MANAGEMENT SYSTEM TREASURY OF BAITUL KARIM MOSQUE

in #esteem6 years ago

image
image
the management system of the treasury of Baitul Karim Mosque which is different from the wakaf land management system applied to the management of oil palm plantation which is also the asset of Baitul Karim Mosque, where the management of the garden uses wage system to the workers, while all operational and fertilizing cost is borne by the Baitul Mosque Karim as nazhir of the wakaf land. As for the assets of treasures meusara Baitul Karim Mosque in the form of ponds and outside the District Lhoksukon that is in Gampong Matang Baroh Lapang District, the management system is leased by the board of Baitul Karim Mosque with reasonable rental price according to market price and usually the rental price has increased periodic so as to provide an increasing advantage for the prosperity and asset development of Baitul Karim Gampong Leubok Village Lhoksukon District.

To determine the manager of wakaf land in the form of rice field located in Gampong Leubok, the mosque board consults with Imum Syik to decide to whom the wakaf land is given to be managed by prioritizing to the less fortunate and have no paddy fields. Usually the number of people belonging to the poor and have no paddy fields at all is quite a lot so that the mosque administrator implements the turn system so that all the less fortunate people have the opportunity to manage and cultivate the land, so as to help the economy and the welfare of the underprivileged. As for the workers who periodically handle and manage the wakaf assets of the mosque in the form of oil palm plantations, Baitul Karim Mosque Authority uses the services of the youth in Gampong Leubok so it is expected to open employment although it is seasonal and minimizes unemployment among youth.

In order to make the treasures of Baitul Karim Mosque more productive and the result can be rotated and sustainable and become the main source of income for the mosque's cash, the mosque management as nazhir from the meusara property develops the results of the wakaf land as productive business capital through the livestock business ie mawah the cattle that are also managed by the people of Gampong Leubok and buy threshing machines which annually profit from the business becomes cash inflows Baitul Karim Gampong Leubok Mosque Lhoksukon District used for the needs of the construction and maintenance of the physical routine of mosques and nesting for non-physical such as ikramiah (honor) Imum Syik and bilal Masjid and also to pay electricity bills and ikramiah for khatib and muezzin every Friday.
image
image

BAHASA INDONESIA

sitem pengelolaan harta meusara Masjid Baitul Karim yang berbeda dengan sistem pengelolaan tanah wakaf sawah diterapkan pada pengelolaan kebun sawit yang juga merupakan aset meusara Masjid Baitul Karim, dimana pengurusan kebun tersebut menggunakan sistem upah kepada para pekerja, sedangkan semua biaya operasional dan pemupukan ditanggung pengurus Masjid Baitul Karim selaku nazhir dari tanah wakaf tersebut. Sedangkan untuk aset harta meusara Masjid Baitul Karim yang berupa lahan tambak dan berada di luar Kecamatan Lhoksukon yakni di Gampong Matang Baroh Kecamatan Lapang, sistem pengelolaannya disewakan oleh pengurus Masjid Baitul Karim dengan harga sewa yang wajar sesuai harga pasaran dan biasanya harga sewa tersebut mengalami peningkatan secara periodik sehingga memberikan keuntungan yang semakin meningkat untuk kemakmuran dan pengembangan aset Masjid Baitul Karim Gampong Leubok Kecamatan Lhoksukon.

Untuk menentukan pengelola tanah wakaf yang berupa sawah yang terletak di Gampong Leubok, pengurus Masjid bermusyawarah dengan Imum Syik untuk memutuskan kepada siapa tanah wakaf tersebut diberikan untuk dikelola dengan memprioritaskan kepada warga yang kurang mampu dan sama sekali tidak memiliki lahan sawah. Biasanya jumlah warga yang tergolong fakir miskin dan tidak memiliki lahan sawah sama sekali lumayan banyak sehingga pengurus Masjid menerapkan sistem giliran sehingga semua warga yang kurang mampu mendapat kesempatan mengelola dan mengusahakan tanah tersebut, sehingga dapat membantu perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu. Sedangkan untuk pekerja yang secara periodik menangani dan mengurus aset wakaf Masjid berupa kebun kelapa sawit, Pengurus Masjid Baitul Karim menggunakan jasa para pemuda di Gampong Leubok sehingga diharapkan dapat membuka lapangan kerja walaupun sifatnya musiman dan meminimalkan pengangguran di kalangan pemuda.

Dalam rangka menjadikan harta meusara Masjid Baitul Karim lebih produktif dan hasilnya dapat berputar dan berkesinambungan dan menjadi sumber pemasukan utama bagi kas Masjid, pihak pengurus Masjid selaku nazhir dari harta meusara tersebut mengembangkan hasil dari tanah wakaf tersebut sebagai modal usaha produktif dengan melalui usaha peternakan yakni mawah lembu yang juga dikelola warga Gampong Leubok dan membeli mesin perontok yang setiap tahun keuntungan dari usaha tersebut menjadi pemasukan kas Masjid Baitul Karim Gampong Leubok Kecamatan Lhoksukon yang digunakan untuk kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan rutin fisik Masjid dan pengeluran untuk non fisik seperti ikramiah (honor) Imum Syik dan bilal Masjid dan juga untuk membayar rekening listrik dan ikramiah untuk khatib dan muazzin setiap jumat.

Sort:  

To tell us about the management system of the treasury of Baitul Karim Mosque.thank you.

This user is on the @buildawhale blacklist for one or more of the following reasons:

  • Spam
  • Plagiarism
  • Scam or Fraud

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63799.64
ETH 3130.40
USDT 1.00
SBD 3.97