebing. Dia memandang sekelilingnya dan melihat anjing laut berbintik muncul ke permukaan untuk bernapas. Ketika binatang itu menyelam lagi, dia mendayung ke darat dan memperbaiki kepala dan senar harpun. Ketika anjing laut itu naik lagi untuk bernapas, dia mendayung ke sana dan menangkapnya. Setelah itu, dia langsung mendayung pulang dengan hasil buruannya.

Orang tua itu menyamak kulitnya, lalu menggantungnya di belakang rumah. Tapi, saat kulit itu tergantung di sana, sering muncul suara dari kandung kemihnya meskipun tidak ada orang di sana. Ini hal yang sama sekali tidak disukai orang tua itu.


Source: Internet Archive

Ketika musim dingin sudah dekat, orang tua itu berkata kepada Qujâvârssuk: "Sekarang waktunya akan segera tiba ketika paus-paus datang ke pantai."

Suatu malam, Qujâvârssuk keluar rumah ketika mendengar suara napas yang berat dari barat dan suara itu semakin dekat. Karena inilah pertama kalinya dia mendengar suara napas yang begitu kuat, dia masuk dan menceritakan hal itu dengan berbisik kepada istrinya. Dia susah payah memberitahunya hal ini, karena lelaki tua, yang dia pikir sedang tidur, berkata: "Apa yang kamu katakan itu?"

"Aku mendengar suara-suara napas yang kuat dan tidak mengenal mereka dan mereka tidak bergerak dari sisi matahari berada," kata Qujâvârssuk.

Si orang tua memakai sepatu botnya dan keluar, lalu masuk lagi, dan berkata: "Itu napas ikan paus."

Di pagi hari, sebelum hari terang, terdengar suara orang berlari dan kemudian seseorang datang dan memanggil melalui jendela: "Qujâvârssuk! Saya adalah orang pertama yang mendengar ikan paus bernapas.”

Itu adalah si orang kuat, yang ingin mengungguli Qujâvârssuk. Qujâvârssuk tidak berkata apa-apa seperti biasa tetapi orang tua itu berkata: "Qujâvârssuk sudah mendengarnya saat masih malam." Mereka mendengarnya tertawa dan berlalu.

SI orang kuat membawa umiak, kayak besar, ke dalam air untuk mendayung ke arah paus. Lalu Qujâvârssuk keluar. Para pemburu sudah mendayung jauh ketika Qujâvârssuk baru membawa perahunya ke air. Dia mendapatkan kayaknya penuh air dan menariknya lagi ke pantai, menumpahkan airnya, lalu menariknya kembali ke air.

Qujâvârssuk mendayung mencari para pemburu. Mereka sudah mendayung jauh dan ketika mereka melihat ke depan, orang kuat Amerdloq itu sudah jauh di depan. Sebelum dia tiba di tempat dia perbuan, Qujâvârssuk menyuruh para pemburu berhenti dan diam. Tetapi mereka ingin mendayung lebih jauh lagi karena percaya bahwa paus tidak akan pernah bisa bernapas di tempat itu. Qujâvârssuk berkata kepada mereka: "Kamu akan melihatnya ketika dia muncul."

Hampir tidak ada umiak yang berhenti, ketika perahu Qujâvârssuk mulai bergetar. Ketika dia berbalik, seekor paus cukup dekat. Sekarang para pendayung memohon padanya dengan semangat untuk mengarahkan umiak ke tempat itu. Ini pertama kalinya dalam hidupnya Qujâvârssuk melihat binatang buas itu dan dia berkata: "Mari kita lihat."

Para pendayungnya harus tetap diam. Ketika orang kuat Amerdloq mendengar napas ikan paus, dia melihat ke sekelilingnya dan di sana tampak binatang buas itu berbaring seperti batu besar di samping Qujâvârssuk. Dia berteriak kepada Qujâvârssuk: "Tombak dia!"

Qujâvârssuk tidak menjawab, tetapi para pendayungnya sekarang lebih bersemangat daripada sebelumnya. Ketika paus telah bernapas cukup lama, ia menyelam lagi. Sekarang para pendayungnya sangat ingin pergi lebih jauh karena tidak mungkin paus itu akan muncul lagi dengan cara demikian. Tetapi Qujâvârssuk tidak bergerak sama sekali.

Paus tinggal lama di bawah air dan ketika muncul lagi ia masih dekat dengan mereka. Sekarang Qujâvârssuk memandangnya lagi untuk waktu yang lama sehingga para pendayungnya menjadi sangat marah padanya. Sejenak sebelum paus itu menyelam lagi, Qujâvârssuk berkata: "Sekarang mendayung ke arahnya."

Mereka mendayung ke arah paus dan Qujâvârssuk menombaknya. Paus itu kesakitan dan menyelam. Qujâvârssuk melempar kandung kemih anjing laut, yang kemudian langsung tenggelam.

Pemburu-pemburu yang lebih jauh meneriakinya: “Ketika paus terkena tombak, dia akan selalu berenang ke laut. Dayung sekarang ke tempat dia tampaknya akan muncul.”

Tetapi Qujâvârssuk tidak menjawab dan tidak berpindah dari posisinya. Setelah orang-orang berteriak untuk ketiga kalinya, barulah dia menjawab: "Hewan-hewan yang aku tombak selalu bergerak ke arah rumahku."

Para pemburu lain menertawakannya tapi kemudian mereka mendengar air berkecipak ke pantai dan di sana terbaring, persis seperti ikan kecil, seekor paus yang terbalik dan berjuang melawan kematiannya. Mereka mendayung ke sana dan mengepungnya.

Si orang kuat mendayung ke arah mereka dan ketika dia tiba, dia berkata: "Tidak ada satu pun dari kalian yang sudah makan dan di sini ada seekor paus yang baru terbunuh?"

Qujâvârssuk menjawab: "Tidak ada yang boleh memakannya sampai ibuku makan dulu."

Tetapi si orang kuat mencoba untuk memakannya semulut penuh. Ketika dia melakukannya, busa keluar dari mulutnya. Dia meludahkannya karena makanan itu merusak mulutnya.

Mereka membawa tangkapan pulang dan ibu Qujâvârssuk memakannya. Semua kemudian memakannya juga dan makanan itu sama sekali tak merusak mulut mereka. Tetapi si orang kuat, yang duduk lama sekali, menjadi satu-satunya dari mereka yang tidak makan karena dia harus menunggu sampai mulutnya sembuh.

Si orang kuat Amerdloq tidak menangkap seekor paus pun sampai setelah Qujâvârssuk menangkap seekor paus lagi.

Selama satu tahun penuh, Qujâvârssuk tinggal di Amerdloq. Ketika musim semi tiba, dia kembali ke rumahnya di selatan. Dia datang ke kampung halamannya dan kemudian meninggal di sana.

Demikianlah cerita ini berakhir.



Cerita ini diterjemahkan dari "Qujâvârssuk" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64038.60
ETH 3148.89
USDT 1.00
SBD 3.97