Kembang Kertas (Original Poem)
Apakah sebuah puisi butuh penjelasan? Apakah sebuah puisi butuh pengantar? Bukankah karya sastra menjadi indah dan menarik karena pengalaman subyektif masing-masing orang? Bagaimana menurutmu?
Source: Max Pixel
Kembang Kertas
Kau pasti lupa pada nubuat tukang pos: bunga
Lebih berharga daripada kata-kata. Maka
Sembilu sepi menyayat nadi. Di hari jadi kita
Dukamu berkecambah. Suntingkan saja
Kembang kertas di telinga kanan. Esok itu baka
Jadi buang saja sedu lirih. Lemparkan kerling mata
Pada lelaki tua yang tak pernah bahagia. Sebagai rusa
Memanah rembulan. Kau berjingkat keluar dari garis kalangan lama
Terungku kanak-kanak. Di kota bersua ksatria
Pencipta panah bermadah. Buru-buru membidik putik tanpa
Mahkota duri. Purnama mengaburkan waspada.
Panah. Panah itu menembus kabut damba
Tersaput bisu berkarat. Nanah.
Aduhmu adalah tangisan padang sunyi seabad hampa.
Candra mengatupkan mata enggan bersaksi pada
Bumi dan matahari. Ketika kembang kertas terlepas lena.
Kau kangen kalangan yang digambar bapa
Pengusir segala mantra. Kau telah langkahi lingkaran dupa
Dan abadi menjadi mati. Kembang kertas berdarah
Menganak sungai. Kau pasti lupa
Nubuat tukang pos: bunga
Lebih berharga daripada kata-kata.
#poetry #indonesia #writing #photography #blogiwankart #wisdom #blogger
#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar
I wrote some Eskimo folktales. Read all stories in #eskimofolktales.
I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me. |
As a follower of @followforupvotes this post has been randomly selected and upvoted! Enjoy your upvote and have a great day!